Chereads / Perawan Cinta / Chapter 31 - BAB 31. JERA

Chapter 31 - BAB 31. JERA

( PERAWAN CINTA)

Sekarang bibi Ijah menginap di rumah kami. Untuk menemani aku menjaga dan merawat Sulthan. Pagi harinya aku sudah bangun dan membantu bibi Ijah memasak di dapur untuk aku bawa masakan ke rumah orang tua aku. Hari ini Thamus libur kerja jadi tugas Thamus menjaga Sulthan.

" Udah selesai masaknya?!" tanya Thamus sambil menggendong Sulthan.

" Udah kok sayang. Ini aku lagi di bantu bibi Ijah untuk membawa masakan ke rumah ayah"'ujarku yang telah menempati masakan lauk dan sayur di Tupperware.

" Berat juga ya sekarang Sulthan. Ini belum makan. Apalagi nanti udah makan" ujar Thamus sambil menonton TV di ruang tamu.

" Hehehe.. kamu kan gendong anak Lanang cuma libur kerja doang udah ngeluh. Aku sama bibi Ijah biasa aja tuh" Ujarku menyindir Thamus.

" Hehehe. maaf ya sayang aku udah mengeluh. Padahal tugas kamu dan bibi Ijah juga udah berat" ujar Thamus tersipu malu.

"Jangan seperti itu lagi ya sayang. Kalo kamu ngeluh nanti Sulthan gak mau di gendong kamu lagi lho" Ujarku meledek.

" Yah kamu jahat banget doain begitu sayang. Masa doain Sulthan gak mau lagi di gendong sama aku sih. Nanti tambah repotlah kalo gak mau di gendong sama aku. Kalo kamu lagi ke toilet. Ya masa kamu bawa-bawa Sulthan" ujar Thamus bercanda.

" Hahahaha... gitu ajah udah baper banget sayang" Ujarku tertawa terbahak-bahak.

" Yah gimana enggak baperan kalo kamu ngomong nya begitu" ujar Thamus cemberut.

Setelah perbekalan selesai. Aku langsung mandi,ganti baju dan merias diri secantik mungkin agar Thamus tak berpaling dari wanita lain. Setelah itu kami pun langsung pamitan ke bibi Ijah untuk pergi ke rumah ayahku. Dan sesampainya di rumah. Saat hendak memasuki ruang tamu aku melihat Rafaela menangis sambil di peluk oleh ibuku. Sedangkan ayah membuang baju Rafaela dan anaknya di depan kamar tidur Mereka.

" Assalamualaikum. Kami datang" Ujarku menyapa semuanya.

" Wa alaikum salam sayang. Kamu di ruang tamu dulu ya. Ibu mau mengantar Rafaela ke kamar ibu untuk beristirahat" ujar ibuku.

" iya Bu" Ujarku sambil duduk dan menonton TV bersama dengan Thamus.

Tak lama kemudian ibuku datang menghampiri aku dan Thamus yang sedang asyik menonton TV di ruang tamu.

" Ada apa Bu yang terjadi disini?! Sampai Rafaela menangis!!" tanyaku penasaran.

" Rafaela abis ribut sama ayah kamu!!" ujar ibuku.

" Memangnya ribut kenapa ya?! Sampai Rafaela nangis dan di bawa ke kamarnya ibu?!" tanya Thamus penasaran.

" Ribut masalah anak sayang" jawab ibuku.

" Anak?!! Maksudnya gimana ya?!" tanyaku makin bingung.

" Iya jadi ayah kamu menyuruh agen mata-mata untuk memantau kemana saja Rafaela pergi setiap harinya." ujar ibuku.

" Terus apa yang terjadi setelah itu?!" tanyaku makin penasaran.

" Yang terjadi. Ayah kamu menemukan berita yang kurang mengenakkan hati. Bahwa selama ini Rafaela tinggal disini penuh kebohongan." ujar ibuku.

" Maksudnya penuh kebohongan Gimana Bu?! Aku masih kurang paham" ujar Thamus.

" Iya awal pertama kali kenal dengan ayah kamu adalah penyanyi cafe. Ayah kamu meminta nomer telpon. Terus mengajak kencan dan check on ke hotel hampir setiap malam. Jadi sebulan mereka melakukan hubungan intim terlarang. Rafaela hamil dan meminta tanggung jawab terhadap ayah kamu. Makanya ayahmu menikahi Rafaela karena sedang hamil. Dan pikir ayah kamu anak di dalam kandungan Rafaela adalah darah daging dari ayah kamu tapi ternyata bukan" ujar ibuku menjelaskan.

" Astaghfirullah!! Kok bisa sih dia berbohong sama ayah!!' Ujarku sedih.

Aku melanjutkan obrolan berdua dengan ibuku di halaman belakang rumah yang telah di renovasi. Mengobrol sambil menikmati taman kecil ide dekorasi dari ayahku.

" Namun setelah agen mata-mata menelusuri ternyata anak Rafaela bukan darah dagingnya dari ayahmu. Melainkan darah daging mantan suaminya Rafaela. Yang kini telah di penjara atas kasus berjudi dan minum-minum keras( Alkohol)" ujar bundaku.

" Astaghfirullah!! Aku pikir Rafaela menikah dengan ayah masih single ternyata sudah pernah menikah. Wah hebat banget ayah pake suruh mata-mata menelusuri kegiatan sehari-hari Rafaela" Ujarku terkejut.

" Ya namanya ayahmu suka curigaan orangnya. Jadi meskipun ayah kamu terlihat cuek dan dingin. Tapi perhatian kepada ibu sangat hangat" ujar ibuku memuji ayahku.

" Iya Bu sekarang aku sadar kok. Ayah emang yang terbaik meski pernah melakukan kesalahan dan menyakiti hati ibu" Ujarku sambil memeluk erat tubuh ibuku.

Ayahku pergi main golf bersama rekan bisnisnya setelah ngamuk dan marah kepada Rafaela karena telah sekian lama membohongi ayahku. Dan membuang semua baju dan barang barang Rafaela di luar kamarnya. Dan ayahku mengajukan gugatan perceraian di pengadilan terhadap Rafaela. Sedangkan Rafaela menangis dan tak mau bercerai dengan ayahku.

" Terus sekarang ayah kemana Bu?!" tanyaku.

" Ayah kamu lagi maen golf bersama rekan bisnisnya. Kalo pulang larut malam Mulu akhir-akhir ini. Dan semalam mengobrol sama ibu di kamar sambil meminta maaf kepada ibu karena telah menyakiti hati ibu. Juga telah percaya omongan bohong Rafaela selama ini. Dan baru pertama kali selama menjalani kehidupan rumah tangga bersama ayah kamu. Ibu melihat dengan mata kepala ibu Sendiri bahwa ayah kamu berlutut meminta maaf sama ibu sambil menangis" ujar ibuku menangis.

" Ya Allah. Akhirnya ayah aku sadar akan kesalahannya dan perbuatan jahatnya kepada ibu" Ujarku mengusap air mata Ibuku.

" Ibu selalu berdoa semoga ayah kamu dan Rafaela bahagia terus dan langgeng sampai maut memisahkan. Dan ibu sudah membujuk ayah kamu untuk tidak cerai dengan Rafaela karena kasihan anak-anak nya masih kecil dan butuh biaya buat susu dan makanan" ujar ibuku bijak.

" Aku enggak ngerti sama pemikiran ibu terhadap rumah tangga ayah dan Rafaela selama ini. meski ibu sakit hati dan kecewa dengan sikap ayah dan Rafaela tapi ibu masih saja mendoakan mereka langgeng dan bahagia" Ujarku terharu.

" Terkadang kalo kita di sakiti. Bukan berarti kita doakan yang buruk buat orang yang telah menyakiti kita. Itu namanya kita jahat dan dosa. Tapi kalo ada yang jahat sama kita doakan yang terbaik biar kebaikan pula yang akan kita dapatkan lagi dari Allah" ujar ibuku bijak.

" Ya ampun ibu. Aku bangga banget jadi anak ibu. Aku terlahir dengan sifat yang sama dengan ibu. Aku bangga banget. Sehat terus ya bu. Biar Sulthan bisa merasakan terus kasih sayang dari nenek dan Kakeknya" Ujarku menangis.

" Aaamiinn... makasih sayang udah doain ibu panjang umur. Kamu juga doakan semoga bahagia terus ya. Langgeng Pernikahan sama Thamus sampai maut yang memisahkan. Dan tambah anak lagi ya. Mumpung masih muda" ujar ibuku berdoa.

" Aaamiin... makasih ibu atas doanya terhadap aku dan mas Thamus" Ujarku sambil mencium pipi Ibuku.