Yifan sama sekali ga menjawabku sedikitpun dia tetap berjalan menghampiriku dan aku hanya menatapnya yang semakin dekat denganku.Yifan berhenti tepat didepanku dan menarik nafas panjangnya.Setelah itu Yifan langsung berpaling dariku dan menuju makam Dion.Aku jadi semakin terkejut karena Yifan berdoa dengan serius didepan makamnya Dion.Kulihat Ibu Rosa pergi menjauh meninggalkan aku dan Yifan sendiri.Aku menatap Yifan yang masih berdoa dan juga kenapa dia berdoa sangat lama sekali.Setelah menunggu beberapa lama akhirnya Yifan sudah selesai berdoa dan sebenarnya aku ingin tau apa yang dia doakan tapi aku ga mungkin nanya Yifan.Dia menghampiriku dan menatapku dengan lekat.
"kenapa kamu ga cerita"
"cerita apa?"
"Apa kamu suka merahasiakan semuanya dariku"
"kamu bicara apa aku ga ngerti sama sekali"
Yifan tiba-tiba saja memelukku dengan sangat erat sehingga aku bisa merasakan detak jantung Yifan yang sangat cepat dan tentu saja jantungku juga ikut berdetak dengan sangat cepat.Aku berusaha melepas pelukanku dari Yifan tapi aku sama sekali ga bisa.
"Biarkan aku memelukmu sebentar saja"
"Yifan kamu aneh banget lepasin ga?"
Aku sangat kesal apalagi sekarang mataku langsung tertuju kemakam Dion.
"Aku ga mau ada rahasia lagi diantara kita"
Ucap Yifan memegang bahuku dengan erat dan menatapku dengan lekat.Aku ga tau mau jawab apa dan Yifan langsung menggenggam tanganku.Aku tau pasti Yifan sudah tau tentang Dion.
"Aku ga pernah mau dikasihani oleh siapa pun jadi jangan baik padaku hanya karna kasihan"
Aku dengan cepat melepaskan genggaman Yifan dan aku langsung pamit Ke Dion setelah itu aku langsung pergi dan ninggalin Yifan.Yifan langsung mengejarku dan memegang tanganku lagi.Aku mencoba melepasnya lagi tapi dengan cepat Yifan menggenggamnya lagi.Seperti nya kami ga akan sampai kalau seperti ini terus.
"Aku bisa jalan sendiri aku bukan anak kecil"
"aku tau"
"kalau kamu tau kenapa kamu...."
Kata-kata ku langsung terpotong karna Yifan menarik pinggangku hingga kepelukannya dan menatapku dengan lekat.Dan pertama kalinya aku melihat Yifan senyum begitu indah tepat didepanku.
"Aku ingin memilikimu"
Ucap Yifan dengan serius diikuti senyuman yang begitu indah.Aku memang harus mengakuinya karena memang benar senyuman Yifan langsung membuatku terpesona.Dengan perlahan Yifan melepaskan pelukannya dan menggenggam tanganku lagi.Aku ga bisa menolaknya kali ini karena untuk bernafas saja sangat sulit untukku bahkan jantungku masih berdebar.Kata-kata memiliki langsung terngiang ditelingaku.Bu Rosa tersenyum sangat lebar saat melihat aku dan Yifan.
"Kita sudah sampai"
Ucapku dan melepaskan tanganku dengan cepat dari genggaman Yifan.Aku melihat Yifan sepertinya berusaha memegang tanganku lagi tapi dengan cepat aku langsung jalan dan menghampiri Ibu Rosa.
"ajak Yifan masuk dulu"
Aku hanya mengangguk ke Ibu Rosa dan mengajak Yifan masuk ke dalam Panti.Aku terkejut anak-anak langsung datang memelukku.Aku langsung mengelus kepala mereka satu persatu.Dan yang sangat membuatku ingin tertawa mereka menatap Yifan dengan takut.Bagaimana anak-anak ga takut sama Yifan,dia bahkan ga tersenyum sedikitpun.
"Yifan coba senyum sedikit saja lihat anak-anak jadi takut padamu"
Ucapku ke Yifan yang dari tadi menatap anak-anak dengan kaku.Apa Yifan ga pernah bertemu anak kecil sebelumnya.Dan seketika Yifan langsung tersenyum keanak-anak yang buat anak-anak langsung memeluk Yifan.Aku langsung mengangguk ke Yifan yang seperti nya terkejut.Aku langsung pergi ninggalin Yifan dan bantu Bu Rosa membereskan panti.Aku biarin aja Yifan sama anak-anak.Setelah semuanya sudah rapi dan bersih seperti semula aku langsung mencari Yifan yang tiba-tiba ga ada didalam panti anak-anak juga ga ada.
"Bu tadi liat Yifan sama anak-anak ga?"
"Mereka tadi keluar dan sudah minta ijin sama Ibu juga"
"Apa mereka semua pergi Bu?"
Tanyaku heran karena ga mungkin kan Yifan bawa-bawa anak-anak hanya dengan satu mobil.
"Tadi dengan Tao juga"
Balas Bu Rosa dan memegang tanganku.
"Ta kamu tau Ibu benar-benar bahagia hari ini"
"Bu aku sangat bahagia kalau ibu bilang gitu jadi aku ga akan khawatir lagi"
"Ta kalau kamu ingin Ibu bahagia terus coba buka hatimu Untuk Yifan dia anak yang baik dan Ibu yakin dia pasti sangat mencintaimu"
"Aku akan coba Bu"
Balasku akhirnya supaya Ibu Rosa ga khawatir lagi.Aku harap aku juga bisa membuka hatiku.Aku mendengar suara mobil diluar panti kayaknya mereka semua udah pulang.Aku dan Bu Rosa langsung kedepan dan melihat mereka.Aku ga tau mereka darimana tapi sepertinya mereka semua tertawa senang.Anak-anak langsung masuk kedalam dan tertawa membawa begitu banyak eskrim dan beberapa camilan.
"Kamu jam berapa sampai kenapa ga bilang kakak"
"Barusan kok aku sampainya jadi aku ga sempat ketemu kakak dulu karna kak Yifan ajak aku keluar"
"Kalian berdua memang pasangan yang cocok"
Ucapku dengan mengangguk karena Yifan merangkul Tao dengan akrab.Dan tentu sifat mereka juga hampir sama.Kami langsung pamit ke Bu rosa setelah mengobrol beberapa menit.Aku melihat Tao langsung pergi begitu aja tanpa pamit denganku dan dia hanya pamit sama Yifan.Tapi aku juga ga heran sama dia memang begitulah yang harusnya terjadi kalau sampai Tao baik padaku itu harus dipertanyakan lagi.Jadi aku sudah ga heran lagi sama sifat nya.Dengan cepat aku memakai sabuk pengaman karena kebiasaan Yifan bawa mobil tiba-tiba aja.Aku langsung memejamkan mataku supaya bisa tidur karena aku ga ingin bicara dulu dengan Yifan.
"Apa kamu ga ingin mengatakan sesuatu padaku"
Ucap Yifan dan Seketika aku langsung terbangun karena Yifan merapikan rambutku tiba-tiba aja.
"apa yang harus aku katakan"
Balasku dan memundurkan kepalaku karena Yifan masih memegang rambukku dan tentu saja dia masih menatapku.
"Yifan apa ada yang salah dengan wajahku?"
Tanyaku Ke Yifan dan dengan cepat aku merapikan lagi rambutku.
"Rambut kamu berantakan, sini aku aja yang rapiin"
Yifan langsung menarik bahuku supaya bisa berhadapan dengannya.
"Rambutku masih rapi dan ga beranta..."
Ucapanku seketika langsung berhenti karna Yifan sudah menyisir rambutku dengan jarinya dan bahkan sekarang aku menahan nafasku karena jarak aku dan Yifan sangat dekat.
"Kamu pakai shampo apa? rambut kamu benar-benar halus dan...aku suka"
Ucap Yifan yang membuatku ingin sekali tertawa dengan keras sejak kapan dia mau tau shampo yang ku pakai apa.Tapi lebih baik aku diam dan mengubah posisi dudukku kembali.Dan Yifan kembali senyum aneh kearahku.Aku bahkan ga membalasnya kembali,aku langsung memalingkan wajahku menatap keluar jendela.Aku sangat terkejut tanganku digenggam lagi oleh Yifan.Aku langsung menoleh dan menatapnya dengan heran.Tanpa ada rasa beban Yifan menatapku tanpa bersalah sedikitpun.Aku mencoba melepaskannya tapi Yifan memegang tanganku dengan erat.
"Yifan aku ga mau ketemu Tuhan dulu jadi aku mohon kamu fokus nyetir aja ga usah aneh-aneh dulu"
"Aneh kenapa?Aku hanya mau pegang tanganmu."
Ucap Yifan dan sesekali melirik kearahku.
"Yifan?"
"hmmmm kenapa?"
"Apa kamu mau merayuku"
tanyaku dengan hati-hati.
"Iya,Bolehkan aku merayumu?
Aku jadi ga bisa berkata apa-apa lagi.Aku hanya tersenyum canggung dan mengangguk ke Yifan.Tanganku masih saja dipegang Yifan hingga kami sampai dirumah.