Jihan dan temannya sering nongkrong di warung mpok asmi yang terletak di pinggir jalan yang tak jauh dari sekolahnya. Ketika membolos jihan sering diam di situ.
" oke gua meluncur ke sana,," balas jihan. Ia lalu pergi mandi dan berpakaian menggunakan celana jeans pendek, dengan kemeja hitam dan rambut yang terurai panjang membuatnya terlihat cantik. Ia lalu memakai sepatu dan tak lupa tas ransel kecil miliknya.
Ketika jihan menuruni tangga ia melihat bi iyem sedang menyetrika pakaian, ia pun berpamitan kepada bi iyem. " bi,, jihan pergi dulu ya. "
Bi iyem menengok ke arah jihan. " Owh iya non. Tapi maaf non mau pergi ke mana, soalnya ibu selalu menanyai non ketika menelpon nanti. "
" mau nongkrong sama temen-temen." jawab jihan dengan malas. Iapun pergi menggunakan motornya.
Bi iyem yang melihat kelakuan jihan hanya bisa terdiam, ia merasa kasian kepada ibu. Ia tau kalau selama ini jihan telah salah paham kepada mamahnya. " ya allah,, berikanlah kesadaran kepada non jihan." katanya di dalam hati.
Di warung nya mpok asmi, terlihat beberapa anak sekolah yang nongkrong. Ketika baru sampai jihan di sapa oleh teman-temannya. " heyy,, hallo han. " sapa kawannya.
Jihan membalas dengan senyuman. Ia memarkirkan motornya dan bergabung bersama mereka. Salah satu temannya menawarkan rokok. Ya jihan selama ini merokok semenjak mulai nongkrong di pinggir jalan.
Jihan mengambil satu batang rokok dan menghisapnya, iapun memesan minuman ke mpok asmi " mpok kopi nya dong,, yang biasa ya. "
Mpok asmi mengangguk, ia sudah tau kopi kesukaan jihan.
" trus sekarang lu mau pindah sekolah kemana. " tanya salah satu kawannya itu.
" gua gak tau, gua masih malas masuk ke area sekolah. " jawab jihan sambil menghisap
rokoknya.