"langsung ni Ra?" tanya Ella pada Ara di dalam kelas yang mulai kosong.
"ke kantin dulu beli minum nanti haus lagi" jawab Ara yang di anggukin ella.
"langsung pulang ni Ra?" tanya Bima yang sudah siap untuk pulang.
"enggak, masih mau nonton basket dulu Bim" jawab Ara .
"ok. qw duluan ya ell, Ra"
"ok. hati hati Bim" ucap Ara dan Ella bersamaan.
"Bima lumayan sih, tapi dibandingkan dengan Alex ya qw tau masih lebih ganteng Alex" ucap ella yang di tujukan untuk Ara tapi Ara sendiri tidak paham maksud dari pembicaraan Ella yang tiba tiba ngebandingin Alex dan Bima.
"Lo bicara apa sih ell?"
"menurut Lo Bima ganteng gak?" tanya Ella.
"Bima? Napa Lo tiba tiba nanyain dia? "
"atau jangan jangan Lo naksir Bima ya ell?" lanjut dan tebak Ara yang langsung menggoda Ella
"apaan sih. enggak lah"
"cieee cieee Ella lagi jatuh cinta ni" lanjut Ara menggoda Ella
"apaan Ra. gak lah "
"jujur deh ell. Bima lumayan ganteng kok. qw dukung da Lo sama dia"
"kok jadi qw yang suka Bima sih Ra?" tanya Ella frustasi
"hallo Ra, ell" sapa beberapa murid yang berjalan berlawanan arah dengan Ara dan Ella. mengakhiri godaan Ara pada ella
"hallo jawab Ara " seramah mungkin
"hallo ben,mi" sapa Ella yang kenal dengan mereka.
"mau kemana ni?" tanya Mia
"ke kantin dulu mi" jawab Ella
"ooooo.. ya udah kita duluan ya" ucap Mia kembali yang di iyakan oleh Ara dan Ella.
"teman Lo ell?" tanya Ara setelah mereka sudah tidak saling berpapasan.
"iya, teman SMP qw" Ara mengangguk tanda mengerti.
kantin sekolah sangat rame tidak seperti biasanya saat pulang sekolah. Ella nyakin kalau ini efek dari adanya pertandingan basket sebentar lagi sedangkan Ara merasa bingung kenapa kantin serame ini hari ini
"rame kali ell" ucap Ara sambil mencari cari tempat duduk sambil mengantri membeli minum karena di tempat penjual minuman full dengan anak anak
"udah biasa kalau ada pertandingan basket Ra"
"maksud Lo mereka semua mau nonton basket juga gitu?" Ara merasa heran karena disekolahnya dulu olahraga basket tidak terlalu di gemari oleh siswa di sana.
"iya, qw nyakin nanti juga bakal lebih rame dari ini" wahhh ara semakin tidak sabar untuk segera menonton pertandingan basket sekolah ini yang banyak sekali penggemarnya.
beberapa saat kemudian Ara dan Ella sudah dapat membeli minuman dan beberapa Snack yang Ara fikir nanti bisa di makan sambil menonton pertandingan basket.
"udah yukk, langsung kelapangan Ra" aja Ella yang merasa kalau tempat duduk di tribun akan segera full.
"ok" jawab ara.
Ara dan Ella memasuki lapangan basket indoor sekolah. keadaan di dalam sudah mulai rame sekali. Tim lawan juga sudah berada di lapangan dengan membawa beberapa suporter yang mendukung mereka.
Ella dan Ara kebingungan mau duduk di sebelah mana agar bisa melihat dengan jelas kearah pemain.
"ARa..." sapa Maxim secara tiba tiba di samping Ara dari arah belakang.
"Maxim. bisa gak sih gak ngagetin gitu" ucap ara dengan nada kesal dengan maxim.
"sorry sorry sengaja tadi"
"kenapa belum duduk?"
"masih mencari tempat duduk yang pas ni " jawab Ara sedangkan Ella hanya diam saja sambil memikirkan bagaimana bisa Ara mengenal Maxim SE akrab itu padahal dia yang sudah satu sekolah hampir 3 tahun tidak pernah berbicara dengannya.
"qw saranin gimana kalau di sana" tunjuk Maxim pada arah tribun sebelah Utara yang tidak ada penonton nya sama sekali.
"Lo serius?" tanya ara tidak percaya begitupun dengan Ella.
"serius" jawab Maxim.
"pendukung sekolah kita bagian barat xim, gimana kita mau nyeleweng duduk sebelah sana sendirian "
"tapi gak ada yang melarang kan Ra ? katanya tadi mau mencari tempat duduk yang bisa ngeliat secara jelas"
"iya tapi gak gitu juga xim, nanti bukan kalian lagi yang jadi tontonan tapi kita" ucap Ara kesal dengan saran Maxim yang gak bener menurutnya.
"hahahhahaa... ya udah duduk sebelah sana tuh, bagian samping masih bisa " Ara melihat arah yang di bilang Maxim dan sekarang dia setuju dengan sarannya.
"nah kalau ini kan bisa diterima "
"minum buat siapa tuh?" tanya Maxim pada Ara yang membawa sebotol air mineral
"buat Alex ya" lanjut Maxim sebelum Ara menjawab pertanyaannya.
"enggak" jawab Ara sebenarnya Ara masih mau melanjutkan ucapannya. tapi Maxim tiba tiba mengambil air mineralnya tanpa sepertujuannya.
"gimana kalau kita main tebak tebakan" ucap Maxim
"tebak tebakan apaan sih? udah siniin air qw" Maxim menjauhkan air mineral ara dari jangkauan nya.
"yang kalah harus traktir di kantin sekolah sepuasnya" lanjut Maxim.
" iya tebak tebakan apa?" tanya Ara yang mulai frustasi menghadapi sikap sepupu Alex satu ini.
"Alex bakal minum air ini apa enggak" ucap Maxim yang membuat Ara dan Ella terkejut sambil melotot kearah Maxim.
"alex mau minum air mineral dari qw gitu?" tanya Ara sambil tertawa kecil tidak percaya.
"enggak" jawab Ella spontan sambil juga ikut sedikit tertawa. meskipun seandainya alex orang normal dia juga gak bakal segitunya langsung mau minum pemberian air dari orang yang tidak di kenal apa lagi dengan sikap Alex yang seperti itu.
"ok kalian milih enggak ya, kalau aku iya" ucap Maxim yang langsung berlalu dari sana.
"ehhh Maxim" panggil Ara yang masih belum paham dengan apa yang bakal di lakukan Maxim. namun orang yang di panggil tidak menghiraukan nya lanjut berlari ke arah tempat timnya berkumpul.
"qw yakin Alex gak bakal mau ra" ucap Ella masih nyakin dengan pilihannya.
"qw juga yakinnya gitu ell" gimana gak gitu, bicara saja Alex gak mau dengannya apa lagi sampai minum air mineral darinya.
ehh tunggu dulu bukannya itu cuman akan lebih mempermalukan dirinya di depan alex? fikir Ara
"Maxim sialan" maki ara sendiri karena Maxim tidak dapat mendengar nya.
"udah yuk Ra, kita duduk " Ara mengikuti langkah Ella menuju tempat yang di sarankan Maxim tadi.
Alex sedang siap siap di pinggir lapangan bersama timnya. dia sedang merapikan kaos kaki dan sepatunya. Maxim duduk di sampingnya sambil membawa botol air Ara.
"Lex, coba Lo liat kesana" ucap Maxim sambil melihat kearah tempat duduk Ara dan Ella. Alex tidak memperdulikan ocehan Maxim dia tetap fokus ngebenerin tali sepatunya.
"moga aja kuping Lo baik baik aja lex" ujar Maxim yang merasa kesal karena tidak didengarkan oleh Alex.
"liat aja, dia nonton " lanjut Maxim sambil mengambil diam diam botol minum milik Alex dari dalam tasnya yang terbuka. setelah itu dia berlalu dari sana.
ada rasa penasaran di diri Alex dengan apa yang di ucapan Maxim. dia siapa yang dimaksud Maxim sebenarnya.
tanpa bisa di ajak kompromi kepala dan mata Alex bergerak sendiri melihat kearah yang di ucap Maxim tadi.
Alex dapat melihat siapa yang berada di sana, cewek dengan rambut agak pirang , sedikit panjang dan sedikit ikal. wajah yang beberapa hari ini selalu muncul di hadapannya dan sempat membuat dia tersenyum tadi pagi. cewek itu sedang tertawa bahagia dengan teman di sampingnya, tas berwarna pink berada di pangkuannya.
"semuanya siap?" tanya pak Akbar selaku pembina sekaligus pelatih dari tim inti sekolah.
"siap" jawab semua anggota tim basket Maxim kecuali dirinya yang hanya melihat saja.
"ok. mari kita melakukan yang terbaik hari ini" teriak pak Akbar meningkatkan semangat anak anak didiknya.
"yang terbaik" jawab mereka serentak.
"semangat Lex" ucap pak Akbar pada Alex secara pribadi. dia cukup mengerti dengan. sikap Alex sehingga dia tidak pernah mempermasalahkan sikap Alex yang terlalu dingin pada timnya termasuk dirinya.
Alex dan timnya memasuki lapangan dan mengambil posisi masing masing. Alex berdiri di tengah tengah lapangan bersama dengan ketua tim lawan, menunggu bola di lemparkan.
entah kenapa Alex rasa pertandingan kali ini berbeda dengan biasanya ada perasaan campur aduk di hatinya tapi Alex tidak tau itu apa. dia hanya ingin menampilkan yang terbaik di pertandingan kali ini.