Chereads / PURE LOVE / Chapter 32 - 32.

Chapter 32 - 32.

Aku dan Yifan sekarang udah sampai di rumah.Dan untung saja Yifan ga pegang tanganku lagi.Atau sekarang sifatnya kembali seperti dulu lagi. Aku dan Yifan langsung ke kamar kami masing-masing dan ga bicara lagi.Sudah ku duga Yifan ga akan pernah baik padaku.Aku langsung mandi supaya badanku bisa segar lagi karena tadi aku sempat membantu Bu Rosa merapikan panti jadi tentu saja badanku berkeringat.Akhirnya badanku segar dan nyaman.Aku ga tau Yifan lagi ngapain sekarang dikamarnya.Aku keluar kamar memastikan apa Yifan ada diruang tamu.Tapi dia sama sekali ga ada.Kenapa juga aku harus cari dia.Lebih baik aku ke dapur melihat apa masih ada yang bisa di makan.

"Apa kamu mau keluar jalan-jalan denganku?"

Aku langsung terkejut dan menoleh kearah suara itu.Aku ga tau mau bilang apa aku hanya diam menatap Yifan dengan aneh.

"kenapa?atau kamu mau kemana bilang aja"

"Yifan kamu aneh"

"Aku kan sudah bilang aku mau merayumu sekarang, jadi yang pertama aku lakuin itu ingin membuatmu senang"

"Tapi ga kayak gini juga,kamu jadi buat aku bingung"

"kamu mau nya gimana bilang aja"

Aku langsung menarik nafas mendengar jawaban dari Yifan.Aku langsung mengambil beberapa camilan dan menarik tangan Yifan.

"hari ini kita dirumah aja nonton TV"

Ucapku dan Yifan hanya mengangguk kearahku.Aku mencari beberapa film yang akan kami nonton dan aku menikmati beberapa camilan.Aku nawarin Yifan dia ga mau.Film yang kami nonton sangat bagus tapi Yifan bahkan ga menontonnya dia memilih untuk tidur.Aku bisa mendengar nafas halus Yifan dia sepertinya tidur sangat nyenyak di pangkuanku.Badanku sangat pegal sekarang,aku mau bangunin Yifan tapi aku benar-benar ga tega apalagi masalah yang terjadi selama ini mungkin buat Yifan susah tidur.Aku melihat jam ternyata sudah pukul 22:08.Waktu berlalu begitu cepat.Seminggu lagi aku kembali kerja di Rumah Sakit.Aku akui aku belum siap ketemu orang-orang dirumah sakit.Aku ga tau kapan Yifan kembali ke perusahan lagi.Tiba-tiba aja aku tersenyum ngeliat Yifan tidur dengan nyenyak seperti ini.Tanpa sadar tanganku tiba-tiba aja memegang wajah Yifan.Aku jadi ingin tau apa yang Yifan tau tentang hubunganku dengan Dion.Semenjak dari makam Yifan seperti nya berusaha baik padaku.Apa Yifan kasihan padaku.Tapi setidak nya dia sudah berusaha baik padaku jadi ga ada salah aku ngehargai itu.Tapi kalau Yifan memang hanya kasihan padaku,lebih baik dia ga usah berusaha baik padaku karna aku ga mau dikasihani seperti itu.

Melihat Yifan tidur membuatku benar-benar ngantuk.

Aku terkejut kenapa alarm ku bunyi.Aku langsung bangun dan melihat alarm ku sekarang ternyata sudah pukul 07:00 pagi.Siapa yang membawa ku ketempat tidur semalam.Aku memeriksa lagi tubuhku untung aja semuanya masih utuh.Aku langsung memegang kepala ku karena bangun tiba-tiba tadi.Dan yang pasti Yifan yang ngatur alarm pagi ini.Aku langsung mandi.

Aku melihat sekeliling rumah dan aku sama sekali ga liat Yifan.Aku langsung kedapur buat sarapan untuk aku dan Yifan.

"Pagi"

Aku langsung terkejut,ga biasanya Yifan pagi-pagi udah ramah begini.

"Pagi juga"

Balasku dan membalas senyuman Yifan.Yang aku harap semoga aja Yifan baik padaku bukan karena kasihan.

"Aku mandi dulu ada yang mau aku bicarain ke kamu"

Ucap Yifan dan langsung pergi.Dia benar-benar sehat karena selalu berolahraga tiap pagi.Apa aku juga harus mengikuti jejak Yifan,aku jadi minder banget yang Yifan tau aku dokter tapi sama sekali ga mencerminkan itu.Tapi dia belum tau kemapuan operasiku sangat luar biasa.

Aku jadi penasaran apa yang mau Yifan bicaraiin ke aku.

Setelah menunggu beberapa lama akhirnya Yifan datang juga.Jujur aja ga ada salahnya aku tinggal serumah dengan Yifan karena ada hal positifnya juga aku bisa melihat wajah tampan Yifan setiap hari.Pikiranku sudah mulai kemana-mana.

Sebenarnya aku sudah sangat penasaran apa yang Yifan mau bicarain ke aku,tapi aku ga mau nanya ke Yifan tunggu dia sendiri yang bilang.Kami berdua hanya diam dan sibuk menikmati sarapan.

Aku bahkan sudah mencuci semua piring Yifan masih belum bicara dia sibuk dengan handphonenya dari tadi.

"Udah?"

Tanya Yifan tiba-tiba dan aku hanya mengangguk.

"Aku mau kencan sama kamu,maukan?"

Aku hanya melongo menatap Yifan dan mencerna kembali kata-kata yang barusan aku dengar.

"kamu siap-siap aku nungguin kamu"

Lagi-lagi Yifan senyum kearahku.Dan kalau memang Yifan mau berubah ga ada salah nya aku bantu dia menjadi orang lebih baik lagi.Aku langsung mengangguk dan siap-siap.Aku ga tau apa Yifan akan marah padaku karena aku sangat lama.Dan Yifan masih tetap tersenyum padaku walaupun aku sangat lama.Yifan langsung menghampiri ku dan menggenggam tanganku.Aku bingung mau kemana karena Yifan sudah siap dengan satu kamera ditangannya.

"Udah siapkan"

"iya aku udah siap"

Balasku dan memakai sabuk pengaman dengan cepat karena bisa aja Yifan langsung membawa mobilnya dengan sangat cepat.Tapi sekarang Yifan menunggu hingga aku selelsai memakai sabuk pengamanku.Yifan benar-benar ingin berubah.

"Kita mau kemana?"

Tanyaku ke Yifan dengan bingung karena kami sudah meninggalkan kota dan memasuki sebuah desa.

"Aku ingin menunjukan tempat favoritku dulu"

"apa masih jauh?"

"bentar lagi"

Aku hanya mengangguk melihat keluar jendela dan melihat pemandangan didesa ini yang sangat indah.Aku juga melihat orang-orang desa yang melihat mobil kami dengan bingung.Dengan perlahan aku menurunkan kaca jendela seketika udara sejuk menyambutku.Aku langsung melambai dan tersenyum pada mereka yang sangat bingung.Dan untung aja mereka membalas senyumanku.

"Yifan mereka benar-benar ramah"

Ucapku Ke Yifan yang dari tadi sibuk menyetir.Yifan hanya mengangguk kearahku dan kembali fokus menyetir lagi.Aku menikmati udara yang sejuk didesa ini.

"Udah sampai"

Ucap Yifan yang langsung membuyarkan lamunanku.Aku sangat kagum saat keluar dari mobil.Ini benar-benar indah.Aku yakin Yifan sudah begitu banyak mengambil gambarku dengan kameranya.Aku sengaja aja ga tau apa-apa.

"Kamu tau ga aku suka sekali dengan alam seperti ini"

Ucap Yifan tiba-tiba.

"Aku juga suka"

Balasku dengan jujur.Aku tau pasti Yifan ingin cerita sesuatu.Mungkin dia mau cerita disini apa yang dia mau bicaraiin tadi pagi.

"selain aku suka alam aku suka sekali mengambil gambar bahkan dulu aku sempat ngambil jurusan fotografi"

"terus kenapa kamu ga lanjut"

"Karna aku ga mau ngecewain Papa"

"Memangnya dengan ngambil jurusan itu kamu ngecewain papa kamu"

"Iya"

"kenapa?"

"karena impian Papa itu aku harus jadi pewaris,karena ga ada lagi selain aku yang bisa jadi pewaris"

Aku langsung mengangguk dan ngerti dengan perasaan Yifan karena aku juga pernah berada di posisi yang sama seperti dia.

"Kalau gitu selagi disini kamu bisa foto sepuasnya aku juga bisa bantu dengan jadi model kamu"

Ucapku supaya bisa mencairkan suasana hening ini.

"Aku ga mau"

Ucap Yifan tiba-tiba yang langsung membuatku tanpa sengaja memukul lengannya.

"Jangan liat aku begitu aku bahkan bisa jadi model yang lebih baik dari model yang lain"

Ucapku yang langsung buat Yifan tersenyum.Aku juga hanya bisa tersenyum.Yifan mengambil foto ku sangat banyak dan aku bahkan belum foto dengan Yifan.

"Yifan aku mau foto denganmu?"

"sebenarnya aku ga mau tapi mau gimana lagi aku takut kamu akan menangis"

"Anggap saja begitu"

Balasku dan mengangguk Ke Yifan.Walaupun kami hanya mengambil satu foto itu sudah sangat berharga dan menjadi kenangan.

Aku jadi ingat Dion yang bahkan ga mau di foto sekalipun itu denganku.Hingga sampai sekarang aku bahkan ga punya satu foto pun yang akan menjadi kenanganku dengan Dion.Aku hanya punya beberapa yang ku ambil diam-diam yang ga pernah diketahui oleh Dion sampai sekarang.

"kamu kenapa?"

Ucap Yifan yang langsung membuyarkan lamunan ku tiba-tiba.Aku hanya menggeleng.

"Lista"

"Iya"

"Aku ingin menjadi yang terbaik untukmu mulai sekarang, jadi bisakah kamu membuka hatimu untukku?"