" Lihat, sudah mamah siapkan ayam saos tiram, perkedel, capcai, sama sambal kesukaan kalian." jawab mamah sambil melihat ke arah makanan tersebut.
" mantap nih.. " ucap rio, ia lalu mengambil piring yang sudah disiapkan mamahnya
" kalian makan yang banyak ya. " mamah merasa senang, kini ia bisa terus bersama anak-anaknya. Merekapun makan bersama.
Bi iyem sudah berhenti bekerja di rumah jihan, ia tidak diberhentikan melainkan mengundurkan diri karena ia harus pulang ke kampungnya lantaran ibunya yang dikampung sedang sakit parah, ia pun terpaksa berhenti karena harus mengurusi ibunya.
Mamah tidak marah, justru ia senang karena kini ia bisa merawat anak-anaknya dengan tangannya sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain.
berbulan-bulan pun berlalu. jihan dan keluarga terlihat hidup dengan bahagia.
pada malam hari, ketika pukul 7 malam, jihan dan keluarganya sedang berkumpul menonton tv. Jihan memang tidak lagi ikut nongkrong dengan kawannya, tapi kini ia selalu sibuk dengan ponselnya, ia selalu bermain game.
Mamah lalu berkata. " jihan,, kamu emang tidak mau sekolah lagi.? "
Jihan yang sedang berada di bangku pojok menghentikan gamenya, ia lalu menghampiri mamahnya.
" jihan terserah mamah aja, kalau mamah menginginkan jihan sekolah lagi, jihan bersedia,, di manapun mamah menyekolahkan, jihan akan belajar dengan benar mah. Jihan janji."
" mamah kemaren sudah melihat-lihat di media tentang sekolah-sekolah yang bagus di kota B, kamu mau kan sekolah disana. " tanya mamah.
" iya mah,, tapi kenapa harus di kota B, dikota A kan banyak sekolah-sekolah yang Bagus juga mah." jihan menjawab dengan penasaran.