"Mulai!!!"
Teo hanya berdiri diam, perbedaan petarung profesional dengan orang bisa terlihat jelas. Bagi orang biasa akan selalu menyerang terlebih dahulu, akan tetapi bagi para pro .. mereka menunggu waktu yang tepat.
("Ternyata Zeke pun terdiam, entah karena waspada atau dia takut kepadaku") pikir Teo.
("Akan kutunggu ketika dia berkedip") Zeke yang tak mau mengalah, menunggu kesempatan yang tepat.
Zeke dan Teo hanya saling menatap ditempat tanpa pergerakan, menunggu waktu yang tepat.
("Sekarang!") teriak dalam kedua hati mereka.
Seketika Zeke melesat ke arah Teo dengan step dan lompatan kecil. Zeke mengarahkan pukulan tepat ke bagian dagu Teo,(Wush !!) tetapi karena Teo telah membaca gerakkan Zeke,("Cepatnya!! ... sepertinya Zeke bukan pemula")
Teo menghindar dan menyerang balik dengan pukulan yang sama, akan tetapi-
"Apa!? ... pukulan tipuan!" Teo yang terkejut akan serangan tipuan Zeke kehilangan fokusnya dan terbuka celah untuk serangan lainnya.
Pukulan pembukaan Zeke hanya tipuan. Zeke memancing dengan tangan yang berbeda, dan saat serangan balik, Zeke menyerang dengan tangan satunya.
Tepat mengenai dagu bawah!
("1% kemampuanku. cukup untuk menumbangkan pro fighter") pikir Zeke.
Itulah kesimpulan Zeke, tetapi-
"Wah hampir kena!" Menghindar dengan mudah, berpura-pura terkena pukulan Zeke. Bagi siapapun kekuatan menang penting, akan tetapi pengalamanlah yang utama, Zeke bersiap untuk serangan berikutnya yang telah ia siapkan.
("Baiklah setelah berpura-pura ... berikutnya tendangan ke atas dengan tumpuan kaki terkuatku") Teo yang terlihat terpental kebelakangpun menyiapkan serangan dengan kaki kanannya.
("Sayang sekali kak Teo ... upper cutku hanya pancingan untuk mengincar kakimu") Zeke yang membaca pikiran Teo, dan mengincar paha Teo.
Kaki dan siku saling berhantaman.
"Bugh !!" Suara benturan terdengar cukup keras, namun serangan Zeke tak berhenti sampai disitu setelah menahan tendangan kak Teo.
("Berakhir sudah ..") Zeke lancarkan pukulan dengan tangan satunya, tepat di dadanya.
"Dug!!" ... Teo terkena serangan Zeke dan keluar arena pertandingan. 1% kekuatan Zeke mutlak mengalahkan pro fighter ... Semua orang terkejut melihat kekalahan Teo.
"Wah serangan yang tak terduga yah, Zeke". Puji Teo, sembari mengelus dadanya dan berusaha bangun.
"Sayang sekali kak, aku bukanlah pemula" Zeke menjulurkan tangannya untuk membantu kak Teo bangun.
Dias yang terfokus kepada Zeke dikalahkan dengan mudah oleh kak Rafa. Dan kegiatan club Karate hari ini berakhir. Zeke dan club karate pergi ke kedai ramen dekat sekolahnya, berpesta untuk menyambut kedatangan Zeke di club karate.
"Tuan Zeke kemana yah ... seharusnya dia latihan Taekwondo hari ini, mana sudah jam 8 malam"
("Oh iya ... aku lupa mengubungi Lee"). Celetuk Zeke dalam hati
.1 Bulan kemudian.
Namaku Lia, aku kelas 3-2. Aku tak seberuntung anak seusiaku ... ayah, ibu, dan adikku meninggal saat kecelakaan 5 tahun yang lalu. Di sekolah aku selalu di jauhi teman-temanku karena aku pembawa sial ... namum semua itu berubah ketika aku berpacaran dengan Leo.
Di akhir musim semi kami berpacaran, aku sangat menyayanginya ... dia baik, sabar, dan bertanggung jawab. Kisah cinta yang aku alami pertama kali terasa indah, bak bunga tulip yang mekar di musim semi.
"Lia yuk pulang" Ajak Leo yang berdiri di depan gerbang sekolah.
"Iya Leo"
Walaupun rumah kami berbeda, dia selalu mengantarku sampai rumah. Di sepanjang jalan, kami berbincang-bincang soal hal yang menyenangkan, hobby, impian, makanan kesukaan, dan lainnya. Aku bahagia bersamanya, sampai kapanpun aku akan menyayanginya.
"Lia ... kita mampir makan dulu yah"
"Iya Leo"
Aku selalu menuruti perkataan Leo, bagiku Leo adalah penuntun menuju kebahagiaan baruku ... Hubungan kami sudah berjalan lebih dari 1 bulan, semua berjalan menyenangkan. Hingga-
"Nah sudah sampai Lia" Leo dan Lia berdiri di depan sebuah bar di sudut kota.
"Eh? Inikan ..."
Aku terkejut, Leo mengajakku makan di sebuah Bar khusus orang dewasa.
"Sudah tidak apa-apa Lia, aku mau ketemu teman lamaku dulu yah". Mencoba lebih meyakinkan Lia
"Oh kalau begitu aku tunggu diluar yah"
"Ayo ikut masuk saja ... orang-orangnya baik kok"
"Tapi Leo .."
"Kan ada aku Lia"
Senyuman Leo yang manis membuat diriku terlena rayuannya, Leo terkenal pria yang tampan dan ramah kepada siapapun. Aku sangat beruntung bisa berpacaran dengannya, seperti mimpi.
Kami memasuki bar, dunia yang benar-benar berbeda dari duniaku. Bau alkohol dimana-mana ... aku mulai khawatir, karena orang-orang mulai memperhatikanku dan Leo.
"Lia ... kamu duduk disini dulu yah aku mau menemui temanku yang ada disana" Menunjuk ke bartender.
Tak lama kemudian Leo kembali dengan dua gelas air putih.
"Lia minum dulu nih".
"Eh ini?"
"Tenang cuma air putih kok ... mana mungkin aku akan macam-macam kepadamu"
Di dunia ini hanya satu orang yang bisa kau percayai, dirimu sendiri.
Aku yang mempercayai omongan Leo telah masuk kedalam neraka, seketika badanku lemas dan pandanganku mulai kabur. Panas, dingin, aku tak bisa merasakan apapun.
("Aku dimana ... Leo ... kamu dimana ?")
Kesadaranku yang tak pulih dan aku hanya bisa membuka kedua mataku saja.
"Nih uangnya Leo, gadis kali ini sesuai pesanan ... hahaha kau hebat Leo" celetuk paman yang terlihat sudah berusia 40 tahun.
"Ah jangan memujiku paman, nanti aku bawakan gadis yang kamu mau"
("Leo! Kau ... kau meeenn...jjjuaalll ku!?")
Aku yang terkapar lemas hanya bisa pasrah, disetubuhi dengan kasar oleh pria yang tak dikenal. Marah, benci sedih, kecewa ... aku ingin mati.
Di malam yang sunyi, aku berjalan sempoyongan setelah berhasil melarikan diri dari tempat itu. Aku menangis di sepanjang jalan, tak percaya ... orang yang aku sayangi dengan mudahnya menjualku kepada orang lain ... apakah diriku hanya sebatas uang.
"Hiks...hiks... aku ingin mati... orang tuaku yang telah meninggal, tak punya teman, dan kini ... pacar yang sangat dipercayai malahan ... hikss .. hikss"
Lia yang tak kuat menahan luka yang ia alami hanya bisa menangis dalam sunyi.
Lia yang tenggelam dalam kesepian abadi, perasaan kecewa mendalam memutuskan untuk bunuh diri. Berjalan menuju jembatan di dekat stasiun kereta, karena sudah malam tak banyak orang yang lewat. Di saat akan mengakhiri hidupnya tiba-tiba teringat sosok pria yang akhir-akhir ini dibicarakan anak-anak, Zeke.
"Kenapa di saat terakhir hidupku aku teringat orang itu, padahal aku tak pernah sekalipun mengajak berbicara. Dia adik kelasku, dan aku sudah punya kekasih ... lalu kenapa harus dia" Lamun Lia.
Tanpa ragu Lia memanjat pembatas jembatan, dipejamkan matanya dan membulatkan tekad untuk mengakhiri hidupnya.
("Aku mengutuk takdirku!") teriak dalam hati Lia.
"Kalau begitu jual saja jiwamu kepadaku ... maka akan kukabulkan keinginanmu" terdengar suara pria yang tak asing baginya
("Zeke ... ?") Lia tak dapat bergerak, dia tetap berdiri dan berusaha mengabaikan Zeke.
"Apa maumu?" Tanya Lia dengan nada datar.
"Jangan membuang nyawamu dengan sia-sia, jual padaku dan akan aku kabulkan keinginanmu"
"Zeke ... apakah Tuhan itu ada?"
"Tuhan itu ada". Tegas dan singkat jawaban Zeke.
"Lalu kenapa aku mendapat takdir seperti ini !!"
"Jual jiwamu, akan aku kabulkan keinginanmu" Zeke terus dan terus menghasut Lia. Bagi Lia, Zeke adalah sosok malaikat maut yang masih berbaik hati untuk membantunya ... untuk terbebas dari belenggu takdir yang menyakitkan.
"Lia ... bangun !! Waktunya sekolah"
("Suara ini ... mamah !") Lia yang tak mau berharap karena menganggap ini hanya mimpi tetap kengabaikannya.
"Ish Lia !!! Bangun ... !" Belai lembut rambut Lia.
Tak percaya dengan kenyataan ini, Lia perlahan membuka kedua kelopak matanya yang sayup.
"Mamah!" Teriak Lia dan langsung memeluk Ibunya.
"Dasar Lia ... kenapa menangis si ... cepat rapihkan kasurmu"Bergegas Lia merapihkan kasurnya dan berjalan keruang makan.
Ayah, Ibu, dan adikknya telah menunggu Lia di ruang makan. Setelah semua disiapkan, Lia bergegas berangkat kesekolah.
Sesampainya disekolah, keajaiban lainnya terjadi.
"Lia selamat pagi !!" Sapa Rose dan Yasmin.
Lia tak percaya, mempunyai teman ... keluarga yang utuh .. ("jangan-jangan aku hanya mimpi buruk soal Leo!") pikir senang Lia.
"Hai Lia ... kamu kemana aja si akhir-akhir ini engga masuk sekolah?" Tanya Leo.
"Leo !!"
Lia bergegas lari kearah Leo dan memeluknya .. ("aku sangat bahagia kalau semua yang aku alami hanya mimpi")
.Sesaat sebelum Lia bunuh diri.
Zeke yang tak sengaja melihat Lia berjalan mendekatinya. Zeke merasakan emosi gelap yang pekat dari Lia, dendam ... kebencian ... amarah ... rasa ingin membunuh. Zeke yang tak tega melihatnya berusaha membebaskan Lia dari emosi gelap itu.
"Berikan jiwamu kepadaku kak, akan ku kabulkan keinginanmu" tawar Zeke dengan tatapan tajam.
Lia yang terhanyut dalam emosi gelap hanya terdiam, akan tetapi dilubuk hatinya dia ingin merasakan kehidupan normal ... memiliki keluarga utuh, teman yang baik dan pacar yang menyayanginya. Setelah Zeke membaca isi hatinya, dia paham apa yang kak Lia inginkan.
"Art of darkness : Void"
Kemampuan terbaru milik Zeke, memanipulasi emosi gelap dan mengubahnya menjadi ilusi tak terhingga. Zeke mendapatkan kemampuan barunya setelah dia menukan buku milik ayahnya, kemampuan dari bangsawan sejati.
Tubuh Lia terselimuti kegelapan yang pekat, Lia pun terjebak dalam ilusi abadi yang ia inginkan dan mati dalam bahagia. Lia terjatuh ke dalam sungai, tepat sebelum seluruh badannya tertelan arus sungai Zeke melihat wajah Lia dengan senyuman manisnya, di akhir hayatnya.
Suasana sekolah cukup suram hari ini, terdengar kabar duka tentang kak Lia. Tak ada satupun yang bersedih atas kematian Lia, keluarga tak ada, temanpun tak ada, bahkan Leo terlihat tak peduli sedikitpun.
"Hei Zeke kau sudah dengar kabar di berita?" Dengan nada semangat Dias membuka obrolan saat makan siang bersama Zeke.
"Soal apa?" Tanya Zeke sembari memotek sumpit yang akan ia gunakan untuk menyantap ramen pesanannya.
"Kakak kelas kita, Lia tewas menggenaskan ! Tubuhnya ditemukan di tepi sungai Nakakita !".
[Nakakita adalah sungai besar yang terdapat di perfektur Miyagi, Jepang]
"Apa kau takut nanti bakal gentayangan huh?" Ejek Zeke sambil menjitak kepala Dias, pelan.
"Bu..bukann begitu Zeke !! " Dias yang berpura-pura memberanikan dirinya terus mengusap pipinya yang berkeringat.
"Dasar penakut kau Dias" jawab sinis Zeke.
Setelah berita kematian Lia tersebar luas, Zeke bergerak menemui Leo di bar. Sesampainya di depan bar, tanpa ragu Zeke menendang pintu bar. Semua orang terperanjak tak terkecuali Leo.
"Oi kak Leo dimana kau!" Teriak Zeke tanpa mempedulikan orang disekitarnya yang menatap kesal. Orang-orang yang tak terima dengan perilaku Zeke berdiri dengan pisau si setiap telapak tangan. Lagi, Zeke tetap berteriak mencari Leo.
"Siapa kau bocah ! Mau mati hah!" Teriak salah satu pria berbadan kekar.
"Paman ... apa kau tahu dimana kak Leo?" Zeke yang tak takut sedikitpun memelototi pria tadi. Suasana bar semakin memanas, entah disengaja musim metal berbunyi secara bersamaan.
"Bangsat cilik ini mau mati rupanya !" Salah satu pria tadi berlari keatah Zeke dengan pisau yang siap ditikamkan. Dengan percaya dirinya, Zeke hanya berdiam ... lalu-. Kaki kanannya dengan cepat mendarat tepat di lehernya, dan pria itu pingsan. Semua orang tertegun melihat hal yang tak diduga, di saat bersamaan Leo muncul dari balik pintu koboi yang cukup dekat dengan Zeke. Reflek, Zeke mencekik leher Leo.
"Ugh ! Appaa yyyangg kau lakukan, siapaa kau?" Sesak Leo karena cekikan Zeke. Semua pria yang makin geram kepada Zeke serentak berlari kearah Zeke untuk membantu Leo.
"Art of darkness : command. Jangan bergerak "
Hanya mendengar satu kata, semua orang yang berada di dalam bar tak dapat menggerakkan tubuh mereka. Aura gelap pekat keluar dari Zeke, membuat merinding setiap orang yang melihatnya terutama Leo yang tepat di cengkeraman Zeke.
"Dimana pria yang melecehkan Lia?" Tanya Zeke kepada Leo dengan tatapan tajam. Wajah Leo semakin pucat, kesadarannya hampir hilang akan tetapi Zeke mengencangkan cengkeramannya dan membuat Leo sedikit terdasar.
"Ddiiaa bernama Zenon, dia tidak ada disini" jawab Leo terpatah-patah.
("Sepertinya dia tak berbohong") Zeke melepaskan cengkeramannya, dan menusuk Leo dengan tangannya.
"Ghaaaa !!" Darah muncrat dari mulut Leo, lalu dari balik pintu keluar gigi-gigi yang tajam dan menelan Leo. Tanpa belas kasihan Zeke membantai semua yang ada di bar, baginya tempat itu adalah tempat yang harus dihilangkan demi membayar nyawa Lia.
"Art of darkness : black hole"
Hanya hitungan detik semua orang yang ada di dalam bar tertelan kegelapan bulat-bulat, bagaikan makhluk dunia lain yang muncul dan menarik makhluk hidup ke alam lain. Tangan-tangan yang bermunculan di setiap sudut ruangan dan mulut dengan gigi taring yang menggerogoti semua yang ada di dalam bar.
Zeke keluar dari bar dengan seragam sekolah penuh darah, menggerogoh saku celananya untuk meraih handphone miliknya.
"Hallo Lee segera jemput aku sesuai lokasi yang telah aku kirim" Zeke menghubungi Lee sembari menggosok bekas darah yang masih menempel di seragam sekolahnya.
"Baik Tuan" balas Lee dan telefon diakhiri oleh Zeke.
Selang beberapa menit Lee tiba dengan mobil berwarna hitam, Lee terkejut melihat seragam Zeke penuh dengan corak darah. Tanpa mempedulikan ekspresi Lee, Zeke masuk kedalam mobil dan melepas seragam sekolahnya. Mereka kembali ke rumah Zeke, di sepanjang perjalanan Zeke melamun menatap awan yang berlalu lalang. Zeke terus memikirkan buku yang ia ambil di ruangan ayahnya 2 tahun lalu.
5.000 tahun sebelum masehi manusia hidup di alam surga, manusia hidup berdampingan bersama dengan damai. Dahulu kala umat manusia juga mampu menggunakan seni alam dunia atau yang disebut dengan "ART", Art adalah kemampuan manusia untuk memanipulasi apapun yang ada di alam dunia. Api, air, tanah, udara, hutan, es, besi bahkan roh-roh dari berbeda dunia. Manusia dipimpin oleh para bangsawan yang mampu menggunakan art dengan sempurna, para bangsawan ras manusia mengatur semua yang ada di alam surga maupun alam dunia.
Akan tetapi, ras dari bangsa lain mulai iri kepada ras manusia. Ras Dewa, Ras iblis, maupun Ras peri bersatu untuk menumbangkan Ras manusia. Dan terjadilah peperangan antar ras yang dikenal dengan "Ragnarok", peperangan itu terjadi selama 3 abad lamanya dan diakhiri dengan kekalahan manusia.
Kekuatan manusia di segel oleh ketiga Ras, dan hanya keturunan murni bangsawanlah yang dapat menggunakan Art. Manusia dikirim ke bumi untuk hidup tanpa dibolehkan menggunakan Art untuk selama-lamanya. Kemudian, untuk mengatur kehidupan manusia dan menutup sejarah sebenarnya tentang manusia terciptalah 7 pendosa. Organisasi pertama yang dibuat untuk mengatur segala hal di dunia yang terdiri dari beberapa Ras dewa, iblis, dan peri dan lainnya.
"Lee nanti malam kita pergi mencari Zenon dan informasi tentang 7 pendosa" tegas perintah Zek.
"Baik tuan serahkan kepadaku". Dengan percaya dirinya Lee mengindahkan perintah Zeke.