" mamah tau, mamah cuma takut jika kamu sekolah di kota ini, orang-orang yang memiliki masalah dengan mu dulu akan melukai kamu sayang,, mamah gak mau kamu kenapa-napa." jelas mamah.
" kalau begitu terserah mamah,, lalu bang rio bagaimana. " tanya jihan sambil melihat kearah rio,
Rio yang sedari tadi diam tidak menjawabnya, ia malah mengambil snack yang ada di meja.
" abang kamu sudah tau semuanya, ibu sudah menceritakannya.. Kebetulan ia kuliah diperbatasan kota A dan B, maka dari itu abang kamu setuju dengan keputusan mamah. Dan mulai minggu besok kita akan pindah rumah ke kota B." jelas mamah kembali.
" apa.. Pindah mah, lalu rumah ini bagaimana.?" jihan kaget mendengarnya.
Mamah yang sedikit merasa sedih menjawab. " rumah ini akan mamah jual, mamah tau begitu banyak kenangan kita disini,, suka dan duka sudah kita rasakan bersama. Mamah cuma mau membuka lembaran baru bersama kalian. Soal ayah kalian tidak usah sedih, ayah akan selalu ada di dalam hati kita. "
Jihan yang mendengarnya ikut merasa sedih, tapi yang dikatakan mamah benar, ia harus membuka lembaran baru karena begitu banyak kesedihan yang ia rasakan dirumah ini, walaupun kenangan bersama ayahnya berada disini.
" baiklah mah, jihan akan mengikuti kemauan mamah. " jihan lalu bangkit dari tempat duduknya, iapun pergi kekamarnya.
" rio, mamah akan pergi ke kamar, kamu kalau sudah selesai nonton matikan tv nya ya," pesan mamah.
" iya mah. " jawab rio. Mamahpun pergi ke kamarnya.
Seminggu kemudian, jihan dan keluarganya terlihat begitu sibuk. Mereka telah bersiap-siap untuk pindah. Mamah menyewa mobil truk untuk membawa barang-barang.