pagi ini Ara berangkat sekolah seperti biasanya. meskipun masih ada bekas kekesalan dan ketidak nyamanan akibat kejadian kemaren, tapi Ara menganggap itu hal yang biasa. dia sudah sering sekali cekcok dengan mamanya masalah itu. Ara bahkan tidak paham mengapa mamanya tidak sama sekali memperdulikan pilihan Ara sendiri.
sebenarnya bisa saja Ara mengikuti keinginan mamanya untuk kuliah kedokteran tapi ara adalah orang yang memiliki kepribadian tegas dan tidak suka terlalu di atur.
menurut Ara ini masa depan Ara dan Ara yang akan menjalaninya. ara tidak ingin melakukan sesuatu hal atas dasar paksaan apa lagi ini menyangkut separuh lebih hidup ara kedepannya.
Ara menarik nafas dan menghembuskannya.
"aku juga tidak bisa menyalahkan mama tapi aku juga tidak ingin menjadi dokter" ucap Ara sendiri sambil melihat kearah luar jendela bus. entah orang yang duduk di samping Ara mendengarnya atau tidak.
saat ara melewati parkiran siswa Ara melihat Alex turun dari motornya. kemaren dia melihat Alex menaiki mobil sekarang motor besar, 'sekaya apa sih keluarga Alex?' tanyanya di dalam hati namun, Tiba tiba dia tersadar kenapa dia seakan menjadi cewek matre sekarang.
"sadar Ra, uang bukan segalanya" ucap Ara pada dirinya sendiri masih terus memperhatikan Alex.
Alex lewat di pinggir Ara yang masih memperhatikannya. jujur Alex merasa risih dengan Ara yang secara terang terangan melihat kearahnya bukan seperti kebanyakan cewek lain yang mencuri curi pandang padanya , namun dia tetep bersikap biasa saja tidak memperdulikan Ara yang terus terusan melihatnya.
" selamat pagi Alex" ucap Ara di samping Alex sambil berusaha mengikuti langkah kaki Alex yang sedikit lebar di bandingkan langkah kaki Ara.
Alex tidak merespon Ara dia masih bersikap seperti biasa.
"nanti sore tanding basket ya? semangat Alex " sekarang Ara lebih memilih berbicara sambil berjalan mundur di depan Alex berharap Alex akan sedikit memperhatikan nya.
Alex dapat melihat secara jelas wajah Ara di depannya yang mencoba biasa saja berjalan mundur tapi masih terlihat kaku dan sedikit dikit oleng.
karena Ara tidak memperhatikan jalan dibelakangnya, Ara menabrak pak Bambang wakil kepala sekolah dengan punggungnya sehingga pak Bambang jatuh terlentang ke belakang. sedangkan Ara hanya tergelincir sedikit dan tidak ikut jatuh.
pada awalnya terdengar suara tawa dari beberapa siswa namun, beberapa detik kemudian berhenti dan mencoba menolong pak Bambang yang memegang pinggangnya kesakitan. Ara tersentak dan kaget sekali, dia bener bener terkejut kalau yang dia tabrak pak Bambang. Ara bahkan syok sendiri di tempatnya sehingga hanya melihat kearah pak Bambang tanpa niat menolong.
beberapa detik kemudian Ara tersadar.
"pak Bambang " ucap Ara sambil kebingungan.
"pak Bambang , maaf pak saya tidak sengaja" ucap Ara yang sebenarnya tidak kedengaran oleh pak Bambang saking banyaknya murid yang menolong dan mengerubungi mereka.
Ara mencoba menolong pak Bambang tapi pak Bambang sudah di tolong murid lain dan mulai berdiri. setelah berdiri dengan masih memegangi pinggangnya, pak Bambang melihat ke arah Ara .
"Ara bukan?" tanyanya
Ara mengangguk sambil tersenyum lebar namun meringis malu bukan takut.
"apa kamu punya kelainan sehingga berjalan mundur?" tanyanya yang membuat beberapa murid tertawa kecil termasuk Alex namun, hanya di dalam hati Alex saja.
"tidak pak, tadi Ara mau berbicara dengan Alex tapi gak di dengarin sama dia pak" jawab Ara sambil berbalik melihat kearah Alex yang sudah melangkah menjauh dari sana sejak mendengar Ara akan menyebut namanya.
"orangnya pergi pak" lanjut Ara sambil cengengesan.
"apa kamu anak baru? oh jelas kamu anak baru" ucap pak Bambang yang bertanya dan di jawab sendiri secara cepat . Ara hanya tersenyum mendengarnya.
"katakan padanya kalau Alex adalah spesies lain dari kutub selatan" ucap pak Bambang pada salah satu murid di sampingnya sambil menepuk bahunya. murid itu hanya mengangguk bingung.
"sudahlah bapak tak apa, bapak mau ke ruang UKS dulu" ucap pak Bambang sambil berjalan pelan menuju UKS.
"pak saya bantuin ya" pinta Ara merasa bersalah.
"tidak usah nak,masuklah ke kelasmu sebentar lagi bel masuk berbunyi"
Ara mengangguk lalu pak Bambang melanjutkan langkahnya. siswa yang tadi berkerumunan di sana mulai menghilang.
"Lo gpp ra?" tanya salah satu murid yang sebenarnya Ara tidak tahu dia siapa.
"gpp gpp. sorry ya Que udah bikin kerumunan pagi pagi hehe" ucap Ara setulus mungkin.
"gpp" jawab mereka.
"ya udah Que ke kelas dulu ya" ucap Ara yang mendapat anggukan dari mereka. Ara pun langsung berjalan cepat menuju kelasnya.
"sial.... kenapa qw udah sepagi ini Sih bikin Masalah" maki ara pelan sambil terus melangkah ke arah kelasnya.
"kenapa juga ada manusia sedingin Alex?" lanjut Ara.
"liat aja lex, Lo harus qw beri pelajaran"
~ jam istirahat~
jam istirahat Ara dan Ella pergi kekantin sekolah. siang ini Ara makan banyak sekali tidak seperti biasanya. dia masih mengingat kekesalannya kemaren dan tadi pagi sehingga dia melampiaskan semuanya pada makanan.
"Ra Lo udah makan mie ayam, bakso dan sekarang masih mau makan siomay?" tanya Ella yang gak percaya Ara memakan itu semua. Ara hanya mengangguk sambil menuangkan saos kedalam mangkok siomay nya.
"Lo gak takut gemuk Ra? ok Lo gak bisa gemuk. maksud qw Lo gak takut sakit perut Ra?"tanya dan jawab Ella sendiri yang bingung sendiri sebenarnya dia mau bertanya apa.
"qw lagi kesel ell... kesel" jawab Ara sambil memasukkan suapan siomay yang cukup besar ke mulutnya. terlihat sekali kalau Ara melampiaskan semuanya pada makanan.
"Lo kalau kesal emang sering makan banyak gini?"
Ara mengangguk dan kembali memasukkan suapan siomay kedalam mulutnya.
"tapi Lo gak gemuk gemuk ra?" sebenarnya ini ni hal yang paling diirikan oleh sebagian besar cewek pada cewek lain ,makan banyak tapi gak gemuk gemuk termasuk Ella yang juga iri pada Ara karena Ara bisa makan sepuas dia mau.
sedangkan dirinya harus menjaga pola makannya agar tidak naik berat badannya.
"iya. qw juga gak tau kenapa qw gak bisa gemuk" jawab Ara yang merasa sedih kenapa dirinya tidak bisa gemuk gemuk.
"ya ampun Ra, Lo harusnya bersyukur sangat sangat bersyukur. tubuh lo yang sekarang juga bagus kok gak kurus kurus amat"
"beneran ell? qw gak kekurusan kan?"tanya Ara yang suaranya di pelanin takut ada yang mendengar.
"enggak lah, menurut qw tubuh lo pas" jawab Ella jujur sambil mengacungkan jempolnya. jawaban Ella membuat Ara tersenyum kecut 'tapi tetep saja qw di putusin gara gara kurang bohai kanyak biduan dangdut ' ucap Ara di dalam hati.
"udah yuk ell, Balik kelas qw udah selesai makan" ajak Ara sambil mulai merapikan seragamnya.
"ok" jawab Ella sambil juga mulai merapikan seragam dan rambutnya
di perjalan menuju kelasnya Ara melihat Alex yang berjalan jauh di depannya sambil membawa bola basket.jujur Ara gak bisa menepis pesona Alex yang bener bener nambah saat memegang bola basket. Ara ngebayangin gimana gantengnya Alex saat dia tanding basket.
"Ra Lo liatin apa sih?" tanya Ella yang berhenti berjalan dan fokus melihat ke satu tempat. Ella mengikuti Arah pandang Ara namun, dia tidak menemukan siapa siapa karena Alex sudah berbelok di belokan.
"ell Lo sore ini ada acara enggak?"
"enggak. palingan belajar doang buat ujian besok"
"udah belajarnya malam aja ya. ikut qw nonton pertandingan basket ok" Ajak Ara pada Ella sambil menggandeng tangan Ella berharap teman barunya ini mau menemaninya.
"qw tau Lo mau nonton Alex tanding kan?" goda Ella pada Ara yang tau siapa yang bakal di tonton Ara.
"enggak. qw pengen liat aja tim basket sekolah kita ini bagaimana"
"idih.. alesan" ucap ella yang gak percaya dengan Ara
"udah ah, bentar lagi masuk ell cepetan deh" ucap Ara mencoba mengalihkan suasana sambil mendorong tubuh Ella dari belakang.
"Ra... pelan pelan " teriak Ella saat Ara menarik tangan Ella sambil berlari.