Aku benar-benar terkejut Tao sudah menunggu ku depan pintu dengan tatapan tajam.
"Kamu belum pulang"
"Kak please suaranya jangan terlalu berisik"
Balas Tao dan menutup mulutku supaya ga bicara lagi.
"Kakak Tau seberapa malunya aku hari ini"
"Malu kenapa"
Balasku sambil berjalan menuju dapur mengambil air putih untuk diminum dan tentu saja Tao mengikuti ku dengan gerakan was-was.
"Kamu ini kenapa"
Dengan cepat Tao langsung menutup mulutku mengisyaratkan untuk diam.
"Kak ini pertama kalinya aku merasa bersalah sama seseorang"
Aku hanya mengangguk mendengar ocehan panda kesayanganku.
"Kakak tau dari tadi kak Yifan nungguin kakak pulang"
"Ga biasanya dia begitu"
"Yang malu itu aku kak dan jadi ga enak sama kak Yifan apalagi dia adalah panutanku selama ini"
Aku langsung tersedak saat minum air karna tiba-tiba mendengar kata panutan.
"Panutan..si..siapa..yifan maksud kamu...sejak kapan?"
Tanya ku ga percaya sama sekali.
"Bahkan teman-temanku disekolah panutan mereka kak Yifan"
"Sejak kapan orang kayak dia jadi panutan kamu"
Balasku dan ga bisa nahan ketawaku.
"Udah lama kak yifan jadi panutanku sebelum kakak nikah sama kak Yifan,bahkan aku mau banggain keteman aku kalau kak Yifan sudah jadi kakak iparku"
"Kalau sampai kamu bilang kakak akan masukin kamu kekandang panda"
Balasku sambil mencubit perutnya.Tao meringis kesakitan dan memegang perutnya.
"Kak aku sangat menghormati kak Yifan jadii..."
"Orang kayak gitu kamu hormati"
Balasku memotong pembicaraan Yifan.
"Kakak belum tau aja semua laki-laki disekolahku cita-cita nya ingin seperti kak yifan baik rendah hati dan sudah jadi pengusaha sukses diusia muda dan mendapat banyak penghargaan"
Aku hanya mendengar penjelasan dari Tao dengan muka manyun.Dia benar-benar semangat ngejalasin itu semua.
Sebelum dia ceritain yang lebih banyak aku langsung pergi.
"Kak minta maaf sama kak Yifan sekarang"
Mendengar ucapan dari Tao buatku langsung berhenti dan tertawa.
"Kamu mau kakak minta maaf salah kakak dimana"
"Udahlah kak aku mohon dari tadi kak Yifan benar-benar khawatir"
"Ga mungkin dia kayak gitu.Sekarang kamu pulang besok sekolah"
"Kakak nyuruh aku pulang sendiri jam segini?"
"Ya udah kamu tidur sama Yifan dikamar atas"
"Kenapa?"
"Kalian berdua kan laki-laki"
"Kakak kan istrinya"
"Dasar anak jaman sekarang"
Aku langsung menggelengkan kepala dan pergi kekamar.Tentu saja Tao mengikuti ku.
"Kakak tidur pisah"
"Iya"
"Kenapa?"
"Kamu pikir kakak menikah karna mau kakak?"
"Tapikan kak...."
"Yifan dimana?"
Aku langsung memotong pembicaraan Tao supaya ga terbelit-belit.
"Lagi mandi"
"Kalian udah makan"
"Iya tadi kami makan diluar"
"Baguslah"
"Kak?"
"Hemmm"
"Tadi kak Yifan nanya sesuatu"
"Dia nanya apa lagi"
"Dia nanya kak Dion"
Untuk sejenak kami langsung terdiam.Aku yang dari tadi mondar-mandir langsung duduk ditempat tidur menghampiri Tao.
"Terus kamu jawab apa"
"Aku hanya bilang ga tau setelah itu kak Yifan ga nanya lagi"
Aku hanya mengangguk mendengar penjelasan Tao.
"Sekarang kamu tidur di kamar Yifan, besok pagi-pagi aku antar kamu kerumah"
Tao mengangguk dan langsung berdiri dan keluar dari kamarku.
Kenapa Yifan masih ingat nama Dion dan kenapa juga dia ingin tau?
Apa Yifan mulai menyukai aku?
Aku langsung menggelengkan kepala ku seketika saat aku ingat
Bagaimana sifat menyebalkan yang dimiliki Yifan padaku.
Aku juga jadi penasaran apa Yifan pernah mencintai seseorang?siapa dia? Aku yakin perempuan itu pasti sangat baik dan sabar karna menyukai orang seperti Yifan.
Aku benar-benar ngantuk sekarang dan ga bisa berhenti menguap.
"Yifan...."
Aku langsung terkejut saat yifan tiba-tiba datang membuka pintu dan masuk kekamarku.
Aku benar-benar bodoh karna lupa mengunci pintu kamar dan yang bisa kulakukan sekarang jangan panik dan tetap santai.
"Ada perlu apa kesini?"
Tanya ku ogah-ogahan ke Yifan.
"Aku ingin tidur"
Aku hanya bisa diam saat yifan tiba-tiba saja langsung mengambil posisi untuk tidur.Dia benar-benar hebat.Aku ga tau harus ngomong apa lagi aku benar-benar sudah kehilangan kata-kata.
"Apa kamu bertengkar dengan Tao?"
tanyaku dengan penuh curiga tapi itu ga mungkin apalagi Tao benar-benar menyukai yifan.
"Kamu ga tidur?"
"Belum ngantuk"
Padahal aku benar-benar ngantuk sekarang.
"matiin lampunya"
Dengan sangat mudahnya Yifan menyuruhku.Dan aku tarik kembali kata-kataku kalau Yifan menyukai aku.
Dengan sangat bodohnya juga aku nurut yang yifan suruh.Aku juga ga ingin debat dengan Yifan malam ini.Aku juga harus mengalah dan tidur disofa yang ada dikamarku karna aku ga mau hal yang ga diinginkan bisa terjadi.Membayangkan nya saja sudah membuatku merinding.
"Selamat tidur"
Ucapku ke yifan yang pasti dia ga akan membalasnya.
Aku juga ingin cepat tidur mungkin banyak kejutan yang akan terjadi besok.Aku benar-benar menyedihkan atau Yifan yang ga punya hati sedikitpun.Dia benar-benar ga kasian liat aku tidur di sofa hanya menggunakan kain tipis begini.Aku harap malam ini aku bisa tidur lelap dan bangun besok pagi.
Aku ga tau apa yang aku lakuin besok aku masih cuti dan tentu saja mama ga ngijinin aku ke Rumah sakit.
Aku hampir lupa sesuatu.
Dengan cepat aku bangun dan menyalakan kembali lampu dikamar.
"Yifan ada yang mau aku omongin kekamu"
aku bisa melihat Yifan bangun dengan kesal.
"Ada apa?"
Tanya Yifan dingin.Dan aku sudah terbiasa dengan sikap Yifan kayak gini bahkan aku hampir overdosis sama kelakuannya.
"Mama ada ngomongin honeymoon kita ga?
"Iya"
"Kenapa aku ga tau"
"Bisa matiin lampunya lagi aku mau tidur"
Ucap yifan ga peduli sedikitpun.
"Yifan kenapa kamu ga nolak aja,kalau kmu yang nolak pasti mama ngerti.Aku tau kamu pasti ga mau pergi sama aku jadi kamu nolak aja ke mama"
Balasku dengan tergesa-gesa dan mengguncang badan Yifan supaya dia dengarin aku ngomong.
Tanpa aku sadar Yifan dengan cepat menarikku dan menahanku supaya ga bergerak.Aku mencoba untuk bergerak tapi itu ga akan mudah.Bayangkan aku ditindih oleh badan Yifan yang ga sebanding dengan badanku yang kecil bahkan tanganku ditahan oleh Yifan supaya ga bisa bergerak.
Dengan cepat aku memiringkan kepalaku kesamping,menutup mataku dan tentu saja aku mengatup bibirku supaya Yifan ga ngelakuin hal sama.
Aku bisa merasakan hembusan nafas hangat Yifan dileherku.Aku benar-benar ga kuat,aku ga tau dosa apa yang sudah aku lakuin dikehidupan aku sebelumnya sampai aku ngalamin hal kayak gini.
"Aku sudah bilang kalau kamu banyak bicara aku akan me....."
"Iya...iya...aku minta maaf..jadi tolong lepasin aku"
Ucapku dengan cepat ke Yifan.
Dia hanya tertawa kecil mendengarku mohon dan minta maaf.
"Aku berdebar"
Ucap yifan dan langsung melepaskan aku.Yifan barusan berdebar?yang benar saja?orang seperti dia juga bisa berdebar.
Aku hanya tertawa didalam hati.
"Kamu kemana?
tanya ku ke Yifan yang beranjak pergi dari tempat tidur.
"Kamu mau ikut aku tidur disofa"
"Ga...ga..mungkin"
Yifan hanya mengangguk dan mematikan lampu.
Aku juga sekarang ga berani debat soal honeymoon.Lebih baik aku tidur sekarang untuk nyiapin mental besok mungkin ada kejutan ga terduga.
Aku lihat Yifan juga sudah tidur sekarang.
Aku benar-benar ga nyaman ngeliat dia tidur bungkuk seperti itu karna dia lebih panjang dari sofa.
Aku mau ajak dia tidur disini itu lebih ga nyaman.
Sudahlah dia juga perlu tau kalau tidur disofa seperti itu ga nyaman sama sekali.
*********
Aku benar-benar kesal kenapa harus ada orang pagi-pagi kerumah.Bel rumah benar-benar buat telingaku terganggu padahal aku masih ingin tidur.Aku mencoba bangun dan melihat apa Yifan sudah bangun dan ternyata dia sudah bangun dan kenapa juga dia ga bukain pintu.
Dengan sangat malas aku membuka handphoneku untuk melihat jam.
"What..!!10:23"
Aku langsung terkejut dan dengan cepat aku bangun dan langsung membasuh mukaku dengan air supaya keliatan lebih fresh.
Astaga aku bangun kesiangan.
Memang kalau kebiasaan itu susah diubah.
Bel rumah kembali bunyi.
Aku lihat rumah sepi banget ga ada tanda dua makhluk menyebalkan disini.
Aku dengan cepat melihat siapa tamu yang datang.
Aku langsung tertegun saat seorang perempuan yang ga sama sekali ku kenal tersenyum padaku.
Tentu saja aku membalas senyumannya.
"Yifan ada?"
Tanya perempuan itu tiba-tiba.
"Yifan ga ada dirumah.Mungkin bentar lagi dia pulang masuk aja dulu"
Aku langsung mempersilahkan dia masuk.
Aku masih ga percaya kalau perempuan ini punya hubungan spesial dengan Yifan kalau memang iya berarti dia hebat banget bisa nerima sikap menyebalkan manusia patung.
"Mau minum apa"
"Ga usah",
Balasnya dan tersenyum begitu ramah.Dia benar-benar cantik.
Untuk sejenak aku bisa merasakan kecanggungan antara kami.
"Kamu ga mau nanya aku siapa?
"Kenapa?"
"Aku pernah menjalin hubungan dengan Yifan sebelum kalian menikah"
"Ohhh...iya.."
Balasku dengan canggung.
Kenapa dia langsung bicara begitu keaku apalagi dia sekarang tau aku istrinya Yifan.
Untung aja aku ga punya perasaan apa-apa ke Yifan kalau sampai ada pasti aku sudah dari tadi bertengkar dengan perempuan ini.Tapi dari yang kulihat sepertinya dia baik jadi ga ada salahnya aku benci dia.
Aku jadi penasaran kenapa mereka berpisah.
"Boleh aku tanya sesuatu"
Apa aku harus tanya dia sekarang kalau aku ga nanya bisa-bisa aku ga akan tidur malam ini karna penasaran.
Untung saja dia mengangguk diikuti senyumannya.Apa dia lagi pamer senyuman ke aku?aku juga ga mau kalah aku langsung memamerkan senyumanku dengan semanis mungkin.
"Tentu saja boleh,mau nanya apa?"
"Hubungan seperti apa yang terjadi antara kalian?"
"Apa aku boleh memberitau ini?"
"Iyalah tentu saja boleh emang siapa yang larang?"
Balasku dengan cepat karna aku semakin penasaran hubungan seperti apa antara yifan dan perempuan ini,kenapa mereka berpisah.
"Kita terlalu serius dari tadi sampai belum berkenalan,aku Lista"
Ucapku dan mengulurkan tangan supaya bisa berkenalan karna aku ingin tau siapa dia?
Belum sempat dia memberitau namanya Yifan sudah masuk rumah dengan ekspresi marah seperti yang kulihat.Aku hanya menatap Yifan bingung.
Dia langsung menarik tangan perempuan itu.
"Apa kamu bodoh?"
Ucap Yifan tiba-tiba padaku dengan tatapan tajam.Aku juga ga terlalu terkejut tatapan Yifan karna aku sudah terbiasa melihatnya.
Aku juga hanya menatap dia bingung karna tiba-tiba memanggilku bodoh.
Dengan cepat dia menarik perempuan itu keluar.
Aku jadi semakin penasaran dan mengintip mereka sedikit.Ini benar-benar masalah besar kulihat mereka seperi bicara sesuatu yang serius dan kulihat perempuan itu menangis.
Dasar Yifan apa hobinya suka menyakiti perempuan.
Pemandangan yang sangat luar biasa dengan sabar nya perempuan itu memeluk Yifan yang tentu saja Yifan ga membalas sedikitpun.
Aku jadi semakin penasaran apa hubungan Yifan dengan perempuan ini.
Dia siapa?......