Aku berjalan disamping Yifan dan bergandengan tangan dengannya.Saat kami muncul semua mata langsung tertuju pada kami.Dan sorotan kamera langsung mengarah pada kami.Aku mendengar begitu banyak pertanyaan yang ga masuk akal.Sepertinya Yifan sangat tenang dengan banyak pertanyaan yang menyudutkan dia.Aku yakin Yifan pasti sudah terbiasa.Tak lama kemudian semuanya langsung diam dan duduk di tempat masing-masing.Sekitar yang datang ada tigapuluh wartawan yang mungkin sudah dipilih.
"Jadi Benar Bapak sudah menikah dengan Ibu Lista pemilik saham dari Rumah Sakit Cempaka Putih"
Tanya salah satu wartawan.Apa dia juga harus menyebutkan pewaris saham.Aku memang memiliki saham rumah sakit sebesar 35% dan itu sangat banyak.Dan Tao hanya memiliki 15% saham.Karena dia belum cukup umur untuk mewarisi lebih banyak.Aku yakin semua saham akan menjadi milik Tao nanti nya.
"Iya itu benar sekali"
Ucap YIfan dan menarikku supaya bisa berdiri disampingnya.
"Apa benar bapak telah membawa perempuan lain saat bulan madu"
"itu hanya salah paham dan tidak benar"
Aku hanya tertawa didalam hati.Memangnya Nia yang Yifan temui itu hanya pajangan.
"Kenapa pernikahan kalian dirahasiakan"
"karena kami memiliki alasan dan tentu saja saya tidak bisa mengatakannya disini"
"Apakah Ibu Lista memiliki kekasih gelap"
Tanpa sadar aku langsung tertawa mendengar pertanyaan seperti itu.Yifan langsung tersenyum kearahku.
"Pernikahan kami baik-baik saja tidak ada perempuan lain dan kekasih gelap"
Ucap Yifan dan tiba-tiba saja dia langsung mencium dahiku.Seketika seluruh ruangan riuh dengan teriakan.Yifan langsung menggandengku untuk pergi.Apakah hanya itu pertanyaannya.Aku pikir banyak pertanyaan yang akan di ajukan.Aku lihat dari kejauhan Yifan berbicara dengan seseorang yang berpakaian dengan sangat rapi.Aku sangat penasaran apa yang mereka bicarakan karena sangat serius.Setelah bicara Yifan langsung menghampiriku.
"apa yang kalian bicarain"
"aku menyuruh untuk menghapus semua artikel tentang kita kemarin"
"syukurlah apa semuanya sudah dihapus"
"iya sudah"
"Yifan kenapa pertanyaan tadi sangat sedikit"
"Apa kau mau mereka nanya kamu dengan pertanyaan yang banyak kalau kamu mau kita bisa ketemu lagi"
"bukan begitu...sudahlah aku pusing bicara denganmu"
"semua orang sudah tau siapa kamu jadi mulai sekarang kamu harus lebih hati-hati dan aku harap kamu
"Yifan aku bingung sepertinya kamu dan Rendi dulu akrab kenapa sekarng kalian malah jadi musuhan"
"urus saja urusan mu sendiri"
Mendengar jawaban dari Yifan lebih baik aku ga nanya apa-apa lagi.
Begitu kami keluar masih banyak wartawan yang mmenunggu kami.Aku masih melihat anak SMA yang masih membawa spanduk besar.Sepertinya Yifan melihat mereka dan dia melambaikan tangannya kemereka.Aku bisa mendengar teriakan histeris dari mereka karena Yifan.Pertanyaan kekasih gelap masih kudengar tapi aku ga nanggapin itu aku hanya tersenyum ke mereka.Aku sangat lega karena sudah bisa masuk mobil dan pergi dari sini.
"Yifan aku berhenti disini"
"kenapa?"
"aku bisa pulang sendiri,aku ada urusan sedikit"
"Lista tunggu"
Aku ga dengar Yifan panggil.Aku langsung nyari taksi.Untung aja aku langsung dapat taksi.
"kak gimana tadi"
Aku ga jawab Tao dan aku bahkan melewati Tao begitu aja.Aku yakin dia bingung karena aku sangat buru-buru.Aroma khas kamar yang sangat kurindukan.Aku membuka lemari dan mengambil Dress merah maroonku.Dengan cepat aku memakainya.Dan merapikan sedikit riasanku.Seketika badanku jadi kaku dan aku sama sekali ga bersemangat untuk berjalan lagi.Aku langsung duduk di lantai dan disaat yang bersamaan Tao masuk.
"kakak baik-baik ajakan jangan buat aku khawatir"
"aku baik-baik aja"
Balasku dan mencoba berdiri walaupun aku sangat malas.Hanya ada satu nama di kepalaku sekarang.
Dion.
"Di..."
Aku terisak lagi dan nyembunyiin wajahku dengan tanganku.Tubuhku sekarang bergetar karena dadaku tiba-tiba sakit.Aku mencoba ga ingat lagi tapi semua ingatan itu memaksa ku untuk mengingatnya lagi.
"Kakak kangen banget sama Dion"
"kak mau aku antar"
Ucap Tao dan memelukku.Aku bahkan tidak mau menangis,tapi kenapa...Aku langsung menggeleng dan pergi begitu ninggalin Tao.
"kak aku antar"
Tao mengejar ku dan memaksa ku untuk ikut dengannya.Aku bahkan ga bisa nolak.Aku hanya menatap keluar mobil tanpa bicara lagi.Tao juga mengerti dia ga banyak bicara.
"kak udah sampai"
Aku terkejut ternyata aku udah sampai di Panti asuhan.Tao dengan cepat membuka pintu mobil dan membantu ku keluar.
"kakak bukan anak kecil"
"iya aku tau makanya kakak jangan buat khawatir"
Ibu Rosa langsung menjemput kami.
"kalian sudah datang"
"Iya bu"
"Sudah lama sekali kamu kesini Tao kamu udah besar sekarang"
"Iya bu sudah lama sekali aku jadi rindu tempat ini"
Balas Tao.Dia memang sudah ga pernah kesini lagi setelah Dion meninggal.
"Maaf bu kita udah terlambat"
"kita ga akan mulai Doanya sebelum kamu datang"
"makasih bu"
"Ayo kita masuk"
Bu Rosa langsung mengantar kami masuk.Anak-anak langsung berlari memelukku.
"kakak kangen kalian"
Aku mencubit mereka satu persatu.
"kamu bisa senyum sedikitkan liat anak-anak takut sama kamu"
Ucapku ke Tao yang dari tadi serius.Saat Tao tersenyum anak-anak langsung menghampirinya dengan senang.Kami langsung berdoa peringatan meninggalnya Dion yang sudah kesembilan tahun.Meninggalnya Dion menjadi tragedi yang sangat besar di panti ini.Meninggal yang ga wajar dan tentu saja ga adil.Pelakunya mungkin masih berkeliaran diluar sana.Hidup tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
"kak aku duluan pulang kerumah kalau jemput telfon aku aja"
Ucap Tao dan dia pamit dengan semua anak-anak setelah itu pergi.Aku dan Bu Rosa duduk berdua di makamnya Dion.
"Bu sepertinya aku masih belum bisa....."
"Ta ga ada yang abadi didunia ini seperti pelangi dan hujan mereka sama-sama datang untuk sementara"
"iya bu aku tau...tapi..."
"Ta kamu pasti bisa ini sudah Sembilan tahun Ibu yakin kamu pasti bisa melupakan semuanya.Dion pasti ga tenang kalau kamu seperti ini"
"aku sangat egois"
Ucapku dan terisak lagi.Aku benar-benar cengeng.Bu Rosa menepuk punggungku dengan lembut.
"semuanya baik-baik aja"
"Bu aku takut untuk mencintai orang lain aku hanya takut di tinggalkan"
"Apa Yifan sudah tau tentang Dion"
"Dia ga perlu tau Bu"
"tapi kamu harus cerita ke Yifan saat kamu siap.Dia berhak tau karena dia suami kamu"
"lebih baik Yifan ga tau Bu"
Bu Rosa langsung mengelus pipiku dengan lembut dan tersenyum.
"Cobalah belajar mencintai Yifan"
"Apa aku bisa?"
"Walaupun Ibu belum bertemu dengannya Ibu yakin dia sangat tepat untuk kamu"
"Tapi dia ga mencintai aku Bu"
"kata siapa?"
Tanya Bu Rosa dan tersenyum dengan lembut yang membuatku langsung terenyuh.
"Lihat baik-baik hatimu dulu dan coba buka perlahan dan saat itu kamu akan tau"
"Tapi Bu Yifan ga seperti yang Ibu bayangin dia orang nya kasar"
"Tapi Ibu yakin Yifan bukan orang seperti itu"
"haduh terserah pikiran ibu"
Bu Rosa langsung tertawa mendengar jawabanku.Ini pertama kalinya aku mendengar Bu Rosa tertawa seperti ini.Aku hanya tersenyum melihatnya.
"Ibu lihat anak-anak dulu"
Ucap Bu Rosa dan pergi ninggalin aku.Aku kembali menatap makam rapuh Dion.Aku pastikan akan dengan cepat mencari semua kebenaran di balik kematiannya Dion.Semua nya pasti akan terbongkar pada akhirnya.
"Ta"
Aku langsung menoleh saat Bu Rosa memanggil namaku.
"Yifan kamu tau dari mana aku disini"
Aku terkejut karena Yifan tiba-tiba datang.
"kamu ngapain kesini"