( PERAWAN CINTA)
Karena sudah dua hari Thamus dan ayahku tak memberikan kabar soal Rafaela. Aku dan ibuku pun jadi khawatir tentang keadaan mereka disana. Takut hal yang buruk terjadi dengan mereka. Makanya aku putuskan untuk menelpon ayahku,Thamus dan Rafaela. Namun hanya nomer Thamus yang aktif saat aku telpon.
" Assalamualaikum mas Thamus!! Kamu kemana aja?! Kok enggak ngasih kabar sama aku!!" Ujarku sambil bawel.
" Wa alaikum salam sayang. Maaf banget aku baru aktifkan handphone. Karena udah dua hari ini aku lagi sibuk ngurusin ayah kamu dan Rafaela yang sedang di rawat di rumah sakit daerah Bandung" ujar Thamus menjelaskan.
" Apa?!! Ayah dan Rafaela masuk rumah sakit?! Parah?! Ada yang luka atau gimana sih?! Coba ceritakan sama aku. Ih kamu parah banget baru kasih tahu aku sekarang!!" Ujarku ngambek.
" Iya sabar dulu ya sayang!! Aku jawab satu-satu ya. Maunya keadaan siapa dulu nih?!" ujar Thamus meledekku.
" Keadaan Rafaela dulu deh!!" ujarku.
" Owh. Alhamdulillah bunda Rafaela udah sembuh. Kemarin dua hari sempat lemah badannya karena tak makan ataupun minum saat di culik oleh Brody yang merupakan mantan suami dari Rafaela yang sudah keluar dari penjara" ujar Thamus memberitahu.
" Terus keadaan ayah gimana,mas?!" tanyaku cemas.
" Kalo keadaan ayah kamu juga sudah membaik. Tinggal nunggu keputusan dari dokter aja kapan bisa balik ke Jakarta. Kemarin ayah sempat mengalami luka tembakan di perut nya. Tapi Alhamdulillah langsung aku telpon Ambulance dan terus membawa ayah dan Rafaela ke rumah sakit terdekat" ujar Thamus bercerita.
" Terus keadaan kamu gimana?! Ada yang terluka kah?!" tanya ku cemas.
" Alhamdulillah aku sehat walafiat. Dan sedang menemani ayah dan Rafaela di rumah sakit." ujar Thamus.
" Alhamdulillah wa syukurilah. Aku senang denger nya. Terimakasih cinta sudah mau membantu ayah menemukan Rafaela. Dan terimakasih juga sudah menemani ayah dan Rafaela yang sedang di rumah sakit. Aku jadi terharu sama sikap kamu" Ujarku menangis.
" Udah ah jangan nangis malu sama Sulthan dan ibu. Iya doain aku selalu sehat biar selalu jagain kamu dan bantuin keluarga kamu terus ya" ujar Thamus.
" Ih kamu jahat ngeledekin aku Mulu. Awas ya kalo nanti pulang." Ujarku mengancam.
" Emang kenapa kalo aku pulang?!" tanya Thamus meledek.
" Aku bakalan peluk dan cium kamu,mas sayang" Ujarku dengan suara manja.
" Ah masa peluk dan cium aja sih?! Gak ada yang lain nih?!" ujar Thamus meledek.
" Emang kamu maunya apa mas sayang?!" tanya aku menyindir.
" Aku maunya empat ronde ya kalo pulang. Hahaha" ujar Thamus bercanda.
" Masyaallah. Itu minta jatah apa mau bikin aku encok. Hahahha" Ujarku sambil tertawa.
" Aku minta jatah Reman dong. Kan udh seminggu ini belum dapat jatah dari kamu" ujar Thamus menyindir.
" Iya siap komandan" Ujarku sambil tertawa.
" Bakalan aku rekam ya pembicaraan kita. Biar kamu menepati janji kamu" ujar Thamus mengancam.
" Ya Allah Ampe segitu nya kamu sayang!! Aku pasti tepati janji kok ke kamu" Ujarku baper.
" Hehehe.. aku bercanda sayang" ujar Thamus sambil mengakhiri percakapan kami.
Setelah selesai menelpon Thamus. Kemudian aku menceritakan semua hal yang terjadi pada Rafaela dan Ayahku yang kini sedang di rumah sakit. Dan mereka menunggu ijin Dokter untuk pulang ke Jakarta.
" Sekarang ibu udah enggak perlu khawatir lagi ya. Ayah dan Rafaela udah sehat dan selamat juga sembuh dari sakitnya. Thamus tinggal menunggu ijin dokter untuk bisa membawa ayah dan Rafaela pulang ke Jakarta" Ujarku memberitahu.
" Iya Alhamdulillah banget. Terimakasih buat Thamus ya yang selalu siaga di setiap ayah dan ibu butuhkan" ujar ibuku sambil memeluk erat tubuhku.
" Kita tinggal nunggu kedatangan Thamus,ayah dan Rafaela di rumah ini. Aku akan tetap disini sampai mereka datang" Ujarku tersenyum.
" Ya udah baguslah kamu di rumah ayah kamu. Aku jadi enggak khawatir karena ada ibu yang menemani kamu" ujar Thamus.
" Iya mas. Aku juga merasa aman di rumah ayah karena ada ibuku juga" Ujarku.
" Iya kalo bisa jangan pergi kemana mana biar aku enggak khawatir sama kamu dan Sulthan. Soalnya aku masih belum tenang Kalo enggak dekat sama kamu" ujar Thamus perhatian.
" Iya mas. Apalagi aku masih takut juga kalo mas Valir ngambil Sulthan lagi" Ujarku bersedih.
" Iya pokoknya kamu harus waspada gak boleh Meleng apalagi lengah. Mas Valir psikopat menurut aku" ujar Thamus kesal.
" Iya mas aku juga ngeri kalo aku nanti di culik seperti Rafaela. Amit-amit jabang bayi jangan sampai" Ujarku.
' Iya makanya aku juga takut kamu mengalami seperti Rafaela. Bisa aku bunuh mas Valir Kalo dia sampai culik kamu" ujar Thamus kesal.
Dua hari kemudian Thamus,ayah dan Rafaela sudah di beri ijin dokter untuk pulang ke Jakarta. Dan Thamus pun menelponku untuk memberi tahu.
" Assalamualaikum sayang!! Hari ini aku,ayah dan Rafaela akan balik ke rumah!! Kami sudah dapat ijin dari dokter untuk pulang ke rumah!!" ujar Thamus memberitahu.
" Wa alaikum salam. Alhamdulillah mas. Aku gak sabar kalian bakalan pulang ke rumah" Ujarku merasa senang.
" Kamu masak apa hari ini?! Aku laper banget. Belum makan nih dari pagi!!" ujar Thamus sambil tertawa.
" Aku masak sayur lodeh,ayam goreng kremes, tempe mendoan sama sambel goreng terasi" Ujarku memberitahu.
" Masyaallah baru dengerin makanan yang kamu sebutkan aja aku udah ngiler apalagi nanti sampai rumah ya. Jangan di habiskan ya. Sisain buat aku" ujar Thamus bercanda.
" Tenang sayang. Ibu masak banyak banget hari ini. Karena aku bilang kamu,ayah dan Rafaela akan pulang hari ini" Ujarku .
" Ya udah aku tutup telpon nya ya. Aku lagi nyetir nih di jalan. Ya paling sejam lagi nyampe rumah" ujar Thamus sambil mengakhiri percakapan telepon kami.
" Iya hati-hati di jalan mas" Ujarku sambil mengakhiri percakapan telepon antara kami.
Dan tak berapa lama kemudian ayah, Rafaela dan Thamus sampai di rumah. Kami langsung makan bersama di ruang makan.
" Alhamdulillah hari ini ibu masak enak!!" ujar ayahku.
" Iya ibu tahu banget kalo aku sangat lapar. Masakan nya bikin aku pengen nambah terus" ujar Thamus.
" Makan yang banyak ya biar cepat pulih dan sembuh" ujar ibuku.
" Hari spesial karena merayakan kembali Rafaela di rumah ini. Makanya aku dan ibu masak enak dan banyak" Ujarku sambil memeluk Ibuku.
" Terimakasih buat ayah dan Thamus sudah membawa kembali Rafaela ke rumah ini" ujar ibuku menangis.
" Makasih mas alu dan Thamus sudah menyelamatkan nyawa aku kemarin. Meski mas alu harus kena luka tembakan. Aku sangat bersyukur bisa kumpul bersama lagi" ujar Rafaela sambil menangis.
" Yang terpenting kita bisa kumpul lagi. Sehat lagi. Happy lagi. Dan tak lagi bersedih" Ujarku merasa senang.