( PERAWAN CINTA)
Setelah semalaman menginap di rumah thamus dan sarapan bareng. Akupun di ajaknya berbelanja oleh Thamus untuk membeli seserahan pernikahan dan undangan pernikahan bersama nya. Hari ini Thamus cuti kerja untuk menemani aku seharian.
" Kita shopping buat keperluan pernikahan kita ya sayang!!" ujar Thamus sambil menggandeng tangan ku.
" Iya sayang. Makasih hari ini kamu luangkan waktu buat aku. Dan nemenin belanja juga" ujarku sambil tersenyum.
" Terserah kamu mau beli apapun. Aku traktir pokoknya" ujar Thamus sambil merangkul pinggangku.
" Beneran nih?!! Aku beli apapun kamu yang bayar?! " ujarku meledeknya.
" Iya sebagai imbalan buat kamu karena semalam menginap di rumahku dan buatin aku sarapan pagi" ujar Thamus bahagia.
" Tapi sebelum berkeliling mall lagi. Aku laper sayang. Aku pengen makan Hoka-hoka Bento boleh?!" tanyaku manja.
" Boleh dong. Di bungkus buat ayah dan ibu kamu juga boleh" ujar Thamus sambil menggandeng tanganku menuju restoran Hoka Hoka Bento.
Dan sesampainya disana. Thamus memesan makanan hingga empat porsi buat aku. Meski aku sedang hamil tapi tubuhku tidak melar seperti ibu hamil yang lainnya. Hanya saja nafsu makanku jadi bertambah seperti orang hamil yang lainnya. Tak bisa menahan rasa lapar mungkin karena ada bayi dalam kandungan ku yang juga butuh asupan gizi. Makanya aku harus benar-benar perhatikan gizi buat bayiku.
" Sayang,aku aneh sama kamu ya sekarang jadi nafsu makan banget. Kaya lagi hamil aja. Tapi anehnya badan kamu masih ideal" ujar Thamus bercanda.
" Iya kan aku lagi hamil anak kamu. Gimana sih mas?! Semalam kan abis nganu sampai subuh. Makanya sekarang udah jadi" ujarku bercanda.
" Ah masa sih?! Secepat itu kah kalo istri hamil?! " tanya Thamus penasaran.
" Semua tergantung sel telur ibunya dan sperma dari ayahnya. Kalo keduanya subur mah langsung cepat hamil sayang" ujarku menjelaskan.
" Wah kalo misalnya kita nganu terus mah bisa jadi sebelum akad nikah udah hamil kamu ya?!" ujar Thamus meledek.
" Iya bisa jadi. Tapi kamu enggak malu kalo nikah belum setahun tapi udah punya anak dari aku?!" tanyaku.
" Enggak Lah. Selama itu anak dari darah daging aku. Aku enggak akan malu. Malah aku akan semangat kerja buat keluarga kita nanti juga buat anak kita nanti" ujar Thamus.
" Owh seperti itu ya" ujarku terdiam.
" Iya dong. Makan yang banyak ya bumil. Biar anak kita sehat dengan asupan gizi yang banyak. Dan aku gak sabar menunggu kelahiran anak kita" ujar Thamus bercanda sambil mengelus perutku.
" Kamu udah seperti suami aja ,sayang!! Udah ah jangan begitu!! Nanti banyak yang ngeliat!!" ujarku bercanda.
" Ah biarin aja. Biar semua tahu kalo kamu milik aku selamanya!! Karena yang aku mau hanya kamu dan bayi kita" ujar Thamus manja.
Setelah habis makan. Kemudian berbelanja lagi mencari buat seserahan dan souvernir undangan. Malam harinya kami pun pulang karena sudah kelelahan. Dan tubuhku sudah lemas tak berdaya. Thamus memasukkan semua belanjaan ke bagasi mobilnya. Dan mengantarkan aku pulang ke rumah. Dalam perjalanan ke rumahku akupun tertidur pulas.
" Sayang bangun!! Udah sampai di rumah kamu nih!!" ujar Thamus sambil mencium bibir ku.
" Hah?! Apa?! Sudah sampai rumah?!" ujarku yang baru terbangun.
" Kamu tidur pules banget sih,sayang!! Bikin aku gemes pengen cium!!" ujar Thamus meledek.
"Ih genit banget kamu sayang!! Jangan-jangan tadi aku tidur kamu cium bibir aku ya?! Hayo ngaku!!" ujarku meledek.
" Hehehe.. abis kamu aku tepuk tangannya gak bangun juga!! Akhirnya aku cium deh. Biar kaya cerita snow white" ujar Thamus bercanda.
Seminggu kemudian aku dan Thamus mengadakan acara lamaran di rumahku yang di hadiri keluarga inti kami, saudara terdekat dan sahabat terdekat. Aku memakai kebaya warna merah maroon senada dengan rok plisket batik warna merah pula. Sedangkan Thamus memakai batik panjang warna merah senada dengan kebaya ku. Dan acara berlangsung lancar tanpa hambatan.
" Selamat ya,Beb!! Akhirnya elu mau sold out juga!!" ujar Mathilda sambil cipika-cipiki padaku.
" Alhamdulillah makasih ya udah hadir dalam acara lamaran. Jangan lupa hadir kembali di acara pernikahan ya" ujarku bahagia.
" Itu pasti dong,Beb!! Gue bakalan datang ke acara pernikahan elu. Yah,kita enggak bisa nongkrong bareng lagi dong!!" ujar Mathilda bersedih.
" Ya masih bisa dong!! Tapi sekarang nongkrong nya bareng aku ya sayang" ujar Thamus sambil mengecup keningku.
" Iya pasti dong sayang" ujarku sambil mencubit pipinya Thamus.
" Ya Allah. Belum Halal jangan mesra-mesraan depan umum ya!!" ujar Mathilda cemburu.
" Wkwkwk.. biarin aja. Biar kamu iri pengen cepat nyusul seperti kami" ujar Thamus meledek.
" Tuh lihat Lolita!! Laki elu jahat banget sama gue!! Gue di ledekin terus nih ma Thamus" ujar Mathilda bercanda.
" Aduh,sayang jangan dong!! Nanti dia pulang langsung nangis Bombay di kasurnya!!" ujarku meledek.
" Ih parah banget sih elu Lolita. Enggak ceweknya!! Enggak lakinya!! Sama aja!! Bisanya bikin iri orang aja!! Hehehe.. pokoknya gue minta tolong ke elu ya Thamus. Tolong jagain sahabat gue. Lindungi dia. Jangan bikin dia sakit hati atau terluka hatinya. Awas aja bikin dia nangis. Nanti elu berurusan sama gue!!" ujar Mathilda mengancam.
" Iya siap,Bu boss!!" jawab Thamus.
Dan setelah acara selesai semua tamu pulang ke rumahnya masing-masing. Dan saat Thamus dan keluarga nya pamit pulang.
" Terimakasih kasih ya atas sambutan nya. Dan makanan hari ini. Aku tak sabar untuk kita jadi besan" ujar ayahnya Thamus.
" Saya yang terimakasih atas kunjungannya beserta keluarga sudah mau hadir dalam acara lamaran. mohon maaf bila suguhan makanan masih kurang berkenan" ujar Ayahku.
" Makasih ya om dan Tante atas kehadiran nya hari ini. Hati-hati di jalan" ujarku.
" Iya sama-sama cantik. Mulai hari ini jangan panggil om dan Tante lagi. Tapi papa dan mama" ujar ayahnya Thamus.
" Iya papa. Jaga kesehatan ya" ucapku.
" Aku pamit pulang ya om dan Tante" ujar Thamus sambil mencium tangan ayah dan Ibuku.
" Iya hati-hati di jalan ya nak Thamus" ujar ibuku.
" Iya makasih Tante" ujar Thamus.
" Hati-hati di jalan ya mas" ujarku sambil mencium tangan Thamus.
" Iya sayang. Nanti kalo aku sudah sampai rumah. Aku kabarin ya. Aku video call kamu" ujar Thamus sambil mencium keningku.
" Iya sayang. Udah sana ke mobil. Nanti di tinggalin lho" ujarku meledek.
" Ya kalo di tinggalin sama papa dan mama. Aku nginep sini ya om" ujar Thamus bercanda.
" Ya kalo mau nginep sini silahkan. Masih banyak kamar kok" ujar ayahku bercanda.
Dan setelah berpamitan. Keluarga Thamus meninggal kan rumahku dengan mobilnya.