"Iya saya sendiri Lista"
"Hy aku rendi temannya Yifan"
Aku mencoba mengingat nama Rendi.
"Maaf Rendi yang mana?"
"Wahhh kau benar-benar lupa"
"Iya aku ingat"
Balasku dengan cepat saat ku ingat Rendi yang kutemui saat menjemput Yifan di tempat paling aneh yang ga akan aku kunjungi lagi
"Yifan sepertinya mabuk"
"Kenapa bisa..."
Aku langsung menutup mulutku karna bicara terlalu keras sehingga papa,mama,Tao,sama bi Inem langsung menoleh kearahku.
"Aku juga gatau kenapa dia bisa mabuk.Bisa jemput dia sekarangkan?"
"Iya aku bisa dan kirimin alamatnya sekarang"
Aku juga dengan terpaksa harus jemput Yifan karna dia mungkin masih sakit pasti tambah sakit setelah minum minuman keras.Dari awal memang dia sudah merepotkan.
"Aku pulang dulu ya Yifan ternyata udah nungguin dirumah"
Mama sama Papa hanya mengangguk dan tersenyum begitu juga dengan bi Inem.Aku terpaksa ngebohongin keluarga ku karna ga mungkin aku kasitau mereka Yifan mabuk.Bisa-bisa masalahnya bakal rumit.
"Kakak pasti mimpi baik semalam"
"Diam aja ga usah ikut campur"
Balasku Ke Tao dan mencubit pipinya.Dia sepertinya kesal tapi aku ga peduli sama sekali dan langsung jemput Yifan yang benar-benar merepotkan.
Aku kembali lagi ketempat yang sebelumnya kukunjungi.Tempat yang benar-benar buatku merinding sebelumnya.
Aku berjalan melewati beberapa orang yang sedang berciuman.Aku hanya bisa menghembuskan nafasku melihat pemandangan seperti itu.Dari kejauhan aku bisa melihat punggung Yifan dan juga aku melihat rendi teman Yifan yang sebelumnya juga aku pernah bertemu dia disini.
Dia langsung melambai kearahku dan tentu saja aku membalas dan menghampiri mereka.
"Yifan benaran minum?"
"iya baru kali ini dia minum seperti ini"
Aku langsung menghela nafas setelah mendengar ucapan rendi.Aku langsung memeriksa suhu tubuh Yifan dan untung saja suhu badannya ga terlalu panas.
"Yifan bangun"
Ucapku ke yifan dan mengoyangkan lengannya supaya dia sadar.Dia hanya melihatku dan langsung berdiri tanpa bicara sedikitpun denganku.
Aku menyusul Yifan yang keluar dengan jalan sempoyongan seperti orang mabuk pada biasanya.Aku benar-benar kesal karna sudah berapa kali Yifan mendorongku supaya menjauh dari dia.
"Aku akan antar kalian"
Ucap Rendi tiba-tiba.Tapi aku juga merasa ga enak sama dia karna sudah merepotkan.
"Ga papa Rendi aku ga mau ngerepotin kamu"
"Ga papa aku antar kalian"
"Ga usah khawatir aku pasti antar Yifan dengan aman"
Ucap ku meyakinkan Rendi.
"Aku ga khawatir sama Yifan"
Aku hanya bisa mengangguk ke arah Rendi karna situasi kami sekarang tiba-tiba jadi canggung karna aku juga ngeliat Yifan sudah begitu mabuk dan ngomong yang ga jelas dari tadi.
Aku juga meyakinkan Rendi supaya dia pura-pura ga dengar omongan aneh yang Yifan katakan.
"Lista"
Panggil Rendi tiba-tiba membuyarkan lamunanku.
"Aku sama Yifan udah dekat semenjak kami kecil"
Lanjut Rendi dan aku hanya mengangguk.Aku jadi ingat perempuan yang ke rumah tadi menemui Yifan.Aku harus tanya Rendi siapa dia.Pasti Rendi tau ga mungkin kalau dia ga tau.
"Kamu kenal Nia?"
Tanya ku ke Rendi yang sempat buat dia terkejut.
"Kamu tau Nia darimana?"
"Tadi pagi dia kerumah ketemu Yifan"
"Jadi tadi kalian bertengkar karna Nia"
"Ga mungkin lah untuk apa juga aku bertengkar karna itu"
Balasku dengan cepat.Karna aku ga mau Rendi berpikir aku cemburu karna itu.
Rendi hanya mengangguk kearahku dan fokus menyetir mobil lagi.
Sepanjang jalan kami ditemani suara berisik dari Yifan.
"Makasih ya udah ngantarin kami pulang"
Ucapku ke Rendi dibalas dengan anggukan dari dia.
Kenapa Yifan berat sekali.
"Aku aja"
"Ga papa aku ga mau ngerepotin"
"Udah a.."
"Ga papa aku bisa sendiri"
Balasku ke Rendi yang dari tadi maksa buat bawa Yifan masuk.Aku benar-benar ga enak sama Rendi jadi aku nolak aja.
Untung saja Rendi langsung mengangguk.
Ini Yifan kenapa bisa berat begini.
"Kamu bawa mobil aku aja untuk pulang"
"Benaran ga papa?"
"Iya ga papa karna kamu juga udah antarin kita berdua dengan selamat"
Rendi mengangguk dan langsung pergi dengan mobilku.
"Kenapa kamu bisa mabuk seperti ini"
"Aku baik-baik saja"
Balas Yifan dan tertawa ga jelas.Dia benar-benar mabuk.
"Pelan-pelan Yifan"
Teriakku ke yifan yang hampir jatuh.Terpaksa aku harus rangkul Yifan ngantar dia sampai ke kamarnya dilantai atas.
"Aku mau pulang mana mobilku"
Yifan sudah mulai bicara aneh.
"Aku mau pulang aku hanya mau pulang"
"Yifan kamu sudah ada dirumah"
"Kamu siapa? Lista dimana?"
Aku hanya mendengar ocehan yang ga jelas dari Yifan.
Dengan terpaksa malam ini Yifan tidur dikamarku dan aku harus tidur dikamarnya karna aku ga mau naik kelantai atas dengan menggandeng Yifan.Bisa-bisa semua tulang-tulangku patah.Karena Yifan terlalu banyak bicara dimobil tadi jadi lupa nanya siapa Nia ke Rendi.
"Kenapa kamu bisa berat begini.Aku harus ke tukang urut besok"
Ucapku ke Yifan yang ga mungkin dia mengerti bahkan sekarang dia ga tau aku itu siapa.Dia harus berterimakasih padaku untuk ini.
Dengan sangat terpaksa aku melepas sepatu dan kaus kaki Yifan supaya dia bisa tidur lebih nyaman.
"Yang suruh minum sampai mabuk siapa?jadi jangan mengeluh"
Aku benar- benar kesal bisa-bisanya dia mengeluh dan menyalahkan aku.Aku mengangkat tubuh Yifan supaya dia tidur dengan posisi yang nyaman.Bukannya terangkat malahan sekarang aku menindih tubuh Yifan.Aku ga merasa bersalah karna memang Yifan sangat berat.Tapi jantungku sudah berdebar dengan cepat sekarang.
Bukan karna hal lain tapi karna aku takut sesuatu yang ga diinginkan terjadi.
"Lista kamu mau apa?"
Ucap Yifan tiba-tiba dan langsung memelukku.
"Ak..aku ha..hanya membantu....kamu sudah sadar?"
"Belum"
Balas Yifan dan langsung menempelkan bibirnya padaku dengan posisi Yifan dibawah dan aku diatas.Awalnya hanya menempel saja tapi lama kelamaan aku bisa merasakan ciuman Yifan semakin dalam begitu juga pelukan Yifan semakin erat.Aku berusaha supaya ga akan tergoda dengan desakan lembut bibir Yifan yang semakin menjadi.Dengan sekuat tenaga aku mendorong Yifan agar menjauh dariku.Tapi tetap saja dia kembali menarikku lagi.Aku ga tau kenapa aku harus bertemu dengan orang seperti Yifan.Dengan cepat aku langsung menutup mulut Yifan dengan tanganku supaya dia ga memcium aku lagi.Hanya dengan cara itu aku bisa menghentikan tingkah aneh Yifan.Setelah aku menutup mulut Yifan dia langsung tertidur.
"Kamu masih belum sadar ternyata"
Ucapku dengan canggung ke yifan dan langsung keluar dari kamar.
Akhirnya aku bisa menghirup udara sekarang.Kutarik nafasku dalam-dalam dan mengatur detak jantungku supaya bisa kembali ke normal.
Dion aku harus apa? Kenapa perasaanku tiba-tiba aneh?....