Apa hobimu suka menyakiti perempuan?"
"Apa hobimu suka mengintip orang"
Aku menatap Yifan dengan pasrah dan tentu saja dia menatapku dengan muka andalannya ga ada ekspresi sama sekali.
"Mau makan apa?"
Tanyaku ke Yifan memecahkan keheningan yg terjadi.
"Kamu benar-benar hebat"
Ucap Yifan sambil tertawa sinis padaku dan tentu saja aku ga terima maksud dia ketawa begitu apa.
"Maksudmu apa?"
"Apa kamu benar-benar ga melihat aku sama sekali?"
"Melihat bagaimana?maksud kamu apa sih kalau mau ngomong sesuatu itu harus jelas"
"Apa kamu biasanya sebodoh ini?"
"Ak...ku....aku bodoh?".
Balasku dan tertawa.
Ga ada angin ga ada hujan,Yifan kesambet apa coba sampai ngomong ga jelas.
"Sudahlah"
Ucap Yifan dan pergi begitu aja dan tentu saja aku ga ngebiarin itu aku langsung mencegah Yifan mendorong dia ke dinding dan tentu saja salah satu tanganku disandarkan kedinding juga supaya bisa menahan Yifan.
Aku tau yang aku lakuin ini benar-benar gila,walaupun sekarang mukaku yang berhadapan dengan dada Yifan yang bidang.
Terpaksa aku harus mendongak keatas supaya bisa bertatapan dengan Yifan.
Aku bisa melihat Yifan sedikit terkejut,aku yakin dengan posisi kami seperti ini Yifan ga akan bisa pergi kemana-mana lagi.
"Aku paling ga suka orang itu ngomong setengah"
"Lalu?"
Balas Yifan dengan santai dan dia sepertinya ga mempan dengan perlakuanku malahan sekarang aku yang hampir mati dengan posisi kami seperti ini.
Tentu saja aku ga boleh nunjukin itu ke Yifan.
Kepalaku benar-benar pegal sekarang.
"Tentu saja kamu harus kasitau ke aku kenapa aku harus dipanggil bodoh seperti itu"
"Apa kamu ingin tau alasannya apa?"
Aku hanya mengangguk.
"Kalau aku bilang aku menyukaimu apa kamu percaya?"
Dalam sekejap aku langsung diam dan dengan cepat aku berhenti menatap Yifan dan saat ini aku berharap aku bisa pergi dari sini tapi semua ga mungkin karna sekarang aku yang didorong yifan kedinding.
"Apa kamu percaya?"
Tanya Yifan sekali lagi padaku.
Apa sekarang dia rayu aku.Dia pikir aku dengan begitu mudahnya menyukai dia.Dan tentu saja Yifan ga mungkin menyukai aku.
"Aku ga percaya"
Balasku dengan tegas dan aku dengan terpaksa harus berani menatap mata Yifan.
"Kenapa?"
"Karna kamu ga mungkin menyukai aku dan juga aku ga akan pernah menyukai kamu"
"Apa alasan kamu ga menyukai aku"
"Apa aku harus butuh alasan lagi semua udah jelaskan kamu itu ga pernah baik sedikitpun padaku dan bahkan satu kalipun kamu ga pernah senyum padaku jadi untuk apa aku harus menyukai orang seperti itu"
Jelasku panjang lebar pada Yifan yang dari tadi mungkin menatap aku tapi aku hanya bisa menatap dada bidang Yifan dan ga berani natap yifan bahkan sekarang aku siap-siap untuk ngelindungin diri karna mungkin hal yang ga diinginkan terjadi.
"Kalau aku berubah apa kamu akan menyukai aku?"
"Itu ga mungkin"
Balasku tertawa kecil.
"Aku serius"
"Kau ini kenapa?"
Aku langsung mendorong Yifan agar menjauh dari ku.
"Lista aku menyukaimu"
Aku langsung berhenti jalan dan melihat Yifan ga percaya sama sekali.Aku ga bisa ngomong apa-apa sekarang.
"Kamu a..aku ga.."
"Jangan khawatir aku ga butuh jawabannya sekarang"
Ucap Yifan dan ninggalan aku yang linglung karna pengakuan tiba-tiba dari Yifan.
Aku masih ga percaya.
Dan kalau memang benar Yifan menyukai aku sepertinya itu akan sia-sia saja.
"Nia na...nama perempuan tadi aku ga punya hubungan apa-apa dengannya sekarang jadi jangan salah paham"
Ucap Yifan tiba-tiba buat aku sempat terkejut.Aku ga bisa jawab apa-apa aku hanya menatap Yifan bingung setelah mengatakan itu Yifan langsung balik ke kamarnya.
Aku harus menelfon Tao apa yang dia bicarain ke Yifan sampai Yifan jadi aneh seperti ini.
"Kamu dimana?"
"Aku disekolah kak"
"Apa kamu ngomong sesuatu yang aneh ke Yifan?"
"Ngomong aneh gimana sih kak?"
"Ga usah pura-pura gitu kakak tau pasti kamu ngomongin tentang kakak ke Yifan kan?"
"Ga usah PD kak kita ga ada waktu buat ngomongin kakak tadi dan satu lagi untung ada kak Yifan yang nganterin aku kalau nunggu kakak tunggu ular bisa terbang baru bisa antar"
"Kamu kok bela dia kakak kamu sebenarnya siapa?"
"Udah ya kak aku lagi disekolah ga bisa ngomong terlalu lama"
"Jangan dimatiin kalau...."
Tentu saja langsung dimatiin sama manusia panda.
Aku ga terlalu mikirin yang Yifan bilang sekarang aku hanya perlu masak untuk makan siang kami.Aku yakin pasti Yifan sudah sarapan dirumah saat antar Tao tadi.
Untung saja aku bisa masak karna hari-hariku selalu dengan bi Inem dari kecil bahkan sampai sekarang jadi aku belajar masak dari dia.
Aku menyiapkan semua bahan makanan yang akan ku masak.
Saat masak aku sesekali lihat di internet untuk memastikan apa bahannya benar.
Aku yakin pasti Yifan akan suka masakan yang kubuat.
Aku sudah hampir selesai masak tapi aku belum lihat Yifan.
Apa yang dia lakuin dikamar ga keluar dari tadi mungkin dia malu sama aku karna tadi tapi itu ga mungkin.
Setelah semuanya selesai aku meletakan semuanya dimeja makan.
Aku hebat juga memasak.
Yifan ngapain di kamar masih belum keluar juga.
Dengan sangat terpaksa aku kekamar Yifan.
Aku mengetuk pintu kamar tapi ga ada jawaban dari Yifan.
Aku membuka pintu kamar pelan-pelan supaya ga terlalu berisik.
Ini pertama kalinya aku masuk kamar ini lagi semenjak hari pertama kami pindah dan kamarnya ga berubah sama sekali keliatan sama aku pikir Yifan ganti lagi dekorasi kamarnya.
Aku lihat yifan sepertinya sedang tidur dengan pulas.
Aku benar-benar bingung mau bangunin Yifan atau engga?
Yifan ga biasanya tidur jam segini apalagi dia belum makan.
Kenapa tanganku gemetar gini saat mau ngebangunin Yifan untuk sejenak aku langsung berjalan keluar dan ga jadi ngebangunin Yifan.Kalau dia lapar dia bisa bangun sendiri dan makan yang penting aku udah nyiapin semuanya.
Tapi kenapa pikiranku aneh begini dan aku langsung masuk kamar lagi dan ngebangunin Yifan.
"Yifan bangun"
Ucapku dengan selembut mungkin karna kalau aku teriak mungkin Yifan melakukan hal yang ga dinginkan.Aku udah manggil dia berapa kali tapi belum dijawab sama sekali terpaksa aku melakukan kontak fisik.
Aku jadi ingat lagi persyaratan yang aku tulis tapi sampai sekarang aku ga tau kertas itu dimana jadi aku ga melanggar persyaratan itu karna belum ada persetujuan dari Yifan ataupun tandatangan dari dia.Jadi aku masuk kamar Yifan tanpa ijin dia atau nyentuh badan dia ga jadi masalah.
"Yifan bangun"
Ucapku lagi dan mengguncang bahu Yifan.Kenapa badan Yifan panas gini atau dia lupa nyalain ac tapi setelah kuperiksa ac nya masih nyala.Aku yakin Yifan pasti sakit.Dengan cepat aku langsung kekamarku mengambil peralatan rumah sakitku yang sengaja kusimpan disini.Aku mengecek suhu badan Yifan yang sangat panas.Setelah itu aku memeriksa Yifan dengan teliti seperti yang kulakukan pada pasienku yang lain.Untung saja Yifan hanya demam biasa tapi dia perlu istirahat sekarang dan makan.
Setelah semua perawatan yang kulakuan demam Yifan agak sedikit menurun jadi aku bisa bangunin dia untuk makan.
Dengan sangat berat hati aku masak bubur untuk dia.
"Yifan bangun makan dulu setelah itu minum obat"
Kulihat yifan membuka matanya perlahan dan sepertinya dia terkejut saat aku ada dikamarnya.
"Kamu baik-baik saja"
Ucapku dan mengecek lagi suhu badan Yifan dan untung saja suhu badan nya cepat menurun.
Sepertinya Yifan ga butuh obat hanya perlu makan dan minum air putih yang banyak karna minum obat keseringan juga ga akan baik untuk tubuh.
Apalagi sekarang demam Yifan berkurang aku hanya perlu memberinya vitamin supaya ga terlalu lelah.Aku yakin dia pasti sangat lelah ngurusin perusahaannya.