Chereads / Perawan Cinta / Chapter 33 - BAB 33. AKU PATUT MEMBENCI DIA

Chapter 33 - BAB 33. AKU PATUT MEMBENCI DIA

( PERAWAN CINTA)

Malam harinya setelah aku dan Thamus main ke rumah ayahku. Kamipun pulang dengan lelahnya karena seharian di rumah ayahku memasak bersama hingga nonton film juga maen ps bersama. Menikmati quality time bersama keluarga merupakan hak yang sangat luar biasa buat kami.

" Aku capek banget hari ini di rumah ayah kamu" ujar Thamus sambil menguap.

" Ho oh.. sama sayang. Aku juga lelah di rumah ayahku. Kita barbeque,ngerujak nonton film bareng Sampai maen ps bareng ayah" Ujarku bahagia.

" Sulthan udah bobo belum?!" tanya Thamus sambil rebahan di sofa bangku ruang tamu kami.

" Udah. Barusan aku tidurin. Sekarang lagi pules. Dia seneng banget tadi maen bareng kakeknya sampai sore enggak tidur. Tadi di perjalanan pulang malam pules pas aku gendong" Ujarku sambil menghampiri Thamus di ruang tamu.

" Sayang kita nganu yuk. Mumpung Sulthan bobo. " ujar Thamus sambil menarik tanganku dan tidur di atas badannya Thamus.

" Apa?! Nganu disini yah?! " Ujarku meledek.

" Lah iya dong. Biar kaya di luar negeri kan begitu. Video blue film nya seringkali ada adegan di sofa ruang tamu"ujar Thamus sambil mencoba melepaskan baju aku.

" Wah, ketahuan ya kamu kerja nya nonton video begitu mulu ya" Ujarku menyindir.

" Yah, enggak apa-apa dong. Biar kalo pulang kerja bisa langsung praktek sama kamu. Kan kamu istri aku yang sah. Masa enggak boleh aku minta jatah sama istri sendiri" ujar Thamus cemberut.

" Ih,sayang. Kamu begitu aja udah baperan aja" Ujarku sambil tertawa.

" Ayolah sayang. Mumpung aku lagi bergairah nih. Pas banget lagi hujan. Kan aku butuh kehangatan juga" ujar Thamus sambil membuka bajunya hingga telanjang.

" Oke deh kalo maksa" Ujarku mengiyakan keinginan Thamus.

Akhirnya kami melakukan hubungan intim berdua di sofa bangku ruang tamu. Dan melakukan adegan seksual sesuai keinginan Thamus yang setiap hari menonton video dewasa dan melampiaskan hasrat nafsunya terhadap aku. Kami menikmati cuaca hujan dengan berhubungan intim sampai jam dua pagi. Saat Sulthan dan bibi Ijah tertidur pulas.

" Makasih sayang udah rela begadang demi aku" ujar Thamus yang kelelahan sehabis berhubungan intim denganku.

" Iya sama-sama sayang. Aku mau menyusui sulthan dulu. Biar dia tambah pules bobo nya" ujarku.

" Iya aku tidur duluan ya. Selamat tidur" ujar Thamus sambil mencium keningku dan mencium pipi Sulthan.

" Iya selamat tidur" Ujarku sambil kelonin Sulthan.

Esok harinya setelah sarapan. Thamus pamit berangkat kerja. Sedangkan aku sedang mencuci baju. Dan bibi Imah menjaga Sulthan di kamarnya. Dan setelah aku selesai mencuci baju dan menjemur pakaian. Aku berencana pergi ke supermarket untuk belanja kebutuhan pokok sehari-hari. Karena stok bahan makanan telah habis di kulkas.

" Bibi,aku titip Sulthan dulu ya. Aku mau belanja bulanan dulu di supermarket. Kalo dia harus kasih aja asi aku yang di freezer" Ujarku berpamitan.

" Iya hati-hati di jalan Nyonya" ujar bibi Ijah sambil menjaga Sulthan.

" Iya bibi. Kalo laper ada makanan di kulkas nanti bibi Ijah hangatkan saja ya. Aku pergi dulu ya. Assalamualaikum" Ujarku .

" Wa Alaikum salam" jawab bibi Imah.

Saat aku sedang sibuk memilih belanjaan aku di supermarket. Bibi Ijah Akhirnya kelelahan menjaga Sulthan. Kemudian bibi Imah menghangatkan ASI di freezer untuk Sulthan untuk menidurkan nya. Setelah Sulthan tertidur pulas. Bibi Ijah pun ikut tidur bersama dengan Sulthan. Satu jam kemudian aku kembali ke rumah setelah belanja bulanan. Dan saat aku hendak ke kamar untuk melihat Sulthan. Ternyata sultan tidak ada di kamarnya. Dan bibi Ijah tertidur pulas di kamar.

" Bibi,bangun!! Sulthan kok enggak ada?! Sulthan kemana?!" tanyaku sambil membangunkan bibi Ijah.

" Eh, nyonya. Maafkan saya ketiduran abis kelonin Sulthan" jawab bibi Ijah sambil mengusap matanya.

" Kelonin Sulthan?! Mana buktinya?! Sulthan enggak ada disini!!" Ujarku memberitahu.

" Astaghfirullah!! Sulthan kemana ya?! Beneran Sumpah demi Allah!! Aku tadi kelonin Sulthan disini" ujar bibi Ijah panik.

" Ya Allah. Sulthan kemana ya!! Bibi beneran gak pergi kemana hari ini?!" tanyaku.

" Iya beneran. bibi enggak pergi kemanapun. Di rumah aja maen sama Sulthan di kamar ini" ujar bibi sambil menangis'.

Karena panik dan cemas Akhirnya aku menelepon Thamus saat sedang jam istirahat kerja.

" Assalamualaikum mas Thamus. Lagi apa?! Lagi sibuk enggak?!" tanyaku.

" Waalaikum salam sayang. Aku abis makan siang. Sekarang lagi ngopi bareng temen aku yang lainnya. Ada apa ya sayang?!" jawab Thamus.

" Anu mas. Aku mau ngomong dan kasih kabar buruk di rumah" Ujarku sambil menangis.

" Ngomong apa?! Cerita aja?! Kabar buruk apa?! Coba jelaskan sama aku. Dan aku siap jadi pendengar yang baik" ujar Thamus sambil menikmati secangkir kopi hitam manis nya.

" Sulthan hilang mas" Ujarku sambil menangis.

" Apa Sulthan hilang?! Kok bisa?! Coba ceritakan kronologi nya sampai kamu pikir Sulthan hilang?!" ujar Thamus terkejut.

" Iya. Jadi tadi pagi setelah aku mencuci baju dan menjemur pakaian. Aku pamitan sama bibi Imah untuk belanja bulanan ke supermarket dekat sini. Pas aku pulang belanja dari supermarket aku langsung ke kamar tidur niatnya mau peluk dan cium Sulthan. Pas aku lihat di kamar cuma ada bibi yang tertidur pulas tanpa ada Sulthan di sebelahnya" Ujarku tambah sedih.

" Astaghfirullah sayang!! Kok bisa sih?! Coba kamu cek cctv kita. Kamu lihat di komputer di kamar kita. Kamu lihat rekaman video cctv pada saat kamu belanja bulanan di supermarket. Nanti kalo udah kasih kabar aku ya. Maaf aku enggak bisa Pulang cepat mau ada rapat" ujar Thamus menjelaskan.

" Iya sayang nanti aku coba cek rekaman video cctv kita di komputer kamar kita" Ujarku sambil mengakhiri percakapan kami.

Saat di beritahu Thamus untuk mengecek cctv rumah kami di komputer kamar tidur kami. Aku mencari rekaman video cctv tersebut. Betapa terkejutnya aku melihat sosok laki-laki dengan memakai baju hitam dan topi saat masuk ke rumah kami juga memasuki ruang kamarku dan mengambil Sulthan yang sedang tidur. Setelah aku zoom video. Betapa terkejutnya aku dengan sosok lelaki tersebut yang ternyata adalah mas Valir.

" Astaghfirullah bibi lihat sosok ini. Ini dia mas Valir yang Pernah ke rumah ini. Ngapain ya dia kesini culik Sulthan?!" Ujarku terkejut.

" Iya bibi enggak nyangka kok bisa mas Valir ke rumah ini lagi. Bukannya bilang udah pindah ke malang. Kok malah masih ada disini menculik Sulthan ya" ujar bibi Ijah heran.

" Ini udah tindak kriminal. Enggak bisa di toleransi lagi. Aku aneh banget bibi Ijah sama mas Valir. Enggak kapok bikin ulah sama aku dan mas Thamus." Ujarku kesal.

" Laporan aja ke polisi lagi. Jangan kasih ampun. Kalo perlu jangan bebaskan lagi biar kapok mas Valir nya" ujar bibi Ijah kesal.

" Kalo mas Valir kaya begini terus jadi wajarlah kalo aku patut membenci dia. Karena selalu dan terus mengganggu kehidupan rumah tangga aku" Ujarku sambil marah.

" Lapor ke mas Thamus dulu. Biar mas Thamus yang nanti laporan ke polisi" ujar bibi ijah menyarankan.

Kemudian aku menelepon Thamus dan memberitahu soal video rekaman cctv di rumah kami. Dan aku juga memberitahu kalo mas Valir telah menculik Sulthan saat bibi Ijah sedang tertidur pulas di kamarku.