"Sialan lo Fan! Lo nyusahi gue aja." Reynaldi datang penuh amarah dan membanting seragam Rifan hingga membangunkannya.
Rifan mengerutkan dahinya tidak senang karena waktu tidurnya diganggu oleh Reynaldi. "Berisik," dengusnya kesal.
"Berisik?" Reynaldi memandang tidak percaya ke arah Rifan. "Lo yang pengganggu! Lo tahu jam berapa ini dan dengan seenak jidaknya lo nyuruh gue dateng pagi-pagi buta buat anterin seragam?!?!" Reynaldi menunjuk jam dinding yang menunjukan waktu jam 6 pagi.
"Lo kerasukan setan apa datang pagi-pagi gini." Ia menggebrak mejanya kesal.
Rifan menguap dan mengabaikan tatapan kesal Reynaldi, dia malah dengan santainya mengganti seragam di bangku hingga melupakan Diah yang duduk disampingnya.
"Kyaaaaaaa~"
Diah menutup wajahnya saat Rifan membuka baju di depannya, ia membalikkan tubuh untuk menghadap jendela agar tidak melihatnya mengganti seragam.
Reynaldi tersentak kaget saat mendengar suara Diah, ia menyipitkan matanya ke arah Rifan dan memberinya kedipan mata untuk menggodanya. "Jadi ini alasan lo bangun pagi-pagi?"
Rifan tidak menjawab pertanyaan Reynaldi dan malah melepas celananya untuk menggantinya dengan seragam. sekolah.
"Busyet dah lo ternyata mesum juga sampai ganti seragam di depan cewek." Reynaldi bersiul ria sambil melirik Diah yang membelakanginya tubuh.
"Bro gue mengagumi cara lo." Reynaldi duduk di kursi depan Rifan sambil menompang wajahnya. "Gue sebagai veteran merasa kalah."
Rifan hanya memutar matanya dan melemparkan pakaiannya ke arah Reynaldi. "Bawa ke asrama dan jangan lupa masukin ke mesin cuci!" perintahnya santai dan menguap sekali lagi.
Wajah Reynaldi berubah gelap dan dia menuding Rifan dengan marah "Sialan gue bukan babu lo kampret." Walaupun mengatakan hal tersebut ia masih menerima pakaian Rifan.
"Kenapa sih lo selalu nyuruh gue daripada Abi," runtuk Reynaldi kesal.
"Karena lo yang paling menganggur." Abi memiliki pekerjaan sepertinya dan selalu sibuk dengan project dari kliennya, ia tidak ingin mengangganggu pekerjaannya dan memilih Reynaldi yang cukup menganggur untuk dia suruh.
"Gua gak senganggur itu juga, gue masih punya pekerjaan." Reynaldi adalah gemers professional yang sudah memenangkan banyak turnamen dengan timnya, ia selalu menyempatkan waktu untuk berlatih dimanapun dan kapanpun.
"Sesekali kalah bukan hal serius, lagipula di dunia game pasti ada yang menang dan kalah," celetuk Rifan santai sambil menguap.
Reynaldi hanya memutar matanya saat mendengar perkataan Rifan. "Kalah pantatmu! Lo selalu ganggu gue saat latihan dan nyuruh-nyuruh gue seenaknya."
"Gue mau putusin hubungan kita jika lo masih nyuruh-nyuruh gue!" ia memberikan tatapan mengancam ke arah Rifan.
Telinga Diah terangkat tinggi saat mendengar ucapannya.
Rifan hanya menyeringai saat mendengar ucapannya, ia mengalihan pandangannya menatap Diah. "Ok kita putus, lagipula gue punya orang baru."
Diah yang selama ini diabaikan tiba-tiba merinding setelah mendengar ucapan Rifan, sepertinya dia harus mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan tenangnya.
"Cih setelah punya cewek temen dilupain begitu saja," Reynaldi mendengus kemudian bangkit dari tempat duduknya. "Ok mulai sekarang kita putus!" ia berbalik dan berjalan meninggalkan kelas Rifan.
Rifan hanya menguap saat melihat kepergian Reynaldi, ia tidak memasukkan perkataannya dalam hati karena dia tahu Reynaldi tidak mengatakannya dengan serius dan mereka masih berteman. Lagipula tidak mudah memutuskan pertemanan yang sudah terjalin sejak mereka masih mengenakan popok.
"Jangan bangunkan aku, aku ingin tidur lagi," Rifan memberi peringatan pada Diah karena rasa lelah sudah menguasai dirinya.
Masih menutupi wajahnya dengan telapak tangan, Diah berbalik dan menatap Rifan yang sudah tertidur dengan pulas. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menarik kursinya semakin mendekati jendela agar menjauh dari Rifan. Menurut teman-temanhya, Rifan akan bersikap buruk jika dibangunkan secara paksa dan dia tidak ingin membangunkan macan yang tertidur.
oOo
Sekarang sudah pelajaran jam kedua dan Diah sibuk mencatat materi dari papan tulis ke bukunya, hari ini adalah pelajaran fisika dan dia cukup lemah dalam hal ini sehingga ia memerlukan catatan agar bisa memahaminya. Sebenarnya Diah cukup pintar dikalangannya, tetapi dia tetap belajar dengan keras agar mendapatkan nilai bagus, walaupun sebenarnya kakaknya ingin agar Diah tidak terlalu belajar keras sehingga dia bisa menikmati waktunya.
Diah melirik Rifan yang tengah tertidur pulas dan dia hanya bisa menghela nafas, orang sepertinya tidak memiliki masa depan sama sekali dan hanya membuang-buang uang orang tuanya.
"Kerjakan tugas halaman 65 dan kumpulkan minggu depan." Pak Yun, guru fisikannya segera membereskan barang-barangya setelah memberikan tugas.
"Siapapun yang tidak mengerjakan tugas maka saya akan memberikan poin 10," katanya mengancam kemudian berjalan meninggalkan kelas,
Diah menghela nafas dan melihat tugas di depannya, itu adalah materi bulan lalu dan dia baru saja masuk sekolah, ia tidak yakin jika dapat menyelesaikannya.
Rifan menguap dengan lebar dan melihat Diah dari sudut matanya, cahaya matahari menyinari sisi wajahnya dan membuat Rifan sedikit terpesona hingga tanpa sadar ia tersenyum. Ia seperti melihat sosoknya pada bayangan Diah dan membuat rasa rindunya muncul kembali. Ia tidak tahu sudah berapa kali berharap agar dia muncul dalam dimimpinya walaupun hanya sebentar saja.
Tanpa sadar tangannya terulur ke arah Diah ingin menyentuh rambut lembutnya. "Ma-"
Rifan menahan lidahnya dan menghentikan perkataannya, tangannya terkepal dengan kuat kemudian kembali ke sisinya. "Diah," panggilnya dengan lembut.
Diah yang masih fokus dengan tugasnya tidak mendengar panggilan Rifan hingga membuatnya mengerutkan dahi tidak senang.
Rifan menguap sekali lagi kemudian menegakkan tubuhnya dan mendekati Diah, ia melihat apa yang tengah ia kerjakan hingga mengabaikannya. "No 5 salah," bisiknya tepat di telliganya.
Diah tersentak kaget dan dengan spontan menoleh ke arah Rifan, ia merintih saat wajahnya menabrak pipi Rifan dan hampir saja memberinya ciuman. "Kyaaaa~~~ apa yang kau lakukan?" Diah mundur sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
Rifan menaikkan sebelah alisnya kemudian mengetuk jawaban Diah yang salah. "Kamu salah di no 5," ujarnya sekali lagi.
Diah mendelikkan matanya dan menatap Rifan waspada. "Aku sudah menggunakan rumus yang diberikan Pak Yun dan yakin jika jawabannya B," bantahnya.
Rifan memandangi soal sekali lagi dan menatap jawaban Diah. "Pada proses ketiga kamu salah menghitungnya." Sekali lihat saja Rifan sudah melakukan perhitungan di kepalanya dan yakin jika jawaban Diah salah.
Diah menatapnya tidak percaya, lagipula siapa orang bodoh yang akan percaya dengan omong kosongnya.
Rifan menghela nafas saat melihat Diah tidak percaya padanya, ia berniat memberikan penjelasan rinci dimana kesalahannya terjadi. "Seharusnya kamu-"
Kringgggggggg~~~~
Bel berbunyi dengan keras dan mengganggu ucapan Rifan, satu persatu murid di kelasnya mulai keluar untuk ke kantin atau pergi ke tempat lain. Tentu saja Diah tidak ingin ketinggalan dan segera mendorong mundur kursinya untuk meninggalkan Rifan.
"Aku pergi dulu." Diah dengan cepat melarikan diri seperti kelinci.
Rifan menatap speaker kelas yang mengganggu waktunya dengan Diah, ia menguntuk siapapun yang menyalakannya di waktu tidak tepat.
oOo
Diah bernafas lega setelah tiba di kantin, akhirnya dia bisa lepas dari Rifan walaupun harus mengorbankan kakinya saat melarikan diri darinya. Ia bisa merasakan rasa sakit dari kakinya dan hanya bisa menahannya.
"Diah kenapa kamu berlarian? Bukankah kakimu masih sakit?" Maja menatap khawatir kaki Diah.
Diah menggelengkan kepalanya dan tersenyum untuk menyembunyikan rasa sakit. "Tidak apa-apa kok, kakiku sudah sedikit membaik setelah pengobatan kemarin."
Maja tidak langsung percaya dengan perkataannya. "Tetap saja ini masih dalam pemulihan dan kau tidak bisa bergerak sembarangan," nasehat Maja.
"Aku tahu." Diah tidak membantah perkataannya.
Maja hanya bisa menghela nafas. "Sudahlah, apakah kau ingin makan? Biar aku pesan saja,"
Diah mengeluarkan uang dan memberikannya pada Maja. "Aku ingin batagor dan green tea, maaf merepotkanmu."
"Baiklah aku akan membelinya, kamu di sini saja dan jangan berkeliaran." Diah bertubuh pendek dan mengingatkan Maja dengan adiknya yang duduk di bangku SMP sehingga ia memperlakukannya cukup ramah.
Diah mengangguk dan merasa cemberut dalam hati karena merasa Maja memerlakukannya seperti anak kecil.
Maja meninggalkan Diah untuk pergi ke outlet makanan, tak lama setelah kepergiannya, Nadzifah dan Lailun memasuki pintu kantin dan berjalan mendekati Diah setelah melihatnya.
"Diah," panggil Nadzifah.
"Duduklah di sini mumpung masih kosong." Diah menawarkan bangku kepada mereka daripada harus mencari meja lain.
Mereka berdua tidak sungkan dan duduk di dekat Diah, Nadzifah mengeluarkan sebuah kertas dan memberikannya kepada Diah.
"Ini adalah formulir ekstra yang bisa lo pilih."
Diah menerima kertas tersebut dan membaca isinya. "Cukup banyak juga ekstra di sini," ujarnya.
Nadzifah mengangguk kemudian menjelaskan. "Sekolah kita memberikan dukungan kepada murid untuk mengembangkan bakat dan kemampuan," jelasnya singkat.
"Jika sudah selesai mengisinya lo bisa kasih ke Pak Andre, guru sejarah sekaligus pengurus ekstrakulikuler. Beliau biasanya ada di perpustakaan."
Diah mengangguk kemudian melipat kertas formulir dengan rapi dan memasukannya ke dalam saku. "Terima kasih."
-TBC-
~Forum Sekolah~
Sub Forum : RIFAN GET OUT!!!
Pengirim : @toohandsome
Topik : HOT NEWS!!! RIFAN BANGUN PAGI-PAGI BUTA!!!
Sialan gue pengen nguntuk tuh bocah kampret, kalian tahu jam 6 PAGI dia nyuruh gue buat anterin seragamnya ke kelas!!!
Kesambet setan CINTA dah dia, gara-gara pengen anterin gebetannya ke kelas.
Komentar :
@LoveMe_more bro itu jam 6 pagi gak terlalu kepagian ya? Emang sekolah kita sudah buka?
@KillMeLoveMe ckckckckck apakah ini yang namanya pengorbanan untuk cinta.
@GilaMennn ternyata pedekate membuat orang jadi berubah kepribadian cihhh…
@Lian_Loan sungguh kejadian yang melegenda dia bisa bangun jam 6 PAGI!!!
@toohandsome kalian pada kagum sama dia, gak ada yang kasihan sama gue yang bangun pagi-pagi buta dan disuruh-suruh dia *menangis*
@LeaderToFeature muka lo kaya babu dan pantes disuruh-suruh!
@mawarbukanMelati +2
@CintaMonyet +3
@Monsterhati +4
@Thinkingme +9999999999999
@toohandsome sialan kalian!!!!!!!!!!