" nih kopi nya. " mpok asmi memberikan kopi pesanan jihan.
" makasih mpok. "
"btw bagaimana kabar si jalang yang kmaren," lanjut jihan.
" gua dengar sih dia masih di rawat di RS,, lu tau gak orang tua nya datang ke sekolah, mereka marah-marah sama kepala sekolah. Untungnya lu udah balik." jelas temannya.
Jihan hanya terkekeh, ia menyeruput kopi nya dan berkata. " gua gak takut.. Walaupun gua masih ada di sana, gua bakal lawan mereka.. Lagian salah siapa coba gua lagi nyantai malah di ganggu. "
Temannya hanya ketawa. " iya,, gak heran kalau anak-anak mengangkat lu jadi ketua geng."
Jihan tersenyum. Mereka lalu mengobrol sambil bercanda.
Di rumah sakit.
" mah sadar mah,, mamah harus bertahan." ucap seorang pria muda, ia kini sedang jalan terburu-buru sambil mendorong seorang pasien korban dari kecelakaan. Ia menyusuri koridor rumah sakit dengan beberapa perawat.
Sampailah di ruang UGD, pasien langsung di tangani oleh dokter dan pria itu menunggu diluar ruangan sambil merasa khawatir. Ia lalu menelpon rumahnya. " bi jihan mana. " ucap rio.
Ya pria itu adalah rio. Ia panik dengan keadaan mamahnya yang baru kecelakaan.
Tadi pagi rio berangkat sesudah mamahnya pergi. Ketika di perjalanan jalan yang ia lewati macet, ia heran tumben pagi-pagi begini sudah macet. Ternyata di depan ada kecelakaan sebuah mobil. Mobil itu masuk kedalam jurang. Ia menjalankan motornya secara perlahan karena macet, dan ketika sampai di tempat kecelakaan, ia mengenali plat mobil yang sedang ditarik oleh mobil derek. Ia langsung menggeletakan motornya dan segera menghampiri korban kecelakaan.