Chereads / Perawan Cinta / Chapter 22 - BAB 22. PINDAH RUMAH

Chapter 22 - BAB 22. PINDAH RUMAH

( PERAWAN CINTA)

Dan setelah puas berjalan jalan di daerah Bandung juga menginap di hotel idaman daerah Bandung. Aku kembali ke ke Jakarta lebih tepatnya rumah orang tua aku. Dan akhirnya Thamus memutuskan untuk pindah ke rumahnya sekalian biar jarak rumah sakit ke rumah Thamus tak terlalu jauh dan juga agar aku bisa mandiri dalam berumah tangga.

" Maaf nih Sebelum nya buat ayah dan ibu. Saya minta waktu luang kalian disini untuk menyampaikan kabar bahwa saya dan Lolita akan pindah ke rumahku. Agar kami bisa belajar mandiri" ujar Thamus.

" Oh iya tidak apa-apa. Yang terpenting juga keputusan kalian tak beresiko" ujar Ayahku.

" Dan saya juga mau ngasih tahu kalo Lolita sedang hamil. Saya enggak mau Lolita harus turun tangga kalo mau ke ruang tamu maupun makan malam bersama" ujar Thamus.

" Alhamdulillah. Akhirnya punya cucu" ujar ayahku bahagia.

" Alhamdulillah. selamat ya sayang. Akhirnya kalian bakalan jadi ayah dan ibu" ujar ibuku.

Dan setelah berpamitan kepada ayah dan ibuku. Aku dan Thamus langsung pergi meninggalkan rumahku. Berpamitan sambil cipika-cipiki.

" Alhamdulillah sampai juga rumah" ujarku yang rebahan di kasur kamarnya Thamus.

" Kalo mau istirahat sekarang juga enggak apa-apa" ujar Thamus.

Thamus pun pergi ke ruangan kerja nya di sambil menulis laporan. Dan hampir dua jam Thamus berfokus dalam laptop. Setelah kerjaannya selesai dia langsung membangunkan aku di kasur.

" Besok kita ke dokter kandungan yuk!! ujar Thamus.

" Oke siap" ujar ku sambil tak mau bangkit dari kasur.

" Ayolah kita makan dulu. Bibi Ijah sudah masak tuh" ujar Thamus menarik tanganku.

" Boleh!! Asal gendong sampai ruang makan.

Thamus membuktikan menggendong aku dari depan sambil berciuman. Dan kemudian membawa aku ke ruang makan.

" Ya ampun!! Kamu mah beneran gendong aku sampai ruang makan!!" ujarku malu.

" Iya enggak apa-apa. Kan enggak di lihatin Ama bibi Ijah" ujar Thamus.

" hahhahha.. bisa aja kamu,mas sayang?!! ujarku tersenyum.

kami menikmati hidangan makanan yang telah tersaji di ruang makan.

" Besok sore kalo aku telpon langsung mandi dan merias diri. karena aku pengen pas udah pulang kerja sampai disini langsung berangkat" ujar Thamus.

" Iya siap Cagiya( Sayang dalam bahas Korea)!!" ujarku sambil memberikan jari love kepada Thamus.

" Apa itu Cagiya?!" tanya Thamus.

" Cagiya itu artinya sayang" ujarku menjelaskan.

" Owh sperti itu" Ujar Thamus mengangguk kepala nya seperti mengiyakan sebuah jawaban .

Setelah menikmati makan malam. Lanjut bercengkrama dengan Thamus di ruang tamu. Aku duduk di pangkuan Thamus sambil melihat wajahnya.

" Kamu ada apa dari tadi aku liatin melirik aku?" tanya Thamus.

" Enggak apa-apa. Cuman baru kini aku sadar kalo suami aku ganteng banget seperti Cha Eun Woo" ujarku lebay.

" Ah lebay banget kamu. Pasti minta jatah bulanan di tambah ya" ujar Thamus bercanda.

" Hahaha.. kok tahu sih?!" ujarku meledek.

Dan tanpa di sadari aku mengantuk dan tertidur di pangkuan Thamus. Dan Thamus menggotong tubuh ku dan membawa nya ke kamar nya. Aku tertidur pulas setiap kali makan kekenyangan mungkin karena efek sedang hamil. Tapi aku tak merasakan mual yang parah seperti ibu hamil lainnya.

Dan Thamus akhirnya beristirahat di samping aku sambil memeluk tubuhku dari belakang.

" Selamat pagi!! Bangun sayang!!" ujarku sambil mencium pipi nya Thamus.

" Pagi juga sayang!! Tumben kamu bangun lebih awal dari aku" ujar Thamus.

" Aku udah buatkan kamu sarapan nih. Udah aku bawain roti bakar,kopi panas dan teh manis hangat" ujarku.

" Iya terima kasih sayang udah repot-repot bikinin dan bawain ke kamar" ujar Thamus sambil menguap.

" Sana kamu mandi dahulu. Biar enggak bau asem dan bau ketek" ujarku meledek.

" Ah meski aku bau asem dan ketek juga kamu ciumin terus" ujar Thamus menyombongkan diri.

Thamus mandi dan berganti pakaian untuk bekerja. Sedangkan aku menyiapkan bekal makan siang untuk Thamus.

" Aku berangkat dulu ya" ujar Thamus mencium keningku.

" Iya hati-hati di jalan" ujarku sambil mencium tangannya.

Dan sore harinya setelah pulang kerja. Aku sudah rapi dan berganti baju untuk periksa kandungan di rumah sakit tempat Thamus bekerja dan mau USG bayi dalam kandungan aku.

" Wah selamat ya Bunda!! Anaknya sehat dan aktif banget nih" ujar dokter kandungan memberitahu.

" Jenis kelamin bayi nya apa ya?!! " tanyaku penasaran.

"Kalo yang aku lihat lewat sini. Jenis kelamin nya laki,- laki ya!! Semoga sehat dan lancar persalinan nanti," ujarku berbahagia.

" Terimakasih ya Dokter" ujar Thamus.

Dan kami pun langsung pulang ke rumah. tiba-tiba ada yang menelpon dari handphone Thamus. Dan ternyata sepupu Thamus dari Bandung akan pindah bersebelahan dengan rumah Thamus.

" Telpon dari siapa?!!" tanya ku penasaran.

" Telpon dari sepupu aku. Tanya kabar aku dan kamu!!" ujar Thamus.

" Emangnya kamu Deket banget sama sepupu kamu?!" tanya ku makin penasaran.

" Deket banget. Kaya Ade dan kakak" ujar Thamus.

" Aku udah pernah liat orangnya???!" tanyaku.

" Kayanya sih belum. Soalnya waktu kita nikah dia enggak datang karena anaknya di rawat di rumah sakit karena demam berdarah. Jadi tadi dia nanyain alamat rumah aku. Niatnya mau silahturahmi dan maen ke rumah kita" ujar Thamus.

" Owh begitu ya" ucapku.

Dan esok pagi nya Thamus di telpon lagi oleh sepupunya untuk datang ke rumah baru mereka dan menyuruh untuk maen ke rumahnya. Dan dengan semangat membara aku pun ikut kesana bersama dengan Thamus. Dan kandungan bayi ku hampir sembilan bulan.

" Wah pindahan baru ngasih kabar??!! ujar Thamus ramah.

" Eh Thamus. Kemana aja enggak ada kabar,?!!" tanya miya.

" Alhamdulillah baik. Ane enggak kemana mana" Jawab Thamus.

" Oh iya ini kenalin istri aku" ujar Thamus sambil memperkenalkan Diriku pada sepupunya.

Dan saat aku hendak berjabat tangan. Aku pun terkejut bahwa sepupunya Thamus adalah miya istrinya mas Valir. Bagai tersambar petir di siang bolong. Aku terkejut bukan main sampai tak bisa berkata apa-apa di hadapan mas Valir dan Miya.

" Halo aku Lolita" Ujarku terkejut.

" Halo aku miya sepupunya Thamus" ujar miya ketus.

" Iya salam kenal" Ujarku ramah.

" Dia istri kamu??!! " ujar miya menahan rasa emosi.

" Iya dia istri aku?!!" ujar Thamus.

" Hebat juga kamu baru nikah udah bisa hamiliin istri kamu secepat ini" ujar miya menyindirku.

" Kalo istri lagi hamil harus kudu ekstrak perhatian. Dan jangan sampai istri kamu berpaling ke suami orang" ujar miya menyindirku.

" Ya pasti dong. Aku jadi suami terromantis saat ini" ujar Thamus menyombongkan diri.

" Iya aku hanya mengingatkan saja. Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari" ujar miya dengan ucapan lugas.

" Siap!! Terimakasih sarannya!!" ujar Thamus.