(PERAWAN CINTA)
Thamus sampai rumah mas Valir subuh hari. Miya sengaja tak tidur agar bisa menunggu kehadiran Thamus yang datang menjemput Sulthan untuk pulang ke Jakarta.
" Assalamualaikum miya. Mas Valir lagi apa?!" ujar Thamus menyapa.
" Wa alaikum salam Thamus. Mas Valir lagi pulas tidur. Kalo kamu mau ambil Sulthan silahkan mumpung mas Valir baru tidur." ujar miya berbicara pelan-pelan.
" Oke. Aku akan segera ambil Sulthan. Dan terimakasih atas bantuannya. Aku telah mencabut laporan ke kantor polisi" ujar Thamus yang segera menggendong Sulthan.
" Iya. Cepat sana pergi nanti keburu mas Valir bangun" ujar miya menyuruh Thamus cepat pergi membawa Sulthan.
" Iya . Ini ada sepucuk surat untuk mas Valir. Tolong berikan saat dia nanti mencari Sulthan ya" ujar Thamus sambil memberikan sepucuk surat kepada Miya.
" Iya nanti aku akan kasih ke mas Valir" ujar miya sambil pura-pura tidur di kamar bersama anak-anak nya.
Thamus segera meluncur ke Jakarta dengan mobilnya. Dengan hati lega dan bahagia karena berkat bantuan miya. Thamus bisa menemukan Sulthan kembali ke pelukan nya. Sedangkan aku masih menangis di kamar dan tak bisa tidur memikirkan nasib Sulthan yang telah di culik mas Valir. Esok paginya Thamus sampai di Jakarta. Thamus Langsung berlari ke kamar tidur ku untuk memberikan sultan kepadaku.
" Assalamualaikum sayang. Aku pulang!!" ujar Thamus sambil masuk ke kamarku.
" Wa alaikum salam. Aku lagi pengen makan. Jangan kasih apapun. Aku lagi pengen sendiri" Ujarku yang menangis sambil memeluk guling dan bajunya sulthan.
" Yakin nih gak mau peluk aku. Emang kamu gak kangen aku ya?! Kangennya sama Sulthan aja ya" ujar Thamus merayuku.
Tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi. Dan suara itu terdengar tak asing bagiku. Saat aku menoleh ke arah Thamus. Ternyata Thamus datang sambil menggendong Sulthan. Aku langsung bangun dan berlari menuju Thamus dan memeluk tubuh Thamus juga Sulthan.
" Alhamdulillah Sulthan!! Bunda kangen banget sama kamu,nak!!" Ujarku menangis bahagia.
" Akhirnya kamu tersenyum kembali" ujar Thamus sambil mencium keningku.
" Kok kamu bisa menemukan Sulthan?! Kan Sulthan di culik sama mas Valir?! Kok kamu bisa tahu keberadaan mas Valir sih?! Ceritakan ke aku selengkapnya?!!" Ujarku penasaran.
" Jadi tuh kemarin aku juga gak makan mikirin Sulthan( anak kita). Aku minta tolong semua teman aku untuk cari keberadaan mas Valir. Aku minta tolong ke temen aku yang bekerja di polisi,temen aku yang bisa melacak keberadaan orang lewat hape. Nah akhirnya ketemu tuh lokasinya di malang rumah lamanya mas Valir" ujar Thamus menjelaskan.
" Terus setelah itu apa yang kamu lakukan?!" tanyaku makin penasaran.
" Aku cek tuh lokasinya keberadaan mas Valir dengan cara menelpon miya yang tinggal serumah dengannya. Terus aku awalnya nanya soal mas Valir bawa bayi enggak ke rumahnya. Jawaban miya iya. Ya udah aku langsung minta tolong ke miya buat nahan mas Valir untuk enggak pergi lagi membawa Sulthan. Aku bilang lagi on the way rumahnya. Dan Alhamdulillah sesampainya disana mas Valir baru tidur. Jadi bakalan lama kalo bangun. Dengan cepat aku langsung pergi membawa Sulthan kembali pulang ke rumah ini" ujar Thamus menceritakan tentang semua kejadian.
" Masyaallah ya mas Thamus. Mba miya berhati baik mau menolong kita" Ujarku sambil terharu.
" Nah makanya kita gak boleh berhenti berbuat kebaikan sama orang. Meskipun orang itu pernah jahat sama kita. Karena Allah suka membolak-balikkan hati manusia dari yang jahat bisa jadi baik. Jangan berburuk sangka sama orang selagi kita berbuat baik. Karena apa yang kita tanam ke orang pasti kita akan ambil hasilnya" ujar Thamus bijak.
" Subhanallah. Suamiku emang is the best. Enggak salah aku pilih kamu daripada mas Valir" Ujarku sambil mencium pipi nya Thamus.
" Ya jelas dong. Enggak ada laki-laki yang bisa nandingin aku untuk mencintaimu karena cintaku bukan cinta biasa. Tapi cinta luar biasa" ujar Thamus sambil mencium bibir ku.
" Ugh.. So sweet banget. Dan bangga banget aku bisa miliki kamu dan Sulthan. Aku mau taro Sulthan ke kamar ya. Sulthan sudah pulas tidurnya. Nanti kita makan bareng" Ujarku sambil menuju kamar tidur ku.
Tak lama kemudian bibi Ijah melihat aku menggendong Sulthan. Dan menghampiri Thamus yang sedang duduk di sofa bangku ruang tamu.
" Alhamdulillah mas Thamus. Akhirnya Sulthan di temukan. Terimakasih ya mas. Maaf kalo bibi agak ceroboh" ujar bibi Ijah menangis.
" Iya enggak apa-apa bibi Ijah. Bukan salah bibi Ijah kok. Memang salah masa Valir. Dan Alhamdulillah nya miya ikut bantu aku untuk jemput Sulthan ke Malang" ujar Thamus yang kelelahan perjalanan.
" Mau aku buatkan kopi atau teh?! Biar lelah perjalanan mas Thamus hilang?! ujar bibi Ijah.
" Buatkan aku teh manis hangat dua gelas ya. Satu untuk aku dan satu lagi untuk Lolita ya. Terus belikan roti atau kue ya. Soalnya dari kemarin aku dan Lolita tak makan apapun mikirin Sulthan" ujar Thamus sambil memberikan uang kepada bibi Ijah.
" Iya mas Thamus. Aku akan segera buatkan teh dan belikan kue " ujar bibi Ijah.
Setelah mas Valir bangun dari tidurnya. Miya sudah mandikan anak-anaknya dan menyuapi anaknya serta telah memasak untuk makan hari ini.
" Selamat pagi sayang!!" ujar miya menyapa.
" Selamat pagi juga sayang!!" ujar mas Valir sambil mengusap air mata menuju kamarnya.
" Kamu mau aku buatkan kopi atau teh?!" tanya miya.
" Anak bayi yang kemarin kemana sayang?!" teriak mas Valir.
" Anak yang mana ya?!" jawab miya pura pura tak tahu.
" Kan kemarin aku bawa bayi kesini. Terus nyuruh kamu bikin susu formula buat bayi tersebut" teriak mas Valir.
" Perasaan kamu kemarin enggak bawa siapapun deh" ujar miya berbohong.
" Jawab jujur sama aku. Atau aku pecahkan kepala kamu!!" teriak mas Valir lantang sambil menjambak rambut miya.
" Iya ya mas. Aku jujur. Tadi pagi Thamus kesini bawa anak itu balik pulang ke Jakarta" ujar miya merasakan sakit saat di Jambak.
" Brengsek!! Kurang ajar!! Kamu juga ikut bersengkokol dengan Thamus!! Bukannya bantu aku!!" ujar mas Valir sambil memecahkan gelas di hadapan miya dan anak-anaknya.
" Mas tolong jangan marah-marah di depan anak-anak. Mereka sangat takut!!" ujar miya sambil membawa anak-anak nya ke kamar dan menenangkan hati mereka.
" Kamu istri gak tahu diri!! Dan gak tahu di untung!! Bukannya bersyukur aku enggak ceraikan kamu!! Tapi kamu malah bersengkokol melawan suami kamu!!" teriak mas Valir.
" Ini ada surat buat kamu. Silahkan dibaca" ujar miya memberikan surat dari Thamus.
" Dari siapa?!" tanya mas Valir kesal.
" Baca aja. Nanti ada nama pengirimnya" ujar miya sambil menutup pintu kamar nya.
Dan akhirnya mas Valir pun membaca sepucuk surat dari Thamus yang berisi:
Dear mas Valir...
Terimakasih sudah membawa Sulthan ( Anakku dan Lolita) jalan-jalan dan berkeliling daerah malang. Juga aku berterimakasih telah menjaga dan merawat Sulthan Selama seharian penuh. Makasih juga sama miya sudah mau membantu aku menjemput Sulthan pulang.
Salam hormat
Thamus