Chereads / PURE LOVE / Chapter 26 - 26.

Chapter 26 - 26.

"Yifan....yifan...kamu baik-baik ajakan"

Teriakku dengan lumayan keras supaya Yifan dengar.Tapi ga ada jawaban sama sekali.Dengan terpaksa aku mengetuk pintur kamar mandi.Tapi tetap ga ada jawaban sama sekali.Dasar Yifan senang banget buat orang khawatir.

"Yifan kalau kamu dengar bisa jawab aku"

Tetap aja ga ada tanggapan dari Yifan.Tanpa lama-lama aku langsung mengetuk pintu dengan keras tapi tetap aja ga ada jawaban sama sekali dari Yifan.Aku bisa gila kalau begini terus.Pikiran-pikiran negative sudah buat aku khawatir.Badanku tiba-tiba gematar.Aku ga mau untuk kedua kalinya aku melihat ada yang mati tepat didepanku.Aku mencoba untuk kuat dan membuka pintu kamar mandi.Untung aja pintu kamar mandinya ga tertutup.Dengan perlahan aku membuka pintu kamar mandi.Aku bisa mendengar air mengalir.Aku coba supaya ga liat karna aku takut apa yang terjadi.Tapi perasaanku ga tenang sama sekali.

Aku melihat pemandangan yang seharusnya aku ga liat.Ternyata Yifan lagi mandi dan sama sekali ga apa-apa ditubuhnya.Untung saja mataku langsung lihat muka Yifan karna aku ga mau lihat yang lebih lagi.Aku benar-benar langsung membeku dan aku coba tahan supaya ga lihat kebawah.Wajahku langsung memanas.Yifan hanya menatapku.Dia sama sekali ga terkejut dia hanya santai dan membalas menatap aku yang masih membeku diam.

"aku benar-benar minta maaf"

Ucapku dan langsung menutup mataku.Aku dengan susah payah mencari pintu karna mataku masih tertutup.Untung saja aku bisa menahan supaya ga liat milik Yifan yang berharga.Membayangkan nya saja membuatku malu.Tapi Yifan sama sekali ga malu.Aku masih cari pintu tapi tetap ga ketemu.Aku ingin sekali membuka mataku tapi aku sama sekali ga bisa.Aku hanya ingin untuk sementara aku jadi buta dulu.Aku benar-benar terkejut tanganku dipegang oleh Yifan.

"pintu nya disini"

Ucap Yifan dan menuntunku keluar dari kamar mandi.Aku menutup mataku dengan sangat erat.

"terimakasih"

Ucapku ke Yifan yang aku ga tau dia dimana sekarang.Aku masih tetap ragu untuk buka mataku.Aku takut saat aku buka mataku Yifan tiba-tiba ada didepanku.Setelah aku dengar pintu kamar mandi tertutup aku langsung buka mataku dan tentu saja aku langsung menghembuskan nafasku.Aku langsung melihat ke cermin.Dan memang benar wajahku sekarang benar-benar merah.Aku coba mengatur nafasku supaya merah diwajahku perlahan menghilang.Aku ga tau apa aku bisa sanggup ketemu Yifan sekarang.Lebih baik aku pura-pura tidur.Dengan cepat aku membuat posisi yang aman untuk tidur.Aku langsung menutup mataku saat pintu kamar mandi terbuka.Aku pura-pura tidur aja sekarang.Aku mendengar langkah kaki Yifan kesana kemari.Aku ingin sekali membuka mataku dan lihat apa yang dilakuin Yifan.Kalau aku buka mata itu sama aja aku bunuh diri.Aku bisa tau Yifan mendekat dan dia duduk ditepi kasur tempat aku tidur sekarang.Aku ga tau apa yang Yifan lakuin.Untung saja Yifan merapikan selimut yang menutupi badanku.Kenapa Yifan mengelus pipiku.

"Lista aku ga suka padamu"

Ucap Yifan yang buat aku jadi ga kasian lagi sama Manusia patung ini.Walaupun dia ga kasitau aku sudah tau Yifan benar-benar membenciku.Lebih baik seperti ini daripada ada yang terluka.

"tapi....aku benar-benar.....mencintaimu Lista"

Aku pasti salah dengar.

"jadi jangan buat aku cemburu seperti ini.Kau hanya milikku"

Ucap Yifan dan mencium keningku.Aku yakin aku pasti salah dengar.Iya aku salah dengar.Ga mungkin Yifan menci...Sudahlah aku bahkan ga sanggup ngebayangin kata-kata itu lagi.Anggap aja aku ga pernah dengar.Aku ga mau jadi salah paham tentang perasaan Yifan.Aku yakin Yifan pasti masih mencintai Nia.Nia masih ada dihatinya Yifan.Begitu pun denganku aku hanya bisa mencintai seseorang hanya satu kali.Aku ga mau suatu saat nanti aku akan kehilangan orang yang kucintai lagi.Lebih baik aku ga pernah mencintai lagi.

Anggap aja aku ga pernah dengar apapun.Aku ga tau apa Yifan sudah tidur.Aku membuka mataku perlahan dengan ekspresi orang yang baru bangun.Aku masih harus berjaga-jaga siapa tau Yifan masih belum tidur.Dan ternyata memang benar Yifan masih belum tidur dia sibuk mengobati tangannya sendiri.Dengan cepat aku pura-pura menguap dan menghampiri Yifan yang melihatku.Aku harus pura-pura bangun tidur.Aku harap Yifan ga bahas kejadian yang dikamar mandi tadi.

"aku yang obatin"

Ucapku ke Yifan dengan ekspresi orang habis bangun tidur.Aku harap ekspresiku ini mendukung.Yifan langsung mengulurkan tangannya.Aku terkejut luka Yifan semakin parah.

"seharus nya kalau masih luka begini ga usah buat macam-macam jadi beginikan.Jangan salahin orang lain salahin diri sendiri. kenapa lukanya bisa separah ini.Yang bisa ngelindungin diri kamu itu bukan orang lain tapi kamu sendiri"

"tapi aku kan punya kamu"

Ucap Yifan tiba-tiba.Apa dia mau gombal malam-malam begini.Aku bahkan ga mempan dengan kata-kata seperti.Setelah membersihkan luka Yifan dan mengolesinya dengan obat dan membalutnya dengan perlahan.

"bisanya Cuma buat khawatir"

Gumamku dengan suara mengecil.Aku harap Yifan ga dengar.

"sudah selesai"

"makasih"

"iya"

Aku coba memberanikan diri dan duduk disamping Yifan.Aku mau jelasin apa yang dia lihat saat aku sama Rendi itu ga benar.Aku ga mau Yifan salah paham.

"Yifan aku dan Rendi ga punya hubungan apa-apa"

"iya aku tau"

"teruss kalau kamu tau kenapa marah"

"aku Cuma mau peringatin Rendi supaya ga ngambil apa yang jadi milikku"

Milikku.Dasar Yifan kadang cuek,kadang baik,kadang marah-marah,dan sekarang dia malah jadi alay begini.Aku hanya mengangguk ga tau mau ngomong apa lagi.Aku harap Yifan benar-benar ga salah paham lagi antara aku dan Rendi.

"Dan juga aku dan Nia sudah ga ada hubungan apa-apa lagi"

"aku ga nanya"

Balasku dengan cepat supaya Yifan ga ngomong tentang Nia lagi.Aku juga harus jujur kalau dengar nama itu aku benar-benar ga suka.Kenapa aku dan Yifan tiba-tiba canggung begini.

"jadi...sekarang kita temanan lagi kan"

Aku langsung mengulurkan tanganku ke Yifan.Aku hanya ingin ga canggung lagi sama Yifan.Kata temanan mungkin cocok untuk kami sekarang.

"okay teman...kita jadi teman lagi sekarang"

Yifan langsung mengulurkan tangan padaku.

"awww sakit"

Aku dengan reflex memegang tangan Yifan yang terluka tadi.Dan memeriksa apa darahnya keluar lagi.Untung aja darahnya ga keluar.Yifan melihatku dan tersenyum.Kenapa dia bisa buat ku bingung begini.Aku masih ga percaya kalau Yifan mencintaiku tapi dengan sikap Yifan begini buat aku percaya.Tapi aku ga mudah tertipu dengan laki-laki.Yifan pasti masih mencintai Nia.Dia ga mungkin ngelupain Nia dengan mudah.Apalagi apa yang diceritain Rendi kalau Yifan benar-benar mencintai Nia sampai dia ga tau kalau Nia mengkhianiti dia.Aku yakin Yifan pasti masih mencintai Nia.

"hati-hati"

Ucapku ke Yifan yang dari tadi senyum ga jelas kearahku.Aku masih ga percaya sama kejadian tadi dan tentu saja aku masih ga ngelupain gimana marahnya Yifan.Tapi seperti yang ku lihat Yifan pasti sudah ngelupain itu.Dia benar-benar unik.Handphone ku tiba-tiba berdering membuatku sedikit terkejut.Aku bingung kenapa mama telfon malam-malam begini.

"iya ma kenapa?"

"kalian bisa pulang besokan?"

"ada masalah apa?"

"Yifan mana"

Aku langsung kasi ke Yifan handphone.Aku benar-benar penasaran apa yang mama dan Yifan bicarain.Kayaknya serius banget.

"kita pulang besok"

Ucap Yifan dan ngembaliin handphoneku.Aku ga tau ada apa.Pasti ada sesuatu yang terjadi.