"selamat pagi Alex " sapa Ara, hari ini dia rela bangun lebih pagi dari biasanya agar tidak terlambat dan bisa menunggu Alex di koridor lantai 2.
Alex tidak mempedulikan Ara meskipun ada perasaan senang melihat ara kembali menunggunya dan mengganggu tentunya.
"Alex apa kabar?" tanya Ara sambil berjalan di samping Alex. Alex tetap saja tidak memperdulikan Ara dia tetap berjalan dengan angkuh seperti biasanya.
"Alex" panggilan itu sebenarnya bukan panggilan tapi hanya ucapan Ara saja.
"Alex" dia kembali menyebut nama Alex meskipun tidak di hiraukan oleh orangnya.
"Alex" lagi lagi Ara memanggilnya.
Ara lebih fokus melihat Alex dari samping hingga dia tidak memerhatikan jalan di depannya kadang dia memperhatikan langkah kakinya yang beriringan dengan langkah kaki Alex, melihat itu saja hati Ara merasa tenang dan bahagia.
secara tiba tiba Alex menarik Ara mendekat pada dirinya, karena sentakan tiba tiba itu mereka terhuyung hingga ke tepi pagar koridor, untung saja ada pagar pembatas yang menghalangi Ara dan Alex jatuh dari lantai 2.
tangan kiri Alex berada di belakang tubuh Ara menghalangi benturan secara langsung tubuh Ara dengan balkon sedangkan tangan kanan Alex memeluk kepala Ara mendekat pada dadanya takut terjadi apa apa dengannya.
Ara sangat terkejut dengan apa yang terjadi, dia tidak tau mengapa Alex melakukan itu. tubuhnya dengan tubuh Alex sangat sangat dekat secara spontan Ara memegang baju Alex di kedua bagian pinggangnya.
tinggi badan Ara yang tidak terlalu jauh dengan Alex menyebabkan kepala Ara pas berada di bahu bagian depan. dia dapat mendengar dengan jelas detak jantungnya dan jantung Alex yang berdetak bersamaan dengan cepat.
terdengar beberapa kali hembusan nafas berat dari Alex. dia masih mempertahankan posisi itu meskipun banyak siswa yang memperhatikan mereka dengan berbagai ekspresi.alex masih berfikir mengapa dia sangat ketakutan seperti ini?
beberapa saat kemudian Alex melepaskan Ara secara pelan pelan. dia menunduk melihat wajah Ara yang juga melihat kearahnya. berbeda dengan sebelum sebelumnya kali ini tatapan Alex sangat lembut bahkan ara tidak nyakin apa itu tatapan Alex atau bukan.
Alex menarik Ara berdiri di sampingnya lalu dia melihat tajam ke arah seorang siswa yang berdiri tidak jauh di depannya dg muka ketakutan.
"sor...ry Lex, qw...gak sengaja. tadi qw gak bermaksud ngelempar bola ke kalian" ujar siswa itu dengan wajah memelas. dia tau siapa Alex siswa pendiam tapi jangan berurusan dengannya. Selain dia tampan, pintar, kapten basket, anak donatur terbesar dia juga jago bertarung. hal itu pernah terjadi saat kelas 2, Alex pernah bertarung dengan salah satu ketua geng di sekolah ini yang tidak suka dengan sikap Alex sehingga menantang Alex duel tidak di sangka sangka Alex mengiyakan ajakan itu yang akhirnya mereka bertarung di lapangan basket indoor tanpa sepengetahuan guru guru dan kemenangan di miliki Alex pada akhirnya.
Alex tidak merespon ucapan siswa itu tatapan mematikannya masih tajam ke arahnya. Ara yang melihat kobaran kemarahan yang tidak kunjung reda pada Alex mengambil inisiatif.
Ara memegang lengan Alex lalu tersenyum pada siswa tersebut.
"benarkah Lo tidak sengaja?" tanya Ara dengan suara lembut.
"iya qw bener bener gak sengaja Ra" jawabnya.
"baiklah. tak apa. untuk kedepannya hati hati ok" ucap Ara sambil tersenyum menandakan kalau Ara benar benar memaafkannya.
siswa tersebut membalas senyuman Ara "ok.makasih Ra" ucapnya lalu dia cepat cepat berlalu dari sana, beberapa siswa yang tadi memperhatikan mereka juga ikut berlalu ada juga yang masih curi curi pandang pada Ara dan Alex.
Ara menarik lengan Alex hingga alex berhadapan dengannya.
"makasih" ucap Ara dengan tulus disertai senyuman manis yang indah. tangannya masih saja memegang lengan kiri Alex suatu kebetulan karena Alex tidak mencoba melepaskannya. Alex memandang Ara yang tersenyum manis di depannya, hanya satu yang terfikir di kepala Alex "indah" indah melebihi dari kata cantik, semuanya terasa aneh karena Alex baru merasakan ke indahan ini.
beberapa saat kemudian Ara melepaskan tangan Alex berpaling muka karena tidak tahan dengan tatapan menusuk Alex.
Alex berjalan tanpa mengucapkan sepatah katapun pada ara, Ara mengikutinya karena arah kelas mereka searah.
"jalan liat ke depan" ucap Alex.
Ara tersenyum mendengarnya entah kenapa ucapan itu terdengar seperti perhatian yang sangat romantis bagi ara apa lagi mengingat pelukan Alex tadi hehe
"iya" jawab Ara pelan.
Ara sudah sampai di depan kelasnya dia tidak langsung masuk masih menunggu Alex berhenti atau mengucapkan sesuatu tapi sayang, alex teru berjalan hingga hilang di belokan.
"dingin kali" maki Ara pelan
dari dalam ruang kelas ara, hampir semua siswanya heboh mengintip Ara dan alex dari jendela. mereka sudah mendengar kabar bahwa Alex memeluk Ara di koridor mereka tau dari salah satu anak yang melihat kejadian tadi dan itu sungguh menjadi kabar luar biasa apalagi bagi cewek cewek.
Ara masuk ke dalam kelas dengan santai namun, melihat pandangan hampir seluruh teman kelasnya yang berbeda hari ini membuat Ara sedikit ngeri Dan aneh. 'mereka kenapa sih?' tanya Ara dalam hati. ara cepat cepat duduk di bangkunya.
Ella menepuk pundak Ara dari belakang, Ara cepat cepat berbalik ke belakang dan mengernyitkan dahi pada Ella.
"ikut qw" ajak Ella pada Ara, lalu mendahului Ara keluar dari dalam kelas yang langsung di ikuti Ara.
Ara dan Ella menuju ke bagian samping kelas lantai 2 yang jarang di kunjungi siswa karena lokasinya yang sempit dan berada di lantai 2
"Lo pelukan sama Alex?" Ella langsung bertanya seperti itu saat baru sampai.
"what?" ucap Ara tidak mengerti apa yang di maksud Ella. hingga beberapa saat dia mulai paham arahnya kemana.
"jawab Ra" desak Ella untuk jujur
"enggak juga pelukan ell" jawab Ara bingung mau ngomong apa
"jadi itu seriusan?" Ella makin terkejut dengan jawaban ara, tadi dia sempat mengira itu hanya kabar burung saja.
"ehhh bentar dulu, itu bukan pelukan yang tanpa sebab ell. lebih tepatnya Alex nyelametin qw dari lemparan bola tidak sengaja" Ella masih diam memperhatikan ara menandakan Ella butuh alasan lebih jelas.
"jadi tadi qw sama Alex jalan beriringan menuju kelas tapi tiba tiba ada bola yang mengarah pada qw hingga Alex menarik qw kedalam pelukannya"
"Alex ngelakuin itu?" Ella masih lebih tidak percaya Alex melakukan itu.
"iya gitu" jawab Ara santai.
"Ra. Lo ada hubungan apa sama Alex?"
"gak ada ell" jawab Ara sedih
"boong Ra"
"sumpah qw gak ada hubungan apa apa dengannya. dia aja dinginnya minta ampun sama qw gimana mau ada hubungan"
"tapi ini pertama kalinya Alex kanyak gitu Ra"
"ya qw gak tau ell. tapi kenyataannya qw sama Alex gak ada hubungan apa apa" berharap lebih boleh gak sih fikir Ara dalam hati.
kring....kring.....kring...
"udah ah.... ell. udah bel tu, balik kelas yuk" ajak Ara.
Ella mengangguk mereka berdua berjalan ke arah kelas sambil berangkulan.
"pokoknya kalau ada apa apa Lo harus cerita ke qw Ra"
"iya ya"
"beneran Ara" ucap Ella sambil mencubit lengan Ara.
"iya beneran ell, sakit tau"
di dalam kelas Alex juga tidak terlalu jauh berbeda dengan kelas Ara. saat Alex masuk kelas tatapan sebagian besar siswa mengarah pada Alex. Alex yang menyadari hal itu tidak menghiraukannya, dalam hatinya dia berucap 'ara membuat semuanya berbeda' dengan perasaan gemess.