( PERAWAN CINTA)
Lalu Thamus menyuruh ayahku untuk datang ke rumah tua tempat Rafaela di sekap disana dengan membawa satu koper uang yang atasnya uang asli hanya satu juta. Dan sisanya uang palsu.Untuk penyamaran agar penculik bisa di tangkap oleh Thamus dan kawan-kawan. Sesampainya di rumah tua tersebut ayahku melihat Rafaela dengan wajah kusut dan kumel serta kantung mata panda pada dirinya. Ayahku menghampiri penculik tersebut.
" Wah anda cepat sekali sudah sampai Disini. Dan anda seperti nya juga membawa permintaan saya hari ini" ujar Brody sambil mendekati ayahku yang membawa koper berisi uang tunai 500 juta.
" Ini saya bawakan yang anda mau uang tunai senilai 500 juta di koper ini. Anda bisa mengecek nya langsung sekarang" ujar ayahku sambil memberikan koper berisi uang tunai 500 juta untuk sang penculik.
" Baiklah. Saya lihat dahulu uangnya. Takut saya tertipu" ujar Brody sambil membuka koper berisi uang tunai.
" Iya saya boleh lepaskan istri saya kan!!" ujar ayahku sambil menghampiri Rafaela yang sudah terikat tali di kaki dan tangan nya.
" Iya benar cukup sesuai yang saya harapkan. " ujar Brody sambil pergi.
meninggalkan rumah tersebut.
Saat hendak keluar rumah. Thamus beserta teman polisi nya sudah mengepung rumah Brody. Dan Brody pun terkejut melihat banyak polisi di luar rumahnya.
" Angkat tangan!! Dan jatuhkan senjata anda!! Rumah ini telah kami kepung!! Jangan anda berani untuk kabur!! Balikan badan anda!! Bila anda berani melangkah!! Maka akan kami berikan tembakan pada diri anda!!" ujar Harley mengancam.
" Iya saya menyerah!!" ujar Brody berbohong.
" Silahkan anda tetap di tempat" ujar Harley.
Dan tak lama kemudian Brody berlari masuk ke dalam rumah dan mencari jalan untuk keluar dari rumah yang telah di kepung polisi. Ayahku yang telah membuka tali pada tangan dan kakinya Rafaela membawa nya untuk pergi dari rumah tersebut. Namun ternyata Brody kembali dan mencoba untuk menarik tangan Rafaela untuk menjadikannya tawanan agar bisa kabur dari tempat tersebut. Terjadi aksi tarik menarik dari antara Brody dan Ayahku. Hingga Brody memberika tembakan pada lengan ayahku yang membuat nya jatuh terkapar di lantai. Dan semua polisi masuk untuk menangkap Brody.
" Biarkan saya pergi dari sini!! Atau saya akan tembakan peluru pada pistol saya ke arah kepala wanita ini" ujar Brody mengancam polisi dengan Rafaela sebagai tawanan korban.
" Baik. Kami akan persilahkan anda pergi!! Tapi dengan syarat anda lepaskan wanita tersebut!!" ujar Harley.
" Tidak mau!! Anda pasti berbohong!! Jatuhkan senjata kalian!! Kalo kalian masih bersikeras juga!! Saya akan menebak wanita ini sebelum anda tembak saya!! Kalo anda tembak saya berarti anda juga akan menembak wanita ini" ujar Brody sambil mengarahkan pistolnya pada kepala Rafaela.
" Baik kami akan jatuhkan semua senjata" ujar Harley memberikan perintah ke semua bawahnya.
Dan tak lama kemudian Thamus dan Harley saling melirik seakan memberikan kode. Lalu Harley melompat menendang kepalanya Brody. Sedangkan Thamus menendang perut nya Brody sambil menarik Rafaela ke tempat yang aman. Dan Brody terkapar lemah tak berdaya di lantai. Langsung semua polisi menangkap Brody di tempat. Dengan luka darah pada kepala dan pipinya Brody di ringkus polisi masuk ke dalam mobil polisi yang sudah terjaga di depan rumahnya.
" Mas Alu,kamu baik-baik saja?!" ujar Rafaela yang menghampiri ayahku terkapar kesakitan karena tertembak pistol oleh Brody.
" Ayah, baik-baik saja?! Aku sudah menelepon ambulance untuk datang kesini membawa ayah ke rumah sakit" ujar Thamus sambil melihat kondisi ayahku.
" Terimakasih mas bro dan ayah sudah membantu kami dalam menangkap penculik yang meresahkan" ujar Harley berpamitan.
" Iya Terimakasih ya mas atas bantuannya. Maaf saya tidak bisa bangun karena luka di perut habis terkena tembakan pistol" ujar ayahku.
" Iya sama-sama pak Alu. Bertahan ya karena ambulance akan Segera datang. Semoga lekas sembuh" ujar Harley meninggalkan rumah tersebut.
" iya terima kasih mas bro atas bantuannya" ujar Thamus sambil bersalaman.
Tak lama kemudian Ambulance datang membawa ayahku dan Rafaela menuju rumah sakit terdekat. Sedangkan Thamus mengikuti dari belakang. Sesampainya di rumah sakit daerah Bandung. Ayah langsung di berikan pertolongan pertama oleh dokter setempat. Dan Rafaela juga di cek kondisi kesehatan nya pasca telah mengalami kejadian yang buruk dalam hidupnya.
" Gimana bunda keadaan nya sekarang?!" tanya Thamus setelah Rafaela di periksa oleh dokter.
" Alhamdulillah sudah agak mendingan. Meski badan masih lemas. Mas alu sudah selesai di operasi?!" tanya Rafaela yang terbaring di kamar pasien.
" Ayah sudah selesai di operasi. Dan peluru dalam perutnya sudah di keluarkan oleh dokter. Dan sekarang ayah sedang istirahat tidak boleh di jenguk dahulu karena kondisi nya masih belum stabil" ujar Thamus memberitahu.
" Alhamdulillah mas alu sudah melewati masa kritisnya. Terimakasih ya Thamus sudah membantu saya dan mas alu untuk menangkap pelakunya" ujar Rafaela.
" Kalo boleh tahu gimana kronologi nya sampai bunda bisa di culik?!" tanya Thamus.
" Jadi aku kan pergi ke supermarket mau belanja bulanan. Nah selesai belanja bulanan aku pakai troli belanja mau ke mobil parkiran. Tiba-tiba ada seseorang dari belakang langsung membekap mulut dan hidungku dengan obat bius pada saputangan. Aku bangun dan sadarkan diri sudah berada di rumah tua dengan kaki juga tangan di ikat tali oleh mas Brody" ujar Rafaela menjelaskan.
" Kok bunda tahu nama si penculik nya?!" tanya Thamus penasaran.
" Yang tadi menculik aku mas Brody adalah mantan suami aku sebelum aku menikah dengan mas alu. Sebelum kejadian ini terjadi memang beberapa hari ini ada yang telpon aku dengan nomer yang tak di kenal meminta duit dan mengancam untuk membunuhku. Aku pikir itu hanya orang iseng aja. Dan ternyata itu ulah mas Brody" ujar Rafaela sambil menangis.
" Sabar ya bunda. Yang terpenting sekarang bunda dan ayah baik-baik aja meski sedang di rumah sakit. Aku hanya bisa membantu ayah dan bunda sesuai kemampuan aku" ujar Thamus merendah diri.
" Aku sangat berterimakasih sama kamu sudah menyelamatkan nyawa aku dan mas alu. Dan terimakasih juga buat teman-teman kamu yang telah menangkap mas Brody karena menculik aku" ujar Rafaela.
" Iya sama-sama Bunda. Tapi bunda saat di culik enggak kenapa-kenapa kan?!ujar Thamus.
" Alhamdulillah enggak kenapa kenapa. Hanya aja aku tak di berikan makan dan minum oleh Brody karena dia marah oleh aku karena aku tak mau memberikan uang untuk mas Brody berjudi, minum minuman keras dan bersenang-senang dengan wanita penghibur" ujar Rafaela bersedih.
" Bunda jaga kondisi badannya ya. Kalo sudah membaik nanti kita jengukin kondisi ayah. Kalo kalian sudah sembuh total kita balik ke Jakarta" ujar Thamus.