( PERAWAN CINTA)
Hampir setiap hari aku bertemu dengan Thamus. Dia selalu membawakan makanan yang selalu aku inginkan seperti coklat,es krim,rujak sampai nasi Padang. Dan karena tiap hari bertemu makin tumbuh benih cinta lagi antara aku dengan Thamus. Perlahan kenangan indah dengan mas Valir menghilang bersama sakit hati dan waktu.
" Sayang,lagi apa?! Nanti aku pulang kerja mau di bawain apa?!" tanya Thamus.
" Aku pengen makan pecel ayam di pinggir jalan sayang sama pengen makan nasi kucing di angkringan. Kayanya enak banget" ujarku.
" Ya udah nanti sore aku langsung on the way rumah kamu seperti biasa ya. Aku datang kamu sudah cantik dan rapih" ujar Thamus.
" Oke,siap sayang" ujarku menutup percakapan dengan Thamus di handphone.
Sore harinya setelah jam pulang kerja. Thamus berganti baju di rumah sakit lalu langsung berangkat ke rumahku. Dan aku selalu hafal bunyi suara knalpot motornya Thamus. Aku langsung bergegas menemui Thamus yang baru sampai rumahku.
" Hati-hati nanti kamu jatuh jangan berlarian begitu" ujar Thamus senang karena aku menghampiri nya.
" Hehehe.. aku senang kamu datang" ujarku sambil memeluk Thamus.
" Aduh,kamu kenapa tumben banget nih semanja ini?!" ujar Thamus bercanda.
" Ayo kita pergi dinner di luar. Aku sudah lapar" ujarku menggandeng tangan Thamus.
Dan akhirnya kami berkeliling mencari tukang pecel ayam yang enak dekat rumah Thamus. Yang juga bersebelahan dengan tukang jualan angkringan.
" Nah kita makan disini aja ya. Biar kalo hujan bisa langsung ke rumah aku" ujar Thamus sambil memasuki tenda jualan pecel ayam.
" Iya sayang" ujarku sambil bergandengan tangan.
" Pak pesen pecel ayam nya dua ya. Satu paha dan satu lagi dada. Sama soto ayamnya satu. Kol goreng satu. Tempe dan tahu lima ribu sama sate ati ampelanya dua. Makasih" ujar Thamus memesan makanan.
Dan kamipun duduk lesehan di dalam tenda. Sambil menunggu makanan datang kamipun mengobrol untuk menunggu makanan yang kami pesan di antarkan.
" Aku mau bilang makasih sama kamu udah kasih kesempatan kedua untuk bisa dekat lagi dengan kamu. Bahkan bisa ke jenjang pernikahan sebentar lagi" ujar Thamus sambil memegang kedua tanganku.
" Aku juga mau bilang makasih juga udah sabar dan setia selama ini berharap sama aku yang dengan sifat dan watak buruk aku sama kamu mas" ujarku dengan mata berkaca-kaca.
" Yang terpenting buat aku bisa bersama kamu sampai nanti maut memisahkan" ujar Thamus sambil mengelus rambutku.
" Ih,mas. Malu aku tuh kalo kamu ngelus rambut. Nanti banyak yang liat dan perhatikan kita loh" ujarku malu.
" Biarin aja. Biar semua orang tahu kalo kamu cuma milik aku selamanya" ujar Thamus sambil mencubit hidungku.
Aku tak pernah merasakan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini. Merasa paling di cintai oleh pasangan adalah hal anugerah yang luar biasa buat diriku. Dan Rasa bahagia yang dulu aku rasakan bersama mas Valir kini pudar dan sirna di telan waktu. Akhirnya kami menikmati makanan yang telah di pesan dengan di temani hujan deras beserta angin dan petir.
" Haduh,Gimana nih nanti aku pulang?!" ujarku cemberut.
" Kita neduh dulu disini sambil makan. Nanti nasi kucing bungkus aja buat di rumah" ujar Thamus menenangkan hatiku.
" Terus kalo hujannya gak berhenti?! Gimana?! Ah mana kamu bawa motor bukan mobil. Alamat mandi hujan deh" ujarku tertawa.
" Ya kalo masih hujan sampai larut malam. Kamu nginep aja di rumah aku. Ayah sama ibuku lagi balik ke Malang. " ujar Thamus merayuku.
" Ah,gak enaklah nginep. Daripada kamu sakit karena mandi hujan. Kan di rumah aku banyak kamar. Jadi enggak usah khawatir" Ujar Thamus tersenyum lebar.
" Ya udahlah kalo maksa" ujarku sambil mengangguk kepalaku.
Dan setelah makan malam. Akhirnya kami nekat ke rumah Thamus saat hujan deras. Sampai di rumahnya Thamus seluruh baju dan tas aku kebasahan. Dan terpaksa berganti baju di rumahnya Thamus.
" Aku mandi aja disini. Nanti kamu kedinginan lho kalo gak mandi. Kan kamu alergi air hujan. Enggak boleh kelamaan kedinginan" ujar Thamus sambil memberikan baju dan handuk padaku.
" Kamu masih inget aja mas kalo aku alergi air hujan" ujarku tersenyum.
" Ya udah sana mandi. Aku mau bikin teh hangat dulu buat kita berdua" ujar Thamus bergegas ke dapur nya.
" Iya,aku mandi duluan ya" ujarku sambil pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.
Dan setelah aku selesai mandi dan berganti baju. Hujan deras dan petir bersamaan dengan pemadaman listrik di rumah thamus Membuat aku yang sedang sendirian pun teriak karena kaget.
" Aaaaarrgggghhh" teriakku.
Dan Thamus yang sehabis membuat teh hangat pun langsung berlari ke kamarnya. Dengan bantuan senter pada hapenya mencari keberadaan aku di dalam kegelapan kamarnya.
" Sayang kamu dimana?!" ujar Thamus sambil menyoroti lampu senter hapenya.
" Mas Thamus!!" ujarku sampai memeluk tubuhnya Thamus.
" Kamu baik-baik saja kan?!" tanya Thamus sambil mencium keningku.
" Iya aku baik-baik Saja,mas" ujarku ketakutan.
" Ya udah kamu disini dulu. Aku ke bawah ambil teh hangat ya" ujar Thamus.
" Enggak mas. Jangan tinggalkan aku. Aku takut gelap. " ujarku sambil menarik tangan nya.
" Cuma sebentar aja kok. " ujarnya sambil melepaskan tangan ku.
Dan kemudian aku niatnya hendak memeluk Thamus dari belakang malah jadi menarik bajunya Thamus. Dan Karena tak seimbang tubuhku. Akhirnya kami berdua pun berjatuh bersamaan di atas kasurnya Thamus. Tubuh Thamus berada di atas tubuhku dan wajahnya menyentuh wajahku. Kemudian Thamus mendekat kan bibirnya padaku dan akhirnya kami berciuman dalam kegelapan di kamarnya.
" Aku mencintai kamu!! Aku mau jadi pendamping hidup kamu selamanya sampai maut memisahkan" ujar Thamus sambil mencium bibir ku lagi.
" Aku juga cinta kamu mas" ujarku yang membalas ciuman dari Thamus.
Dan tanpa di sadari cinta kami yang bergejolak pada malam ini membuat aku dan Thamus tak menghilangkan kesempatan untuk bermesraan. Seketika pula Thamus langsung membuka bajunya dan membukakan bajuku secara perlahan dari bawah sampai ke atas. Dan akhirnya hubungan intim tak bisa terelakkan pada kami berdua.
" Kalo kamu hamil. Aku akan tanggung jawab. Sebentar lagi juga kita akan menikah. Aku pengen banget punya anak dari kamu" ujar Thamus.
" Sama aku juga pengen banget punya anak yang lucu dari kamu mas" ujarku.
Dan sepanjang malam kami melakukan hubungan intim berdua di kamarnya Thamus. Dengan penuh gairah pada diri kami berdua. Dan esok paginya Thamus masih terlelap tidur. Sedangkan aku sudah memasak di dapur. Setelah masakan jadi dan aku juga telah membuat secangkir kopi dan teh manis. Tak lama kemudian Thamus datang dari kamar Nya.
" Selamat pagi sayang!! Kamu tidur nyenyak tadi malam?!" tanya Thamus sambil memeluk dari belakang dan mencium rambutku.
" Selamat pagi juga,mas!! Aku tidur pules banget. Makanya bangun langsung fresh" ujarku balik menciumi bibir Thamus.
" Kamu masak apa pagi ini?! " tanya Thamus.
" Aku masak nasi goreng dan ayam goreng. Bahan seadanya di kulkas kamu" ujarku tersenyum.
" Wah kelihatan nya enak banget nih. Aku makan ya sekarang!!" ujar Thamus sambil melahap masakan aku.
" Makan yang kenyang mas" ujarku merasa senang.
Dan Kamipun menikmati sarapan pagi bersama di ruang makan milik Thamus. Dengan di temani sepiring nasi goreng dan sepotong ayam goreng serta secangkir kopi hitam untuk Thamus juga secangkir teh hangat untukku.