Chereads / Perawan Cinta / Chapter 26 - BAB 26. BUKAN CINTA BIASA

Chapter 26 - BAB 26. BUKAN CINTA BIASA

( PERAWAN CINTA)

Sesampainya di rumah sakit terdekat. Dokter dan perawat langsung membawa aku ke ruangan ICU untuk melakukan proses lahiran karena air ketuban aku udah keluar banyak. Dengan tensi darah yang tinggi dan rasa panik juga tegang membuat aku di dalam ruang teriak merasakan sakit. Dan Thamus pun mendampingi aku di ruangan.

" Aduh mas,sakit banget!! Sumpah sakit banget!!" Ujarku sambil menjambak rambut Thamus.

" Iya tarik nafasnya dalam dalam lalu keluarkan sayang. Bukan tarik rambut aku" ujar Thamus merasa kesakitan karena rambutnya aku Jambak.

" Maafin aku mas. Udah nyakitin hati kamu. Tapi ini rasanya lebih sakit dari itu" Ujarku sambil menarik baju Thamus.

" Ampun deh sayang!! Sakit pada Rambut aku belum juga hilang rasa sakit nya. Sekarang baju aku, kamu tarik juga" ujar Thamus menangis.

" Haduh mas. Rasanya lebih parah daripada kamu nyuekin aku selama sebulan kemarin" Ujarku sambil mencakar tangannya Thamus.

" Aduh sakit banget sayang!! Tangan aku kamu cakar!!" ujar Thamus bersedih.

" Ih,udah jangan bawel. Ini anak lagi ngajakin keluar malah kamu bawelin" Ujarku marah.

" Iya,iya. Aku minta maaf" ujar Thamus menahan rasa sakit.

Dan tak lama kemudian terdengar suara jeritan bayi yang keluar dari dalam kandungan aku. Perawat pun langsung siaga membersihkan bayiku. Sedangkan aku langsung lemas dan lega hati seketika saat tahu anakku telah lahir. Dokter menjahit vaginaku yang robek karena anakku telah keluar untuk lahir ke dunia. Setelah perawat membersihkan tubuh anakku Thamus pun langsung mengadzani anakku pada telinga mungilnya.

" Selamat ya bunda!! Anaknya telah lahir dengan Selamat dan sehat. Juga tanpa ada cacat apapun" ujar dokter berbisik di telingaku.

" Iya terimakasih Dokter" jawabku yang kelelahan dan masih setengah sadar karena obat bius.

Bayiku di bawa ke ruangan bayi setelah di mandikan dan di adzankan oleh Thamus. Terlihat wajah bahagia dari wajah Thamus saat melihat bayiku. Sedangkan aku masih pingsan dan tak sadarkan diri usai melahirkan anakku. Dua jam kemudian akupun sadar dari efek obat bius yang di berikan oleh dokter dan merasakan sakit pada bagian vagina dengan kena jahitan hampir lebih dari sepuluh jahitan.

" Terimakasih sayang udah hebat dengan penuh perjuangan melahirkan anak kita tanpa operasi Caesar" ujar Thamus sambil mencium keningku.

" Iya sama-sama juga sayang udah menemani aku tadi di ruangan melahirkan meski kamu harus merasakan pembullyan dari aku. Aku minta maaf banget gara-gara efek tegang dan belum siap untuk melahirkan aku tadi Jambak rambut kamu,narik baju kamu sampai robek bajunya dan mencakar tangan kamu sampai berdarah. Maafkan aku jadi istri yang tak berakhlak" Ujarku menangis.

" Iya enggak apa-apa kok sayang. Aku rela kamu perlakuan seperti itu. Dan kini aku tahu perjuangan seorang ibu hamil yang melahirkan sangat luar biasa hebatnya. Anak kita tampan mirip aku" ujar Thamus bahagia.

" Terus udah kamu kasih nama buat anak kita sayang?!" Ujarku penasaran.

" Udah aku kasih nama. Dan namanya SULTAN MALIK AL GHIFARI" ujar Thamus.

" Wah bagus sekali sayang. Kalo boleh tahu artinya apa?!" tanyaku penasaran.

" Arti nama anak kita SEORANG PEMIMPIN RAJA YANG BERHATI LEMBUT" ujar Thamus.

" subhanallah. Sungguh terharu aku sama kamu mas sudah menamai anak kita dengan nama yang bagus sekali. Terus kita panggil anak kita dengan mana siapa?! Sultan?!! Malik?? Atau Ghifari?!" Ujarku penasaran.

" Kita panggil di dengan nama Sultan. Biar dia seperti orang sultan yang dermawan terhadap orang yang membutuhkan pertolongan dengan hati yang lembut" ujar Thamus.

" Kamu emang paling hebat kalo soal kasih nama bayi kita" ucapku sambil mengacungkan jari jempol.

" Oh tentu pasti. Kalo kamu mah emang paling hebat kalo soal memuaskan aku di ranjang. hahhaha" ujar Thamus tertawa.

" Dalam situasi seperti ini kamu masih bisa buat aku ketawa ya'' Ujarku sambil mencubit pipinya Thamus.

" Ya jelas dong. Cuman aku yang bisa bikin kamu tertawa bahagia" ujar Thamus mencium bibirku.

Setelah asyik mengobrol dengan Thamus. Datanglah perawat ke kamar inap aku dan memeriksa kondisi kesehatan aku pasca melahirkan.

" Gimana bunda ada keluhan setelah melahirkan?! tanya perawat.

" Masih sakit di bagian vagina Mbak. Dan masih lemas tubuh aku. Terus gak betah buang air kecil pake selang" Ujarku bersedih.

" Enggak apa-apa bunda. Ini biar kondisi tubuh bunda membaik dan bisa pulih lagi berjalan. Dan besok pagi kalo kondisinya bunda sudah membaik belajar jalan ya bunda. Biar bunda bisa cepat pulang ke rumah dengan bayi bunda" ujar perawat yang telah ramah.

" Oke siap mba. Saya akan usahakan besok belajar jalan. Kalo boleh tahu kapan saya bisa lihat bayi saya mbak?! " tanya ku penasaran.

" Kemuningkinan besok bunda bisa melihat bayi bunda sekalian mencoba memberikan asi ya. Biar bayi bisa merasakan ibu kandungnya" ujar perawat.

" Iya siap mba. Makasih informasinya" Ujarku tersenyum.

" Iya sama-sama Bunda" ujar perawat yang meninggalkan kamar inapku.

Esok harinya setelah bayiku di mandikan. Aku belajar untuk memberikan asi kepada anakku. Meski puting payudara aku terasa sakit dan bengkak karena efek pasca melahirkan. Alhamdulillah asi dalam payudara aku keluar. Dan setelah memberikan asi kepada anakku. Perawat membawa nya kembali ke ruang bayi. Dan aku belajar jalan agar cepat pulang ke rumah.

" Gimana rasanya mengasihi?!" tanya Thamus padaku.

" Rasanya mantap banget sayang. Seperti aku jadi wonder woman. hahhaha" Ujarku menahan rasa sakit.

" Hehehe.. semangat terus sayang kasih asi buat anak kita" ujar Thamus memberikan support.

" Pasti sayang. Aku kan menginginkan anak ini. Jadi pas aku kasih puting payudara aku dia langsung mau minum asi aku" Ujarku bahagia.

Dan sore harinya Thamus membawakan buah-buahan,roti,cemilan dan air mineral. Karena sudah tiga hari dia tidur di rumah sakit menemaniku. Dan hape aku berdering. Ayahku menelpon lewat video call.

" Assalamualaikum nak Thamus. Gimana sudah ketemu rumahnya bibi Imah?!" tanya ayahku.

" Wa alaikum salam. Sudah ayah. Aku udah menemukan Lolita. Dan sekarang kami sedang berada di rumah sakit" ujar Thamus memberitahu.

" Rumah sakit?! Lolita kenapa?! Kok bisa ada di rumah sakit" tanya ayahku.

" Iya. Maaf aku baru kasih kabar ke ayah,ibu dan bunda Rafaela. Lolita sudah melahirkan tiga hari yang lalu. Maaf aku baru sempat. Karena sibuk di rumah sakit. Ayah punya cucu laki-laki " ujar Thamus memberitahu.

" Alhamdulillah, ayah punya cucu cowok dari anak kesayangan ayah" ujar ayahku bahagia.

" Iya Alhamdulillah banget. Aku bersyukur banget bisa menemani Lolita dari proses melahirkan sampai sekarang" ujar Thamus menangis bahagia.

" Makasih udah jadi suami siaga ya nak Thamus. Makasih juga udah jagain Lolita dan kasih dia perhatian penuh" ujar Ayahku menangis.

" Sama-sama ayah. Makasih udah jadikan aku mantu di rumah ayah. Kemungkinan aku dan lolita belum bisa ke Jakarta dahulu nunggu kondisi Lolita membaik" ujar Thamus.

" Iya enggak apa-apa nak Thamus. Kalo butuh apapun bilang ke ayah" ujar ayahku.

" makasih ayah atas ucapan dan doanya. Salam buat ibu dan bunda" Ujarku sambil mengakhiri percakapan kami.