setelah kejadian beberapa saat yang lalu Ara tidak jadi melanjutkan rencana awalnya untuk ke kantin. dengan rasa sebel yang masih tersisa di dirinya dia melangkah kembali ke kelasnya dengan cepat tanpa menghiraukan panggilan Ella di belakang nya yang terus ngikutin langkah Ara ke kelas.
sesampai di kelas ara langsung saja mengambil botol minum yang biasanya dia bawa dari rumahnya.
"tu cowok gak ada akhlak sama sekali ya" maki ara sendirian karena Ella baru memasuki kelas.
"sabar Ra sabar" ucap ella mencoba nenangin Ara yang keliatan marah sekali. dia berusaha nenangin Ara sambil mengelus Elus pundak belakang Ara.
"tuh orang kenapa sih?" ucap Ara bingung dengan sikap cowok yang dia tabrak tadi.
"qw rasa....qw gak punya Masalah sama tu orang?" lanjut Ara setelah menyelesaikan acara minumnya.
"emang gitu orangnya dia Ra" ucap ella di samping Ara
"emang gitu gimana?" tanya Ara dengan suara yang agak keras. teman teman kelas Ara melihat kearah Ara dan Ella penasaran apa yang membuat Ara semarah itu tapi Ella nenangin mereka sehingga mereka kembali ke tempat nya masing masing.
"tadi tu orang yang Lo tabrak namanya Alex,salah satu anak donatur terbesar sekolah ini. orangnya emang dingin banget dan gak mau berteman sama siapapun" jawab Ella
"gak mau berteman sama siapapun?"
"iya gitu. qw juga bingung sama sikapnya dia sih. tapi meskipun begitu dia tetap saja masuk dalam jajaran cowok most wanted di sekolah ini. penggemarnya banyak dan bukan hanya dari sekolah ini"
"dengan alasan hanya karena dia ganteng dan kaya?" jawab Ara sekalian bertanya
"nah Lo aja nyadar hehe" respon antusias bahagia ella karena teman barunya itu sadar juga kalau Alex adalah cowok ganteng.
"apaan sih bukan gitu maksud qw. biasa aja kok wajahnya, masih banyak cowok di luar sana yang lebih ganteng dari dia dan lebih kaya juga"
"iya ya qw tau, tapi tetep saja di ganteng Ra" ucap ella kembali masih membela Alex.
"wajah ganteng, kaya tapi kelakuannya minus kanyak gitu Lo masih mau?" Ara duduk di bangkunya di ikuti Ella yang juga duduk di bangkunya di belakang bangku Ara.
"kanyaknya qw masih mau deh Ra hehehehe" jawab Ella sambil tertawa kecil sedikit ngebayangin Alex jatuh cinta padanya.
"aneh Lo. udah ah males qw mikirin dia" Ara mulai menyibukkan diri dengan kegiatan lain yaitu membuka handphonenya yang sudah banyak notifikasi dari berbagai akun sosial media yang dia miliki.
"baru saja ketemu sekali udah mikirin aja Lo Ra" goda Ella pada Ara.
Ara lebih memilih tidak merespon ucapan Ella yang nantinya bakal gak ada ujungnya karena Ella bakal tetep mati Matian ngebela alex. bukan sekali tapi dua kali ucap Ara di dalam hati males untuk menceritakan kejadian tadi pagi di lapangan volley pada Ella.
~pulang sekolah~
"Ra kita jalan aja ya, Deket kok restoran nya gak jauh dari sini" ucap ella sambil membereskan buku bukunya di atas meja begitupun dengan Ara.
"ok"
beberapa saat kemudian setelah Ara dan Ella selesai membereskan mejanya mereka melangkah keluar kelas sambil mengobrol di sepanjang perjalanan.
"rencananya Lo nanti mau ngambil jurusan apa Ra?"
"belum tau qw ell" jawab Ara gamang
"seriusan Ra? Lo masih belum nentuin ?" Ara hanya mengangguk menjawab pertanyaan Ella. Ara memang masih bingung dengan langkah apa yang dia akan ambil setelah lulus SMA nanti, sebenarnya dia sudah tahu apa yang di inginkan mama dan papanya. namun, ara tidak suka dengan hal tersebut keinginan Ara dengan orang tuanya berbeda.
Ara dan Ella melewati parkir mobil dan motor siswa untuk menuju gerbang sekolah. mata Ara tanpa sengaja melihat sesosok hawa dingin yang sangat tajam di diri orang itu. orang itu berjalan sendirian dengan pandangan dan sikap yang benar benar menyebalkan. orang itu mendekati salah satu mobil di parkiran lalu masuk kedalamnya dan menghidupkan mesinnya.
"gak ada akhlak" maki Ara spontan dari mulutnya.
"kenapa Ra? gak ada akhlak?"
"ha? apa ell?" malah Ara tanya balik karena dia sendiri bingung barusan bilang apa
"kok Lo malah nanyak balik Ra. Lo barusan bilang apa?" ucap ella gemess pada Ara.
"enggak ada. udah yukk cepetan" ucap Ara sambil menarik tangan Ella
bbbrenhggghh brenghgggggg
mobil yang di masuki orang tadi lewat di pinggir Ara dan Ella.
"Ra tuh Alex barusan lewat" ucap ella pada Ara yang sudah tau.
"lah Napa Lo bilang sama qw, qw gak ada urusan sama dia."
"ya kali Lo penasaran"
"enggak" jawab Ara sarkas
"ok ok"ucap ella sambil cekikikan
Ara sampai di rumahnya kira kira jam 5 sore. sesampai disana Ara bertemu dengan mama dan papanya yang sedang nonton TV di ruang tengah.
"sore ma, pa" ucap Ara
"sore Ra, kok telat pulangnya Ra?" tanya papa Ara
"tadi makan dulu sama teman di dekat sekolah" jawab Ara sambil duduk di samping mamanya.
"gimana sekolahnya Ra betah di sana?" tanya mamanya
Ara mengangguk sebagai bukti kalau dia cukup nyaman dengan sekolah barunya itu.
"Erik kemana ma?" ucap Ara menanyakan keberadaan adek satu satunya itu.
"lagi belanja keperluan sekolahnya besok sama pak Maman ke Gramedia"
"ooooo ya udah, pa ma Ara ke atas dulu ya" ucap Ara meminta izin, setelah mama dan papanya mengangguk Ara melangkah kearah tangga untuk menuju ke kamarnya yang berada di lantai 2.
~ sekolah~
hari ini Ara berangkat sekolah pagi sekali. sekolah masih terbilang sepi dibandingkan siang hari saat siswanya sudah datang semua. Ara tidak melangkah kearah kelasnya dia lebih memilih berkeliling mengitari taman dan lapangan utama.
di samping lapangan basket Ara berhenti sambil menonton beberapa anak yang bermain basket di sana.
tiba tiba dari arah lapangan basket anak anak yang di tonton Ara tadi sebagian melihat kearah Ara dan melambaikan tangannya.
mereka menyapa Ara sambil berteriak-teriak
"Hay kamu di sana" ucap salah satu cowok di sana
"selamat pagi " ucap cowok lainnya di sana
"selamat pagi " ucap yang lainnya lagi
Ara membalas lambaian mereka sambil tersenyum kearah mereka.
"selamat pagi" ucap Ara juga
Ara sangat senang diterima baik di sekolah barunya ini, hampir tidak ada yang menjudge dia, ya meskipun ada juga beberapa namun Ara tidak memperdulikannya.
di tengah lambaian tangan Ara dia melihat satu orang diantara mereka yang hanya diam dengan tatapan yang bener bener tanpa ekspresi dan dingin, berbeda sekali dengan teman temannya yang lain. Ara langsung menyadari siapa dia.
"Alex?" ucap ara pelan.
Ara menyudahi lambaian nya pada mereka lalu melangkah pergi dari sana.
"kenapa qw harus sepagi ini cobak ngeliat wajah sedingin itu?" ucap Ara kesel sendiri sambil berjalan kearah kelasnya.
"bikin qw kesel saja" Ara masih terus mengingat kejadian kemaren yang bener bener membuatnya kesel sekaligus malu, bagaimana tidak Alex sama sekali tidak memperdulikan Ara padahal Ara sudah berusaha meminta maaf dengan baik.selain kata TERUS? Alex tidak mengatakan apa apa lagi dan kembali berlalu dari hadapan Ara yang masih syok kala itu.
sesampai di kelas ternyata Ella sudah berada di sana duduk di bangkunya sambil memainkan handphonenya.
"morning Ra"
"morning" jawab Ara cepat
"Napa Lo? gak banget mukanya"
"tu orang mukanya emang gak pernah berubah selain datar gitu ya?" tanya Ara pada Ella yang sebenarnya bingung dengan pertanyaan Ara yang tiba tiba marah itu.
"maksud Lo siapa sih Ra?"
"siapa lagi. Alex lah" jawab Ara
"Napa lagi Lo sama dia?"
"gpp... qw cuman sebel aja liat muka datarnya itu"
"ya elah Ra. emang gitu dia mukanya datar tapi tetep ganteng hehe. qw sendiri liat dia senyum cuman satu kali, selama hampir 3 tahun qw tau dia"
"seriusan? kapan?" tanya Ara antusias sekali.