Aku langsung terbangun saat badanku di guncang oleh seseorang.Sebenarnya aku masih ingin tidur lebih lama lagi tapi aku langsung dibangunkan dengan kasar oleh seseorang.Tentu saja orang yang melakukannya dengan kasar itu Yifan.
"iya aku bangun tapi bisakan bangunin baik-baik"
"siap-siap hari ini kita akan ketemu banyak media"
"Bisakan kamu itu perlakuin aku dengan baik"
Gumamku dengan kesal dan berjalan dengan lesu.
"kamu sendirikan yang bilang jangan terlalu baik padaku"
"apa"
Teriakku dan berbalik melihat Yifan.Tapi YIfan ga peduli sama sekali.
"kenapa ada yang salah"
"semua yang kamu lakukin atau yang kamu ucapin semuanya benar ga salah sama sekali"
Balasku panjang lebar dan masuk kekamar mandi.
"Yifan"
Teriakku sekencang mungkin.Tapi tetap ga ada jawaban sama sekali dari Yifan.Aku ga tau Yifan ga dengar atau dia sengaja ga dengar aku teriak.
"Yifan"
Teriakku lagi dengan sekeras mungkin sampai tenggorokanku sakit.
"aku ga tuli"
Ucap Yifan dengan pelan tapi masih bisa ku dengar.Yifan langsung mengetuk pintu kamar mandiku.Seketika aku langsung terkejut dan memeriksa apa pintu kamar mandi sudah dikunci dengan baik.
"kenapa lama sekali apa kamu tidak memerlukan handuk"
Ucap Yifan dari luar dengan nada dingin.Itulah alasan aku panggil Yifan.Aku memerlukan handuk.
"simpan depan pintu aja handuknya"
"lantainya kotor"
"kalau begitu tutup matamu"
Ucapku peringati Yifan.Karena sekarang aku ga pakai apa-apa dibadanku.Aku hanya ingin menghindari hal yang ga di inginkan.Otakku sekarang sudah terbiasa memikirkan hal-hal aneh.Dengan perlahan aku membuka pintu dan tentu saja aku sembunyi di balik pintu.
"apa kamu bisa cepat lagian aku ga tertarik sama sekali"
Ucap Yifan dengan kesal.Dengan cepat aku ambil handuk yang di kasih Yifan dan tentu saja aku langsung menutup kamar mandi.
"Yifan"
Teriakku lagi dengan keras.
"apalagi"
Balas Yifan dengan suara keras yang membuat ku sempat tertawa.Yifan lucu sekali saat teriak seperti ini.
"bisakah kamu keluar dari kamar, aku mau ganti baju"
"tanpa disuruh aku akan keluar sendiri"
Teriak Yifan lagi.Dan menurutku itu sangat lucu.Aku jadi tertawa dengan tingkah Yifan.
"apa kamu masih diluar"
Teriakku lagi dan aku ga dengar suara apapun dari luar.Berarti Yifan sudah keluar.Aku dengan cepat memakai baju dan tentu saja aku memakai riasan.Aku ga tau baju yang di siapkan mamanya Yifan benar sangat cocok untukku.Bahkan mama nya Yifan udah nyiapin riasan yang akan aku pakai hari ini.Mertua yang sangat baik.Aku yakin perempuan di luar sana pasti mengharapkan mertua seperti ini.Alarm di handphoneku berbunyi sangat nyaring.Aku sampai terkejut. "AKU MENCINTAIMU"Aku melihat kata-kata itu di dering alarm handphoneku.Aku menatap wajahku dicermin.Apa aku melupakan hari ini.Hari peringatan kepergian Dion.Ini sudah Sembilan Tahun.Aku melihat bayanganku yang sangat menyedihkan di cermin.Aku ga tau air mataku mengalir lagi tanpa henti.Aku bukan orang yang bisa menahan kesedihan dengan mudahnya.Hari ini hari dimana aku mengejar Dion dan menolongnya.Tapi semua yang kulakuin terlambat.Dion sudah meninggal ditabrak mobil yang ga dikenal yang sampai sekarang pelakunya belum di temukan.Dan tentu saja aku tau siapa dibalik semua itu.Dan hari ini hari aku melihat Dion bersimbah darah di jalan yang sangat sepi dan dingin.Hari dimana aku berteriak minta tolong tapi tidak satu pun yang mendengar teriakanku.Aku juga ga tau kenapa aku bisa jadi dokter dan bertahan mengoperasi pasienku yang pasti penuh dengan darah.Padahal aku sangat benci melihat darah.Aku benar-benar hebat karena bisa menahan semua itu selama ini.Dan bahkan aku ga datang di pemakaman terakhir Dion.Bahkan aku ga bisa melihat Dion untuk yang terakir kalinya.satu-satu nya yang kuingat terakhir kalinya saat aku lihat Dion bersimbah darah.Aku bahkan ga tau kenapa tiba-tiba saja aku ada dirumah sakit.Dan aku ga bangun selama sepuluh hari.Aku tau dibalik semua ini siapa.
"kamu kenapa"
Ucap Yifan terkejut melihatku menangis.Yifan menghampiri ku dan memelukku tanpa bicara.
"Yifan hatiku benar-benar sakit"
Ucapku dan menangis.Aku memeluk Yifan dengan sangat erat.Aku menangis dengan sangat keras.Yifan begitu sabar dan menenangkanku.
"kita batalkan jumpa pers hari ini"
Ucap Yifan dan menenangkanku.Aku langsung sadar aku sudah menangis terlalu banyak.Bagaimanpun aku ga boleh begini.Seketika aku langsung berdiri dan sepertinya Yifan juga terkejut karena aku tiba-tiba melepaskan pelukanku.Dan seketika suasana menjadi canggung.
"aku baik-baik aja jadi jumpa persnya ga usah dibatalin"
"Yifan hanya mengangguk"
Dan pergi begitu aja.Untung aja dia ga banyak nanya.Aku membersihkan lagi riasanku.Sebenarnya aku ga bisa pergi tapi aku harus bisa hadapin ini.Ini ga seberapa dibandingkan penderitaanku selama ini.Saat aku keluar semua mata langsung tertuju padaku.
"Kamu yakin baik-baik aja"
Ucap mamanya Yifan dengan khawatir.Sepertinya dia tau kalau aku habis menangis.Aku langsung melirik Yifan.Dia pasti yang ngasih tau.Dengan cepat Yifan mengalihkan pandangannya dariku saat ku tatap dia.
"iya aku baik-baik aja tadi aku Cuma sakit perut"
Balasku dengan semangat yang langsung membuat mama nya Yifan tertawa.Aku dan Yifan langsung pergi ke perusahaan keluarganya.
"kamu kenapa"
Aku langsung terkejut saat Yifan tiba-tiba nanya.
"aku kenapa memangnya"
Balasku balik bertanya yang membuat Yifan langsung menoleh dan ga melihatku lagi.Aku juga hanya menatap jalanan yang sangat ramai.Dimana orang-orang melakukan kegiatan masing-masing.Aku juga melihat anak kecil yang berlari kesana kemari dengan senang.Tanpa memikirkan masalah apapun.Rasanya aku ingin kembali jadi Lista Sembilan tahun yang ga tau apa-apa.Yang ga punya masalah yang dipikirannya hanya kebahagiaan.
"kita udah sampai"
Ucap Yifan yang sempat membuatku terkejut.Aku melihat dari dalam mobil begitu banyak wartawan dan kamera dimana-mana.Ini pertama kali aku mengalami hal seperti ini.Tapi sepertinya Yifan sudah terbiasa.Jujur aku gugup sekali karena begitu banyak orang yang datang.Bahkan kami belum sempat keluar mereka sudah berusaha membuka pintu mobil.Aku sangat takut.Tatapan mata dari mereka semua sangat tajam.Apalagi saat aku keluar nanti.Yifan langsung mengenggam tanganku dan mengangguk kearahku.Entah kenapa aku memiliki sedikit kekuatan.Dan juga pengawalannya sangat ketat jadi kalau ada orang yang mau menarik rambutku sepertinya mereka sia-sia.Bahkan aku melihat ada anak-anak yang mungkin masih SMA membawa spanduk yang sangat besar. "JANGAN MENYAKITI PANGERAN KAMI"Aku seketika langsung tertawa yang membuat Yifan melihatku dengan aneh.Aku langsung menunjuk ke Yifan.
"sepertinya kamu punya penggemar juga"
Ucapku dan tertawa.
"sepertinya kamu baik-baik aja"
Ucap Yifan dan keluar begitu saja dari mobil.Saat Yifan keluar begitu banyak teriakan dan tentu saja semua kamera tertuju pada Yifan.Aku terkejut Yifan membuka pintu mobilku dan memegang tanganku.Yang kulakukan hanya mengikuti Yifan.Begitu banyak pertanyaan yang diajukan membuatku sedikit pusing.Aku belum terbiasa dengan ini semua.Untung aja penjagaannya begitu ketat jadi ga terjadi apa-apa padaku dan Yifan.Begitu kami masuk perusahaan pintu langsung ditutup.
"Yifan tunggu dulu"
Aku menghentikan Yifan supaya ga berjalan lagi.Aku langsung menarik nafasku karena sudah bebas dari kerumunan dan suara yang sangat berisik dengan pertanyaan yang ga jelas.
"kenapa?"
"aku ingin menarik nafasku dulu sedikit"
"kita tunda dulu selama tiga puluh menit"
Ucap Yifan dan menyuruh semua pengawalnya pergi.Mereka semua langsung beraksi menghubungi yang lain seperti suruhan Yifan.
"kenapa ditunda"
"ga usah banyak nanya"
Balas Yifan tanpa ekspresi dan menarikku.
"kita kemana"
Tapi Yifan ga jawab sama sekali dia hanya menarik tanganku.
"apa ini ruangan kerjamu"
Tanyaku dengan penasaran.Setelah ku lihat ini pasti ruangan kerja Yifan.Dan tentu saja ruangannya sangat nyaman dan betah untuk kerja.
"ngapain ditutup"
Tanyaku karena Yifan tiba-tiba nutup pintu.
"tenangkan dirimu disini sebelum ketemu media"
"aku baik-baik aja jadi ga usah khawatir"
"kamu yakin?"
"iya aku yakin aku baik-baik aja"
"kenapa kamu menangis"
Gumam Yifan dengan suara yang sangat kecil tapi aku masih bisa mendengarnya sedikit.Aku langsung menghampiri Yifan yang sedang melihat keindahan bangunan di luar sana yang tersusun sangat indah.
"wahhh ternyata pemandangan dari sini sangat indah"
Aku mencoba mengalihkan pembicaraanku.Dan Yifan kembali menatap keluar jendela ruangan kerjanya dengan tatapan kosong.
"aku rasa kita harus ketemu media sekarang"
"apa itu penting"
"tentu saja penting karena yang kudengar saham perusahaan sekarang turun dan juga saham rumah sakit keluargaku turun"
"aku benar-benar sulit memahamimu"
Mendengar ucapan Yifan seperti itu lebih baik aku diam.
"jangan menangis seperti itu lagi didepanku"
"aku tidak memintamu melihatku menangis"
Kudengar Yifan menghembuskan nafas panjang mendengar jawabanku.
"Lagian ngapain tadi kamu muncul tiba-tiba.Kenapa tadi juga kamu ga pergi aja saat liat aku nangis.Jadi salah kamu sendiri yang nyamparin aku dan memeluk aku bahkan juga tadi kamu....."
Sepertinya sekarang aku ga bisa ngomong apa-apa lagi karena Yifan baru saja mengecup bibirku.
"aku sudah bilang jangan terlalu banyak bicara"
Ucap Yifan dan pergi gitu tanpa merasa bersalah sedikitpun.Sedangkan aku sekarang hanya diam dan melongo.
"apa kamu ga pergi?"
Tanya Yifan disaat seperti ini.Seperti nya Yifan perlu di beri pelajaran supaya dia ga ngulangin lagi.
"Yifan tunggu"
Ucapku dengan lebih berani.Yifan langsung berhenti dan tersenyum sepertinya mau menantangku.Tanpa lama-lama aku langsung menendang kaki Yifan dengan keras.Yifan dengan cepat memegang kakinya yang pasti sangat sakit.
"kalau kamu berani lagi aku akan melakukan yang lebih parah dari ini"
Ucapku dan langsung pergi tanpa menunggu Yifan yang masih memegangi kakinya yang sakit.