"Pagi"
Ucapku ke Yifan yang sudah keluar dari kamarku dengan setengah ngantuk.Dia hanya menatapku tanpa bicara.
"Sarapan dulu"
Aku mengajak Yifan sarapan karna semalam mungkin perutnya belum diisi makanan tapi diisi dengan minuman beralkohol.Tapi untung saja tadi pagi aku mengecek suhu badannya yang sudah kembali seperti biasa.Tapi dia mengacuhkan ku begitu saja dan ninggalin aku.Aku benar-benar kesal karna dia ga mau sarapan sedikitpun padahal aku udah buatin dia roti dan susu.Dia ga lapar atau gimana?Bisa-bisanya aku uringan begini karna dia ga makan.Dengan sangat terpaksa aku menyusul Yifan kekamarnya.
"Apa kamu mau mati karna ga makan?kamu benar-benar menyusahkan a..."
Kata-kataku tiba-tiba terpotong saat kulihat Yifan sekarang ga memakai baju dan hanya memakai celana dalamnya.
"Maaf a..aku..ga...bermaksud"
Aku ga kuat ngelanjutin yang mau aku katakan dengan cepat aku berbalik.Badanku sekarang gemetar.
"Kenapa harus terkejut"
Gumam Yifan dan berjalan kekamar mandi,mungkin?Karna aku bisa mendengar langkah kaki Yifan menuju kamar mandi.Aku langsung balik badan saat kudengar pintu kamar mandi tertutup.Sekarang aku bisa bernafas dengan lega.Tanpa lama-lama aku langsung keluar dari kamar Yifan dan menghirup udara kebebasan.
Aku langsung ingat perasaan aneh yang kurasakan semalam.
Aku mendengar langkah kaki mendekat dan ternyata itu Yifan.Seketika aku langsung tersenyum saat melihat Yifan.
Perasaan aneh apa ini??
"Sarapanku mana"
Tanya Yifan tiba-tiba padaku.
"Kamu mau sarapan?"
Tanyaku heran ke Yifan yang langsung diikuti anggukan oleh Yifan.Aku menyiapkan lagi roti dan susu untuk Yifan.
"Terimakasih"
"Untuk apa?"
"Semalam ngantar aku pulang"
"Terimakasih sama Rendi dia yang ngantar kita semalam dengan selamat?"
Disaat yang bersamaan telponku berdering.
"Halo rendi"
Sapa ku karna yang menelponku pagi-pagi begini Rendi.Dia pasti mau balikin mobil yang dia pinjam semalam.
"Ketemuan?iya bisa dimana?"
Rendi pasti mau balikin mobilku makanya dia ngajak aku ketemuan.
"Nanti kabarin aja ya"
Jawabku ke Rendi dan mengakhiri panggilan.Aku bisa merasakan kalau sekarang Yifan menatapku dengan lekat.Aku sengaja ga natap dia.
Kenapa aku malah senang karna sikap yifan seperti ini.apa yifan cemburu?
"Aku sudah selesai"
Ucapku dan meninggalkan meja makan menuju kamar.Aku mau mandi sekarang dan menemui Rendi untuk mengambil mobilku.Tanpa peringatan tiba-tiba saja sekarang aku berada dipelukan Yifan.Dia benar-benar memelukku dengan sangat erat,aku hampir kehilangan napas.
"Ga usah ketemu Rendi"
"Kenapa?"
"Aku ga suka kamu ketemu dia"
"Aku cuma mau ngambil mobil aku yang dia pinjam semalam"
Balasku dan berusaha melepaskan pelukan Yifan yang begitu erat.
"Aku ga biarin kamu pergi"
"Yifan kamu sangat aneh"
Seketika handphone ku kembali berdering.Dan untung saja Yifan melepaskan pelukannya dan membiarkanku menjawab siapa yang menelponku.
"Hallo Rendi"
Sapaku ke Rendi yang tiba-tiba aja menelponku lagi.
"Kamu mau jemput aku?"
"Iya aku tunggu di...."
Ucapanku langsung terhenti karna tiba-tiba saja Yifan menempelkan bibirnya padaku.Aku bisa merasakan bibir Yifan begitu menuntut,aku ga bisa menolak ciuman yifan kali ini.Aku menutup mataku perlahan mencoba merasakan desakan bibir Yifan.Dengan sangat lembut Yifan mengambil handphone dariku yang masih bisa kudengar Rendi masih memanggil namaku dari sana.Dengan sangat perlahan Yifan mendorongku ke meja sarapan kami tadi.Aku yakin Yifan sudah mematikan panggilan dari Rendi.
Aku sangat terkejut karna Yifan mengangkat tubuhku dengan mudahnya kemeja.Dia kembali menciumku diiringi napas memburu kami berdua.Dan aku ga tau kenapa aku membalas ciuman dari Yifan.
Aku langsung membuka mataku saat Yifan menjauh.Ku langsung menatap mata Yifan hingga buat aku tiba-tiba langsung bergetar.
Perasaan aneh apa ini?
Aku benar-benar takut.
"Aku ga mau kamu ketemu Rendi"
Ucap yifan dan pergi begitu aja meninggalkanku yang masih ga percaya sama kejadian tadi.
Aku ga bisa ngelakuin apa-apa lagi sekarang.Aku bahkan ga beranjak dari meja.Jantungku masih saja berdegub dengan kencang.
"Aku yang antar"
Ucap Yifan tiba-tiba dan seketika membuyarkan lamunanku.
"Kemana?"
"Katanya mobil kamu dipinjam sama Rendi semalam"
"Ohhh iya"
Balasku asal-asalan dan dengan cepat turun dari meja.
Seketika aku langsung tersadar kalau aku ini benar-benar bodoh.Ga mungkin dong aku jalan sama Yifan setelah kejadian tadi.
"Gapapa Yifan aku bisa ambil sendiri"
"Aku bisa antar kamu"
" ga papa Yifan"
Balasku dengan cepat supaya mencegah Yifan.
Yifan kembali berjalan kearahku dengan spontan aku langsung mundur dan sialnya aku malah ditahan oleh dinding sialan ini.
"Iya-iya aku pergi bareng kamu"
Ucapku cepat-cepat yang langsung membuat Yifan tersenyum.
Aku langsung mengikuti Yifan dan masuk mobil.
"Yifan?"
Panggilku ke Yifan dan dia langsung menoleh.Aku benar-benar memberanikan diriku untuk bicara ke Yifan.Apalagi sekarang aku hanya berdua dengan Yifan.
"Apa alasan kau menyukaiku?"
"Memangnya aku harus butuh alasan"
"Ya Harus punya alasan. contohnya aku menyukai EXO karna mereka semua berbakat dan tentu saja mereka semua juga bervisual"
"EXO itu siapa?"
Aku langsung menghembuskan napas dengan pasrah karna yifan ga tau EXO.
"Jadi kamu hanya sekedar menyukai aku kan jadi ga papa"
"Apa kamu juga menyukaiku"
"Mulai sekarang aku akan menyukaimu alasannya...."
Aku langsung menghentikan kata-kataku.
Kulihat Yifan menunggu jawaban dariku.
"Karna aku orangnya jujur aku akan mengakui kalau aku menyukaimu karna kau cukup tampan"
Balasku dan tertawa kecil.Yifan hanya mengangguk dan tersenyum.
"Yifan?"
"Hm"
"Aku akan benar-benar menyukaimu kalau kau mau jadi temanku,kamu mau kan?"
"Kenapa harus jadi teman,kita kan sudah menikah bukannya sekarang aku suamimu"
Aku langsung diam mencerna kata-kata Yifan.
"Iya aku tau tapi kita menikah bukan karna kemauan kitakan jadi sampai sekarang aku ga pernah anggap kalau kita sudah menikah"
"Terserah"
"Yifan?"
"Apalagi"
"Ke...kenapa ta...tadi kamu menciumku"
"Aku menciummu karna kita berteman anggap saja begitu"
"Ohhh okay jadi sekarang kita temanankan"
Balasku dan tersenyum kearah Yifan yang langsung dibalas dengan tatapan sinis dari Yifan.Walaupun begitu aku tetap tersenyum sebisa mungkin.
Ponselku seketika berdering.
"Hallo rendi"
"Lista mobilmu udah aku kirim kerumah"
"Ehhh tapi aku udah dijalan mau ketemu kamu"
"Maaf Lista tadi aku tiba-tiba ada urusan jadi aku ga bisa ketemu kamu dulu."
"Ohhh iya ga papa rendi"
Kalau mobilku udah dirumah jadi sekarang aku sama Yifan kemana.
"Yifan kita balik aja ya ternyata mobilku udah dirumah"
"Kamu lapar ga?"
"Kenapa?"
"Aku lapar mau makan"
"Ya udah sampai rumah aku masak"
"Ga usah kita makan diluar aja"
Aku mengangguk dan tentu saja aku juga senang karna ga repot masak lagi.Ini pertama kalinya aku keluar berdua sama Yifan.Aku kagum ngeliat tempat makan yang kukunjungi dengan Yifan.
"Ini satu restoran yang ku kelola"
Aku langsung terkejut restoran sebesar ini milik Yifan.Ga heran juga sih kalau memang benar.
Aku disambut dengan ramah oleh pelayan seisi restoran.Apa mereka tau kalau aku sudah menikah dengan Yifan.
Hidangan yang disediakan juga sangat enak.Aku ga tau dari tadi Yifan menatapku dan senyum,apa ini cuma pencintraan dia.Tapi tatapan Yifan padaku begitu berbeda sampai-sampai aku jadi salting ga jelas.Aku rasa mukaku sekarang merah mirip lobster yang ada dimeja.sialnya jantungku lagi-lagi bergetar.seketika aku dan Yifan langsung bertemu pandang.Dia langsung tersenyum dan aku hanya diam menatap Yifan tanpa berpaling.Ini hanya perasaan suka biasa karna Yifan sangat ganteng saat ini.
Tapi aku merasa perasaan yang kurasakan sangat berbeda.Aku mohon Yifan jangan tersenyum seperti itu.Aku ga bisa kontrol perasaanku.
Perasaan aneh apa ini?