"Ra nanti sore jadi nonton Martin tanding?" tanya Ella pada Ara, mereka sedang mengerjakan tugas yang di berikan guru mata pelajaran sebelumnya di dalam kelas.
Ara berfikir beberapa saat untuk memutuskan apakah dia datang atau tidak, tapi kemaren dia sudah terlanjur janji pada Martin jadi Ara memutuskan untuk datang
"jadi " jawab Ara santai dengan mata masih fokus pada soal soal biologi di bukunya.
"Ra" panggil Ella
"hmmmm"
"Lo suka Martin?" tanya Ella. pertanyaan Ella membuat Ara memandang tidak percaya pada Ella.
"apaan sih ell. enggak lah" jawab Ella sambil ketawa lucu.
"kalau sama Alex?" berbeda dengan pertanyaan sebelumnya setelah mendengar pertanyaan Ella yang kedua kalinya Ara terdiam tidak tau mau menjawab apa.
di otaknya masih juga bertanya dia suka Alex atau enggak. 'qw suka Alex apa enggak ya?' tanya Ara pada dirinya sendiri.
"lama. udah Lo suka dia" ucap Ella karena merasa bosan menunggu jawaban Ara yang sudah pasti dimatanya.
"kok gitu?" ucap Ara merasa tidak terima dengan ucapan Ella.
"gampangnya aja ni. saat qw tanya Lo suka Martin Lo dg gampangnya jawab tidak. beda saat qw tanya lo suka Alex"
"qw diam karena qw bingung El"
iya itu. Lo masih belum percaya sama diri Lo sendiri kalau Lo suka dia padahal sebenarnya Lo sudah suka dia" Ara mencoba mencerna apa yang di katakan Ella. apa mungkin seperti itu ya? ucap Ara dalam hati.
ini bukan kali pertama Ara suka pada cowok cuman Ara belum percaya kalau dia akan secepat ini menyukai cowok lagi setelah kejadian 2 tahun lalu. rasa trauma kala itu masih berbekas dalam diri Ara, dia tidak tau apa yang dia rasakan sebenarnya pada Alex.
"aku tidak tau ell" ucap Ara pelan dengan bayangan masa lalunya. nada itu terdengar pilu di telinga ella hingga dia tau kalau Ara memiliki masa lalu yang kurang baik.
Ella bersikap cukup dewasa dia tidak berucap apa apa lagi kembali fokus mengerjakan tugas yang sempat tertunda tadi.
***
°Ara° handphone Ara berdering menandakan ada pesan chat masuk. dia mengecek handphonenya dan bingung mendapat chat memanggil namanya dari nomer yang belum ara tau. Seperti biasanya Ara akan membiarkan chat itu begitu saja.
° cuek kali Ra. ini qw Maxim° chat itu datang lagi dan Ara membacanya.
"Maxim, dari mana dia dapat nomer qw?" tanya Ara entah pada siapa karena dia sedang sendirian, Ella sedang pergi ke kamar mandi.
°eh iya xim°
°qw kira siapa° balas Ara
°maxim Ra. Lo masih ingat qw kan?°
°qw sepupu Alex yang ganteng di mata Lo itu°
Ara tersenyum membaca pesan Maxim.betapa berbedanya sikap Alex dengan Maxim fikir Ara.
°apaan sih. iya qw ingat. Lo dapat nomer qw dari mana?°
°dari Alex° balas Maxim.
Ara terkejut dg jawaban Maxim yang gak dapat dipercaya itu.
°apa sih xim. serius napa°
°iya ya santai. qw dapat dari ella° 'dari Ella? gak bilang bilang tu orang ngasih nomer qw ya' ucap Ara.
°ra qw lagi sama Alex ni, mau nitip salam gak?° Ara baru sadar kalau dia belum ketemu Alex sejak kejadian tadi malam. telat bangunnya ara lah yang menyebabkan dia juga hampir telat ke sekolah hingga buru buru dan tidak ketemu Alex di tambah tugas yang belum selesai hingga waktu istirahat kedua ini hingga Ara belum juga keluar kelas sama sekali.
°seriusan Lo sama Alex?° tanya Ara memastikan
°iya ni° Maxim menyertakan gambar Alex yang sedang membaca buku di sampingnya,
Ara merasa sangat lega sekali.
°apa dia baik baik saja?°
°iya.masih seperti biasanya Ra. kenapa sih Ra?° Maxim mulai penasaran kenapa Ara bertanya begitu.
° gpp xim hehe. bilangin sama Alex salam rindu dari qw° pertamanya Ara menimang-nimang untuk mengirim chat itu, tapi setelah di fikir fikir ya sudahlah Maxim juga orangnya asyik kalau Alex mana dia mau respon meskipun qw bilang apa fikir Ara sehingga dia mengirim pesan itu pada maxim.
° gasss Ra jangan kasih kendor°
°gak ada salam rindu buat qw juga ra° goda Maxim pada Ara.
°gak ada. udah qw mau ngerjain tugas. bye °
Ara meletakkan handphonenya dengan rasa senang dan lega juga lalu kembali fokus pada tugasnya.
"Lex ada salam dari Ara" ucap Maxim di samping Alex yang masih fokus membaca buku.
"salam rindu katanya" lanjut Maxim yang membuat Alex menoleh spontan pada Maxim dengan tatapan yang menusuk.
"seriusan. Lo gak percaya ni baca sendiri" Maxim menunjukkan chatnya dengan Ara pada Alex . Alex membaca sebentar chat itu lalu memalingkan wajahnya pura pura kembali membaca buku seperti tadi seakan tidak peduli dengan chat itu, padahal kenyataannya ada rasa bahagia di hatinya. Alex sendiri tidak percaya Ara bener bener mengirim chat seperti itu. kejadian semalam terus terekam jelas di ingatan Alex bahkan tadi pagi dia sempat berharap Ara akan menunggunya di trotoar kelas seperti hari hari sebelumnya Namun sayang, ternyata Ara tidak berada di sana sehingga membuat alex sedikit bertanya-tanya dimana Ara.
***
sekarang Ara dan ella sedang menonton Martin tanding di lapangan volli outdoor sekolah. mereka duduk di tribun bersama dengan pendukung dari tim Martin. Martin terlihat berada di tengah lapangan pada sisi lapangan bagian barat atau kanan dari ara.
"ya ampun ra.....Martin gak kalah ganteng juga sama Alex saat berada di lapangan " ucap Ella sedikit histeris sambil melihat fokus pada Martin. Ara hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah Ella yang centil sekali.
"qw sama Martin aja ya Ra" lanjut Ella agak keras yang membuat beberapa siswa yang nonton di samping dan depannya menoleh pada mereka. mereka para penggemar Martin juga yang membuat Ara dan Ella diam kikuk.
"Lo sih ell" ucap Ara pelan.
"mana qw tau mereka penggemar Martin ra" bela Ella.
"udah diam nonton aja" ucap Ara.
baru beberapa saat pertandingan dimulai Ara dan Ella sudah paham betul kenapa pertandingan ini tidak di letakkan di lapangan indoor sekolah yang terbilang sempit.
"ya ampun Martin gila. sakit gak tu" ucap Ara meringis melihat Martin melakukan smash dan bloking dengan tangannya.
"duhhh.... ini mah lebih parah dari basket Ra" ujar Ella yang di setujui ara.
"Aaaaaaaaaa " Ara dan Ella spontan teriak saat ada pemain yang terjatuh keras saat mengejar bola yang melewati garis lapangan.
"kanyaknya cuman kita yang ketakutan Ra" Ara tidak merespon ucapan ella kembali melihat pertandingan dengan perasaan ngeri.
"Aaaaaaaaaa Aaaaaaaaaa...." Ara dan Ella kembali teriak lebih kencang kali ini bukan hanya mereka berdua tapi juga beberapa orang di sana. mereka berteriak karena melihat smash dari tim Martin mengenai kepala salah satu tim lawan yang menyebabkan dia oleng sebentar hingga memegang dahinya. tapi hebatnya dia hanya berhenti sejenak lalu kembali bermain.
"apa dia superhero?" tanya Ara tidak percaya.
pertandingan kali ini cukup sengit tim Martin dan tim lawan sama sama kuat, Martin juga sempat beberapa kali jatuh. pada akhirnya kemenangan jatuh pada tim volly sekolah Ara yaitu tim Alex.
teriakan dan sorakan dari penonton mewarnai tribun lapangan begitupun dengan Ara dan ella yang juga bertepuk tangan riang melihat kemenangan tim Martin.
beberapa saat kemudian Martin menyapa para penonton yang memanggil manggil namanya, 'berbeda sekali dengan Alex' ucap Ara dalam hati sambil mengerucutkan bibirnya sebel mengingat sikap Alex.
Ella juga memanggil-manggil nama martin hingga orangnya mendengar. martin menoleh pada Ara dan Ella lalu berjalan menghampiri mereka berdua.
"haiii Ra ell" sapa Martin duluan sambil mengusap keringat di dahinya.
"Martin ngeri kali" ucap Ara dengan wajah sedih
"iya tin, ngeri kali. Lo gak papa kan?" lanjut Ella
"hehehe... gpp. emang gitu main volly" jawab Martin santai
"tangan Lo gak sakit mukul bola kanyak gitu?" tanya Ara. Martin menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"tu anak yang tadi kena bola kepalanya gpp?"
"palingan cuman nanti nyeri dikit tambah pusing tapi beberapa hari kemudian baik baik aja Ra" jawaban Martin santai sekali berbeda dengan Ara dan Ella yang masih kasihan.
"Lo tadi juga jatuh gpp Lex?" lanjut Ella bertanya
"gpp udah biasa kanyak gitu"
"Martin kalau sakit gpp jujur juga, jatuh gitu pasti sakit tin. " ucap Ara sambil ketawa ringan mencoba mencairkan suasana lebih utamanya suasana hatinya dan Ella yang masih kasihan.
"hahahahaha enggak Ra beneran gpp" Ara, Ella dan Martin sama sama tertawa merasa lucu dengan sikap mereka masing masing.
***
Alex sedang melakukan push up di apartemennya. kurang lebih sudah 4 tahun Alex tinggal sendirian di apartemen yang dia minta pada kakeknya, tidak ada yang bisa Alex lakukan selain meminta pada kakeknya karena Alex waktu itu masih duduk di bangku kelas 3 SMP.
Alex menyudahi push up nya Di lanjutkan dengan gerakan gerakan ringan lainnya. handphone Alex berbunyi, pada awalnya dia mengabaikan nya tapi beberapa kali handphonenya terus berbunyi, Alex mengambil handphonenya yang berada di atas meja lalu melihat siapa yang menghubunginya terus terusan nama Maxim tertera di sana. Alex merasa tidak penting dengan panggilan telepon sepupunya itu.
sebelum Alex kembali meletakkan handphonenya Maxim mengirim gambar beserta chat yang berisi
°wah wah wah wah apa qw bilang Lex, gimana tuh° isi chat dari Maxim.
Alex tidak paham apa yang di maksud dengan chat itu. lalu tangan Alex menekan gambar yang di kirim Maxim.
Alex melihat gambar 3 orang yang sedang tertawa bersama dengan sangat riang. alex mengenal orang yang berada di dalam foto itu. Ara yang masih memakai seragam sekolah dengan tas beruang pink-nya, teman Ara yang selalu bersama Ara namun Alex tidak tau namanya lalu seorang laki laki dengan seragam Jersey volly sekolah mereka berada di tengah tengah Ara dan Ella.
mereka terlihat sangat bahagia di dalam foto itu, sebenarnya foto itu terlihat biasa saja tapi mengganggu untuk Alex. entah kenapa Alex rasa udara di sekitarnya menjadi panas padahal dia sudah berhenti olahraga beberapa saat yang lalu. isi chat Maxim juga menambah panas udara di sana.
°apa kau merasa panas gitu Lex? hahahhaha° Maxim mengirim chat kembali pada Alex. Alex membalas emoticon jari tengah pada Maxim. dia melempar handphonenya pada sofa lalu menuju kamar mandi untuk mandi dan mendinginkan hatinya.