Chereads / PURE LOVE / Chapter 16 - 16.

Chapter 16 - 16.

"Yifan kamu harus makan dulu setelah itu minum vitamin dan istirahat"

"Aku baik-baik saja"

"Baik darimana kamu keliatan lelah aku ambil bubur dulu didapur dan kamu harus makan"

Ucapku dengan nada mengancam.Aku paling ga suka kalau bilang baik-baik saja padahal sebaliknya.

"Disini saja"

Ucap yifan tiba-tiba dengan suaranya agak lemah aku ga tau dia sengaja atau memang dia masih pusing.

"Temani aku"

Yifan langsung mengenggam tanganku dan dia langsung memejamkan matanya seketika.

Disaat seperti ini aku ga bisa menolak dengan sangat terpaksa aku langsung duduk disamping Yifan.Aku mencoba ngelepasin tanganku dari Yifan tapi dia masih memegangnya dengan erat.

Hening meliputi kami dan kudengar helaan napas Yifan yang begitu halus.Dia benar-benar tidur seperti bayi berbeda sekali yang kulihat selama ini.Dia benar-benar imut aku ingin sekali mencubit pipinya dengan gemes tapi harus kutahan.Sebagai gantinya aku mengelus rambut Yifan dengan perlahan supaya dia bisa tidur lebih nyenyak dan stamina badannya kembali.Aku sempat khawatir saat Yifan terbaring sakit begini mungkin karna sekarang kami serumah jadi wajar aku khawatir seperti ini.

"Aku tau wajahku memang menarik tapi liatnya ga usah terlalu lama"

Aku langsung berdiri karna terkejut.

"Kenapa ga bilang kalau sakit"

Balasku mencoba mencairkan suasana dikamar ini karna menurutku kami benar-benar canggung tapi kalau untuk Yifan kayaknya dia biasa aja ga canggung sama sekali.

Aku memastikan lagi suhu badan Yifan dengan menempelkan telapak tanganku didahi Yifan yang tertutup oleh rambutnya.

"Sepertinya kau baik-baik saja sekarang aku ambil bubur dulu supaya kau bisa makan dan minum vitamin"

"Aku ga mau ngerepotin kamu"

"Kita kan satu rumah jadi wajarkan,pokoknya aku ga mau tau buburnya harus habis"

Balasku dengan tatapan serius dan ninggalin kamar Yifan dengan cepat.

Aku panasin lagi buburnya karna sudah dingin.

Setelah semuanya selesai aku langsung kekamar Yifan lagi.

"Bubur ini harus habis setelah itu kamu minum vitamin ini"

Yifan hanya mengangguk dengan ekspresi imut.Rasanya sekarang aku ingin mencubit pipi Yifan yang menurutku sangat imut tapi aku harus menahan nya sebisa mungkin.Aku masih ga percaya apa Yifan punya kepribadian ganda sifatnya benar-benar berubah drastis saat dia sakit begini.

"Aku ga bisa pegang sendoknya"

"Bilang aja kamu mau aku suapin"

Balasku dengan kesal dan balik lagi ke yifan padahal aku sudah dipintu mau keluar dari kamar yang menegangkan ini.

Aku menyuap Yifan dengan sangat teliti mungkin karna aku sudah sering ngelakuin ini ke pasien ku jadi aku sudah terbiasa.

Jadi kuanggap Yifan sekarang pasien yang kurawat.

"Apa kamu pernah cemburu?"

Tanya Yifan padaku yang langsung membuatku bingung.Kenapa dia bisa-bisanya tanya seperti itu.

"Iya sering"

Balasku ke Yifan dengan jujur karna dulu aku sering cemburu karna Dion.Tentu saja Dion langsung muncul dipikiranku.

"Karna Siapa?"

"Dion"

Seketika aku langsung menutup mulutku karna aku baru saja menyebut nama Dion.

"Aa..iya...ta..tadi ak..aku lupa tutup kulkas di dapur Yi..yifan kamu bisa makan sendiri kan a..aku ke dapur dulu"

Balasku dengan cepat supaya aku bisa menghindari pertanyaan dari Yifan tentang Dion.

Aku langsung berdiri dan berjalan dengan secepat mungkin supaya bisa keluar dari kamar ini.

"Kamu ga penasaran apa aku pernah cemburu karna siapa?"

Tanya Yifan dan menarik aku masuk kekamar lagi dan mengunci pintu kamar biar kuulangi lagi "mengunci pintu kamar" 

"Untuk apa"

balasku mencoba tenang saat Yifan semakin dekat denganku wajahnya hampir menyentuh wajahku dan aku bisa merasakan tubuh Yifan yang hangat pada tubuhku karna posisi kami sekarang sangat dekat.Aku berusaha memundurkan kepala ku kebelakang supaya aku ga begitu dekat dengan wajah Yifan.

Jangan ditanya detak jantungku sekarang sangat cepat.

"Karna orang yang membuat ku cemburu ada dihadapanku sekarang.Orang yang buat aku frustasi mikirin dia dimana dia bertemu siapa?"

Ucap Yifan dengan frustasi memegang erat pergelangan tanganku yang bisa kurasakan sangat sakit aku coba melepaskan tapi ga bisa.

"kamu pikir kamu siapa buat aku cemburu begini!!"

"Memang nya aku minta kamu itu harus cemburu padaku"

"Dion itu siapa?"

"Memangnya kamu siapa menyebut namanya seperti itu"

"Aku benar-benar gila harus cemburu pada orang sepertimu.

Aku hanya ingin tau Dion itu siapa seperti apa dia,apa dia begitu istimewa sehingga kau nyembunyiin dia dari aku"

"Dia orang yang sangat penting bagiku"

"Apa aku harus cemburu pada orang seperti dia?"

Pergelangan tanganku begitu sakit karna Yifan memegangnya begitu kuat.

"Setidaknya Dion dan kamu sangat berbeda.Jadi aku mohon lepasin tanganku"

"Siapa laki-laki berengsek itu yang..."

Tanpa lama-lama aku langsung menampar Yifan aku juga ga nyangka bisa menampar Yifan seperti ini.

"Jangan pernah libatkan Dion dalam masalah kita"

Ucapku ke Yifan dan menahan tangisku.Yifan masih diam dan ga berkata-kata dia mungkin terkejut dengan tamparan ku tadi.

"Jangan pernah menyukai aku karna itu percuma aku ga akan pernah menyukai orang lain dalam hidupku.Dari awal sebelum kita menikah aku sudah pernah bilang aku menikah bukan karna aku mau jadi simpan perasaanmu untuk orang lain"

"Apa kamu ga melihat aku sedikitpun"

"Yifan aku minta maaf sepertinya itu ga akan pernah terjadi"

"Kenapa?"

Tanya Yifan padaku dan berusaha menggenggam tanganku tapi dengan cepat aku menghindari nya.

Aku ga menjawab pertanyaan dari Yifan dan hanya menatap Yifan yang bisa kulihat dia begitu frustasi.Sebenarnya aku kasian ngeliat dia seperti apalagi dia masih sakit sekarang.

Dengan terpaksa aku mencoba untuk mengecek suhu badan Yifan apa masih demam tapi dengan cepat Yifan langsung menghindar.

"Keluar dari kamarku dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi"

Ucap Yifan dengan menunduk dan ga melihat kearahku sekalipun. Sebenarnya aku merasa bersalah tapi Yifan sudah keterlaluan.Aku langsung pergi dari kamar Yifan dengan perasaan lega.

Dia ga tau apa-apa tentang Dion tapi dia sudah bilang Dion laki-laki berengsek mengingat itu langsung membuatku kesal.

Makanan yang kubuat tadi langsung kusimpan kedalam kulkas karna ga ada yang mau makan.Yifan sepertinya ga akan makan masakanku apalagi dia sudah melarang aku bertemu dengannya.

Aku masih khawatir apa Yifan masih demam atau dia ga minum vitamin yang kuberi tadi.

Aku mondar-mandir hanya mikirin itu ga mungkin aku balik lagi kekamar itu.Aku khawatir begini karna dia sudah seperti pasien lain yang selama ini pernah kurawat.

Aku berjalan perlahan menaiki tangga supaya langkah kaki ku ga terdengar oleh Yifan.Aku benar-benar sudah ga waras sama sekali.

Aku mencoba membuka pintu kamar memastikan keadaan Yifan.Pada saat bersamaan Yifan membuka pintu kamar yang langsung membuatku panik seketika.Tapi yang kudapat hanya tatapan tajam dari Yifan.

Dia langsung pergi dan mengacuhkan ku begitu saja.Dengan secepat mungkin aku langsung kekamar Yifan memastikan apa dia minum vitamin yang aku beri tadi.

Ternyata dia ga minum sama sekali.Dengan cepat aku langsung menyusul Yifan yang sepertinya sudah keluar dari rumah.

"Yifan kamu lupa minum vitamin"

Teriakku ke Yifan yang sudah menjauh dari rumah.Terpaksa juga aku berteriak kalau Yifan nya ga dengar sama sekali.Walaupun dia juga dengar dia ga akan minum jadi sama aja.Dia semakin menjauh dari rumah dengan mobilnya.Aku bahkan ga penasaran sedikitpun dia kemana.Terserah dia mau kemana itu juga bukan urusanku tapi dia masih sakit dan emosinya Yifan kayaknya belum stabil.

Semoga dia baik-baik aja.Sepertinya honeymoon kami ditunda.Aku begitu lega.

hari ini aku ga pergi ke panti dulu aku pulang kerumah.walaupun sering bertengkar aku kangen banget sama keluargaku.