Aku mengetuk pintu dengan keras karena ga ada yang menjawabnya sedikitpun.Dan untung saja pintu langsung terbuka dan disambut raut khawatir dari Bu Rosa karena mungkin melihat ku menangis.
"Ta kamu kenapa?"
"Bu Dion mana?"
"Diontadi ijin mau keluar sebentar katanya"
Mendengar jawaban itu aku langsung menangis.
"Bu kenapa Ibu ga cegah dia supaya ga keluar"
"Ta ada apa cerita sama Ibu'
Aku langsung pergi ninggalin Bu Rosa yang masih khawatir.Aku mencari Dion di jalan disekitar panti tapi aku ga ketemu dia sama sekali.Bahkan sekarang aku yang biasanya takut lewat jalan sepi jadi ga takut sama sekali.Karena aku khawatir banget sama Dion.Aku memanggil nama Dion dengan keras.Dan tentu saja aku masih menangis.Aku bahkan ga peduli dengan udara dingin disini.Akhirnya setelah lama aku jalan Dion muncul juga.Aku benar-benar sangat senang saat melihat Dion baik-baik aja.Dengan cepat aku langsung memeluk Dion.
"Kamu kenapa?"
Ucap Dion dengan nada khawatir.Aku hanya menggeleng dalam pelukan Dion
"Ta badan kamu dingin banget,pakai jaket ku sekarang dan bahkan sekarang kamu ga pakai alas kaki"
Dion dengan lembut memberi sepatu nya untukku kupakai.Walaupun ukurannya sangat besar Dion tetap memaksaku untuk memakainya.Aku hanya bisa menangis dan Dion masih saja tersenyum.Tuhan bagaimana mungkin aku harus melupakan orang seperti ini.Tuhan aku mohon jangan pernah ambil dia dariku karena aku sangat mencintainya.
"Apa masih dingin?"
Tanya Dion lagi dan menghangatku pipiku dengan tangannya.
"Aku sepertinya ga bisa ninggalin orang cengeng seperti kamu sendirian"
"Apa kamu mau ninggalin aku"
Tanyaku dengan terkejut.
"Engga mungkin aku ngelakuin itu sama kamu.Kamu harus ingat kalau aku itu sangat mencintai kamu"
"Aku ga mendengarnya sama sekali bisa ulangi lagi"
Balasku karena baru kali ini Dion bilang begitu padaku.
"Aku sangat mencintaimu lebih dari apapun,apa mau aku ulangi lagi"
Mendengar jawaban Dion aku mengangguk dengan senang.
"Aku mencintaimu Lista"
Dan Dion langsung memelukku dengan sangat erat.Aku langsung memeluknya sangat erat juga.
"Apa ada yang menemuimu tadi?"
"ga ada, kenapa?"
Aku langsung menggelang ke Dion.Aku lega sekali ternyata Mama ga menemui Dion.
"Jadi sekarang kamu harus pulang"
"Aku ga mau pulang"
"Ta aku mau kamu pulang sekarang aku mohon"
"Tapi Dion ak..."
"Ta ada yang aku mau bicarain kekamu"
Seketika aku dan Dion langsung berhenti berjalan.Dan juga ga biasanya Dion memotong pembicaraanku.Tempat ini sangat sepi dan aku sedikit takut.Dan juga jarang kendaraan lewat disini.Aku juga heran kenapa saat aku lewat disini tadi aku sama sekali ga takut apapun.
"Kamu keliatannya serius sekali,kita bicara dirumah aja kamu taukan aku paling takut ditempat kayak gini"
Aku langsung berjalan dengan cepat.Apalagi sekarang Dion hanya memakai baju tipis dan ga pakai alas kaki,aku yakin Yifan pasti sangat dingin.
"Ta aku mau kita pisah"
Seketika aku langsung berhenti dan menatap Yifan ga percaya.
"Kamu jangan becanda aku yakin ka...."
"Aku serius Ta aku udah bosan sama kamu"
"Aku ga percaya sama kamu pasti mama udah ngomong sesuatu kekamu"
"Kamu kenapa harus nyalahin mama kamu yang ga tau apa-apa,perasaan seseorang bisa berubah kapan saja"
"Tapi tadi kamu bilang kamu mencintaiku"
"Aku hanya ingin mempermainkan kamu"
"Aku ga percaya sama kamu Dion"
Dion langung pergi ninggalin aku gitu aja.Aku kejar Dion tapi ga bisa.Ada satu cara supaya Dion berhenti.Walaupun sakit aku buat luka dikaki ku itu berdarah supaya Dion menghampiriku dan benar sekali Dion sangat panik karena mendengar teriakanku.Dia dengan cepat menutup kakiku dengan tangannya supaya ga berdarah lagi.Aku tau Dion ga mungkin membenciku.Aku tau Mama pasti sudah mengatakan sesuatu ke Dion supaya menjauh dariku.Aku ga tau Dion mengobatiku dengan daun apa.Dia mengambil daun itu dijalan dan tentu saja darahku langsung berhenti mengalir.Aku langsung menatap Dion dan tersenyum padanya tapi dia sama sekali ga tersenyum dan ninggalin aku gitu aja.
"Dion tunggu aku"
Ucapku dan tersenyum sambil mengejar Dion.Dion didepan dan aku dibelakang.Tiba-tiba saja Dion berjalan sangat lambat dan dia sesekali menoleh melihatku dibelakang.
"Aku baik-baik saja"
Teriakku ke Dion dan kulihat Dion langsung tersenyum.Akhirnya dia berhenti dan menungguku.Aku sengaja memperlambat jalanku supaya dia tau rasanya menunggu itu bagaimana.
Seketika aku langsung terdiam karena sebuah mobil langsung menabrak Dion.Aku bisa mendengar suara tabrakan itu.Jantungku berdetak sangat cepat dan mobil itu tiba-tiba saja langsung pergi.Aku langsung lari dan aku ga ngerasain lagi rasa sakit dikaki dan bahkan rasa sakit itu berpindah ke hatiku.Aku langsung berlari kearah Dion yang sudah ga bergerak lagi.Bahkan aku melihat darah dari tubuh Dion mengalir begitu banyak dijalanan.Aku bahkan ga sanggup bicara lagi.Aku bahkan menangis tanpa mengeluarkan suara lagi.Aku menutup kepala Yifan dengan tanganku suapaya darahnya ga keluar lagi.Aku berteriak sebisa mungkin yang aku bisa.Bahkan seluruh badanku berlumuran darah.Tuhan aku mohon lakukan seseuatu supaya Dion bisa sadar lagi.Aku memanggii Dion tapi dia ga menjawab aku sama sekali.Aku bahkan mencium bau darah Dion sekarang.Aku berusaha menggedong Dion tapi ga bisa.Aku benar-benar ga berguna sama sekali.Kalau sampai terjadi sesuatu pada Dion ini salahku.Samar-samar aku mendengar teriakan dari bu Rosa dari kejauhan.Aku ga tau lagi apa yang terjadi setelah itu karena aku merasa semuanya gelap.
Aku membuka mataku dengan perlahan.Aku bingung aku dimana.Dan tiba-tiba saja semua orang berteriak dan aku bahkan ga tau mereka berteriak kenapa.Aku bisa merasakan dokter sedang memeriksaku sekarang.Apa aku dirumah sakit?Ternyata yang berkumpul disitu keluargaku dan aku bisa melihat tatapan khawatir dari mereka.Tapi satu nama yang aku ingat saat ini hanya Dion.Dia dimana?Apa dia baik-baik aja?Aku tetap mencoba menyakinkan diriku kalau Dion pasti baik-baik saja.Dia sudah berjanji ga akan ninggalin aku.Tiba-tiba saja kepala ku langsung sakit karena aku mendengar lagi suara tabrakan yang terjadi pada Dion.Dokter langsung menghampriku lagi dan memeriksaku lagi.Aku ga tau apa yang dokter itu bicarakan dengan keluarga ku.Aku bahkan ga ingin mendengarnya sama sekali.Tiba-Tiba saja mataku langsung tertutup lagi.
Dan aku ga tau saat aku bangun lagi badanku lebih baik dari sebelumnya.Aku terkejut Mama disampingku menangis.
"Lis kamu tiga hari ga sadarkan diri dan Mama benar-benar lega karena sekarang ka..."
"Dion mana"
Teriakku dengan sangat keras.
"Aku tau malam itu Mama kan yang ngelakuin itu KeDion"
"Lis kamu tenang dulu,Mama ga tau apa-apa"
"Mama ga usah pura-pura ga tau"
Dengan cepat aku turun dari tempat tidur dan mencabut jarum Infus yang ada ditanganku.Bahkan aku ga merasa sakit sedikitpun.
"Lis Mama sayang banget sama kamu jadi Mama mohon jangan buat mama khawatir"
"Dion mana aku hanya mau tau dia dimana"
"Dion udah ga ada lagi"
"Maksud mama apa?"
Teriakku dengan frustasi.
"Dion udah meninggal jadi kamu ga akan ketemu dia lagi"
Ucap mama tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Mama sayang sama aku?
"Iya mama sayang sama kamu jadi Mama ga mau kamu sama Dion"
"karena Mama sayang sama aku Mama buat Dion menghilang selamanya"
Aku langsung berteriak dan memecahkan semua yang ada dihadapanku.Aku merasa semua yang ada didiriku langsung menghilang begitu saja.Tuhan apa kamu mendengarku sekarang?Kembalikan Dion padaku lagi.
"Ga usah mendekat dan Ga usah menangis karena aku sudah benci sama Mama"
Ucapku dan mundur saat Mama mendekat.
"Sepertinya kamu masih sakit"
Ucap Mama dan pergi begitu aja.
"Mama udah ngambil orang yang aku sayang dan aku akan mengambil orang yang mama sayang juga"
Balasku dan melompat keluar jendela Rumah sakit.Aku mendengar Mama menangis dan teriak.Aku mungkin sudah melakukan hal yang bodoh.Setelah itu aku ga mendengar suara apa-apa lagi.Aku merasa semuanya tiba-tiba jadi gelap.