dring.....
ponsel Ara berdering satu kali menandakan ada chat masuk di aplikasi WhatsApp nya, lalu Ara mengambil handphone dari dalam tasnya dan melihat pesan tersebut.
°qw sama Alex lagi main basket di lapangan indoor° isi chat dari Maxim sambil menyertakan foto Alex yang sedang memegang bola basket, tentunya foto itu di ambil diam diam oleh Maxim.
Ara mengernyitkan dahinya tidak mengerti dengan maksud pesan Maxim.
°terus?° balas Ara
°lo gak pengen liat? sini !° balas Maxim
Ara menimbang nimbang ucapan Maxim, dalam hatinya ada perasaan ingin kembali melihat Alex bermain basket, tapi dia takut Alex tidak suka jika dia berada di sana. dirinya seakan parasit yang selalu menempel padanya.
"kenapa Ra?" tanya Ella yang merasa aneh melihat Ara bengong sambil melihat handphonenya.
Ara tidak menjawab pertanyaan Ella dia kembali duduk di bangkunya dengan wajah masam, padahal tadi dia sudah semangat beres beres untuk pulang.
"kenapa sih ra? jangan buat qw penasaran Napa."
"qw pengen liat Alex main basket " ucap Ara
"ha?" Ella tidak mengerti dengan Ara, masak cuman gara gara itu dia sampai cemberut dan keliatan frustasi begitu.
"ya udah Lo tinggal liat aja Ra.qw kira apa lagi" lanjut Ella santai sambil berdiri menunggu ara di sampingnya.
"tapi qw takut Alex merasa risih, qw selalu ngikutin dia kemana mana ell" ella ketawa kecil menanggapi ucapan Ara.
"kok Lo ketawa?" tanya ara
"dari kemaren kemaren kemana aja Lo Ra? bukannya Lo tiap pagi nungguin dia" jawab Ella.
"ya mangkanya itu, pagi qw nungguin dia masak sore juga nyamperin dia main basket?"
"Alex main basket?" tanya Ella terkejut dan antusias.
Ara mengangguk.
"di mana?"
"lapangan indoor" jawab Ara.
" ya udah yukk ke sana" ajak Ella dengan semangat sekali.
"kok jadi Lo sih yang semangat ell? "
"gini ni emang kalau orang kebawa perasaan. Ra, qw itu cuman mengagumi ketampanan Alex doang, tidak menyukainya. jadi qw gak peduli dia mau senang atau tidak ngeliat qw di sana yang penting qw senang, beda sama Lo yang suka dia" jawab Ella dengan jelas.
"emang qw suka Alex?"
"pakek nanyak lagi. udah deh yukk kelapangan basket" jawab Ara gemes.... sambil menarik ara untuk berdiri.
"tapi qw malu"
"apaan sih. udah deh jangan jadi bukan Ara" ujar Ella.
Ara tersenyum menanggapi ucapan Ella dalam hatinya dia berkata 'qw sendiri gak tau gimana sifat Ara yang sebenernya ell'
beberapa saat kemudian Ara dan Ella sudah sampai di depan pintu lapangan basket indoor. sebelum mereka melangkah masuk Ara menarik tangan Ella terlebih dahulu hingga Ella tidak jadi melangkah masuk.
"apaan sih ra?"
"udah deh ell, gak usah liat yukk... kalau di dalam cuman kita berdua aja yang liat gimana?" Ara tidak tau bagaimana rasa malunya nanti jika itu bener bener terjadi.
"Lo yakin cuman kita berdua aja?" tanya ella
"mungkin" jawab Ara yakin tidak yakin
"Lo anak baru di sini mana tau Lo. udah deh yuk masuk" setelah berkata begitu Ella langsung menarik tangan Ara hingga mereka masuk.
perkiraan Ara salah, ternyata banyak juga para siswa dan siswi yang menonton di tribun, ya meskipun tidak seramai seperti saat pertandingan kemaren tapi ini juga terbilang rame.
"bukan cuman kita berdua kan Ra" ucap Ella di samping Ara yang masih melihat ke sekeliling lapangan.
"iya" respon Ara sambil nyengir
Ella menarik Ara untuk duduk di tempat duduk yang kosong bagian kebelakang dekat dengan pintu masuk.
"qw tau Lo gak mau duduk di depan mangkanya qw ngajak Lo duduk di sini" ucap Ella setelah mereka duduk dengan baik dan dapat melihat jelas ke arah tengah lapangan.
"Ella manis banget sih. jadi sayang deh" ucap Ara di manis-manisin sambil mencoba memeluk Ella dari samping.
"ihh.. geli Ra" ucap Ella sambil mencoba menghindar dari pelukan Ara. Ara tertawa menanggapinya tapi dia tetap saja mencoba menggoda temannya itu.
Ara melihat ke tengah lapangan matanya langsung tertuju pada alex yang sedang mengoper bola pada teman timnya. hari ini mereka hanya bermain basket biasa atau latihan saja tapi yang nonton sebanyak ini, Ara belum percaya kalau olahraga basket di sini sangat di minati.
beberapa saat kemudian Alex berhenti bermain di ganti oleh temannya yang lain, dia istirahat di pinggir lapangan sambil meminum air mineralnya.
"Lex liat tribun bagian barat dekat pintu masuk" ucap Maxim di sampingnya.
Alex yang merasa penasaran akhirnya melihat kearah yang di ucap Maxim.
secara bertetapan Ara dan Alex saling bertatapan, Alex melihat Ara di tribun bagian barat dekat pintu masuk, duduk bersama teman yang sering bersamanya dan sedang melihat kearahnya juga. sedangkan ara yang memang sejak tadi selalu memperhatikan Alex tidak menyangka Alex bakal melihat ke arahnya hingga dia terkejut, beberapa detik kemudian dia memperlihatkan senyum manisnya pada Alex sambil melambaikan tangannya.
Alex melihat Ara tersenyum sambil melambaikan tangan padanya secara tiba tiba hatinya langsung menghangat, dia cepat cepat mengalihkan tatapannya karena merasa aneh pada dirinya sendiri.
"kadang qw mikir kenapa orang se ceria dan sehangat Ara bisa suka sama orang sedingin dan misterius kanyak Lo" ujar Maxim di samping alex.
"tapi qw tetep dukung Lo sama Ara, soalnya Lo butuh orang kanyak ara yang gak ada rasa malu dan takut sama Lo. cerianya Ara juga Lo butuhkan Lex" lanjut Maxim meskipun tidak mendapat tanggapan apa apa dari Alex, Maxim nyakin Alex mendengarkan apa yang dia katakan.
"dan yang penting Lo juga suka ke dia lex hahahaha" Maxim berkata sambil di selingi tertawa. jika kalian paham sebenarnya Maxim sedang menertawai Alex yang akhirnya mulai kepincut pada Ara.
"mau nyamperin Alex gak?" tanya Ella pada Ara.
"ha? enggak"
"kenapa?" tanya Ella
"enggak lah ell. malu kali di sini banyak orang"jawab ara malu malu
"kalau gak banyak orang berani?" goda Ella
"iiiiiih.... Ella. apaan sih. udah yuk pulang!" ajak Ara
"seriusan pulang?"
"iya ell. qw masih mau ke rumah sepupu qw nanti "
"ok"
"gak pamitan dulu sama Alex?" lanjut Ella masih terus menggoda Ara.
"apa sih ell, udah cepetan" ujar Ara dengan malu malu sambil mendorong Ella keluar dari dalam lapangan.
"Ra.... qw pulang duluan ya"
"eh Lo naik taksi?" tanya Ara yang merasa aneh karena biasanya Ara di jemput mamanya.
"iya. mama qw lagi gak bisa jemput hari ini "
"oooo ya udah. hati hati ell"
"ok Ra. da Ra"
" da ell"
setelah menunggu beberapa saat akhirnya bus kota jurusan rumah Ara datang juga.
seperti biasanya Ara akan memilih duduk di dekat jendela, membuka jendela di dekatnya lalu menyandarkan kepalanya pada pinggir jendela sambil menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
fikiran Ara kembali pada kejadian pagi tadi dan bagaimana dia tidak bisa membendung air matanya.
"qw bener bener gak sengaja bal" ucap Ara
"maafin qw bal" lanjut Ara.
sesampai di rumahnya Ara melihat mama dan papanya sedang duduk di ruang keluarga.
"sore Ra" sapa papanya duluan
"sore pa, ma"
"ganti bajunya dulu Ra terus turun makan" ucap mamanya
"iya ma" Ara pun langsung menuju ke kamarnya.
setelah makan Ara duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi, papa dan mamanya pergi entah kemana. Ara sama sekali tidak menyentuh remote dia menikmati saja apa yang terlihat di layar televisi.namun, tiba tiba acar tv menampilkan olimpiade renang yang sedang berlangsung di negaranya, perasaan Ara langsung berubah total. fikirannya langsung mengarah pada Iqbal, keadaan Iqbal, apa yang terjadi dengannya, kecelakaan itu, kebohongan mama Ara semuanya langsung masuk ke dalam fikiran Ara.
Ara merasa udara di sekitarnya menipis, dadanya sesak sekali. mama dan papanya entah kemana dan Ara tidak tau harus melakukan apa. dia cepat cepat melangkah keluar berharap udara luar dapat membantunya.
"non Ara gpp?" tanya bi Lala yang melihat Ara bersandar pada tiang depan rumah sambil memegang dada dan kepalanya.
Ara terdiam sebentar menenangkan fikirannya.
"gpp bi" jawab ara beberapa saat kemudian.
"perlu bi lala ambilkan air atau apa?"
"gak usah bi. Ara tadi cuman pening aja biasa tugas sekolah numpuk" jawab ara sesantai mungkin.
"beneran non?"
"iya bi. Ara keluar dulu mau cari udara segar nanti kalau mama papa nanyak bilang aja ara ke taman kota gitu bi"
"iya non. jangan lama lama non ini sudah malam" Ara mengangguk lalu melangkahkan kakinya menuju jalan raya
Ara melangkahkan kakinya dengan pelan dengan fikiran yang masih berkecamuk, tanpa di sadari dia sudah berada di taman kota, taman kota malam ini seramai malam malam sebelumnya. Ara merasa kurang nyaman di sana, dia butuh tempat yang bener bener sunyi dan penuh dengan angin malam.
**
Alex berjalan seperti biasanya dengan tatapan dingin dan angkuh, malam ini dia ingin ketempat itu lagi. setidaknya tempat itu bisa membuat hatinya tenang sebentar.
di depan gedung itu Alex tidak langsung masuk kedalam, dia memandangi gedung itu dengan baik baik saat melihat ke atap hotel Alex melihat siluet seseorang berdiri di atap hotel.
dia berfikir siapa yang berada di sana, selama ini sejak kejadian itu tidak ada orang lain selain dirinya yang ke atas sana. Alex teringat kejadian beberapa hari yang lalu, 'Ara' ucap Alex dalam hati.
Alex kembali memperhatikan siluet orang itu secara seksama dia dapat melihat rambut yang sedikit panjang berkibar dan kejadian ara tadi pagi membuat Alex tersentak.
"Ara" ucap Alex.
Alex langsung berlari memasuki gedung dan cepat cepat memencet lift menuju lantai paling atas.
meskipun Alex belum nyakin 100% itu Ara tapi membayangkan saja Alex setakut ini, fikiran Alex kacau dan dia merasa lift bergerak sangat lambat.
"shit....." maki Alex sambil memukul dinding lift.