Bel tanda kepulangan sekolah sudah berbunyi. Jasmina kontan pamit kepada keempat sahabatnya dan berlari keluar. Tujuannya, kelas kak Tyas. Sukurlah kelas kak Tyas ternyata butuh waktu lebih lama untuk keluar. Sepertinya sang guru masih memberi instruksi atau PR kepada murid-muridnya. Begitu kelas bubar, Jasmina mencari sosok kak Tyas diantara para siswa yang keluar kelas. Sesekali Jasmina tersenyum kepada beberapa kakak kelas yang ia kenal.
"Kak Tyasss!!", Jasmina kontan memanggil kak Tyas ketika sosok itu keluar dari kelas. "Eh Jasmina! Tumben banget kamu nyariin aku. Ada apa?", tanya kak Tyas.
"Kakak ada ngajar les gak hari ini?", tanya Jasmina. Kak Tyas menggeleng sambil tersenyum. "Kak, ajarin aku bikin 1 proposal donkkkk. Ini ada ribet banget deh proposalnya", kata Jasmina berbohong. Kak Tyas bingung. Perasaan semua file-file proposal lama sudah ia kirim via email kepada Jasmina. Jasmina dengan mudahnya dapat mempelajari atau bahkan tinggal copy paste. Apa susahnya?
"Ok, baiklah. Dimana kita duduk nih?", kaka Tyas menyanggupi Jasmina. Gadis itu langsung sumringah melompat-lompat. Segitu senengnya kah?
"Ok kak, tapi boleh gak kak kita makan bentar. Aku superrr duper laper", kata Jasmina. Kak Tyas sebentar ragu. Uangnya tidak cukup untuk jajan aneh-aneh minggu ini. Dia harus berhemat. Ia harus ke Bandung akhir bulan untuk bertemu pihak UNPAD. "Kak, aku traktir loh. Kan aku yang minta tolong nih, kata Jasmina lembut. Kak Tyas akhirnya mengiyakan. Mereka berjalan pelan menuju tempat makan...
"... Makan bakso? Yang bener aja Jasmina. Kamu mau makan bakso?", tanya kak Tyas keheranan. Jasmina tersenyum sumringah. Mereka berdua sedang berdiri mematung sambil membaca plang nama tempat makan itu. Warung bakso yang menjadi langganan para siswa-siswi di sekolah Jasmina. Ketika kak Tyas membayangkan tempat makan yang akan dijadikan tempat diskusi, jauh sekali rasanya dari warung bakso yang berisik ini. Tapi ya sudah. Namanya juga gratisan. "Yuk kakk!", ajak Jasmina sambil menyeret kak Tyas masuk ke dalam.
Benar saja, seluruh meja telah terisi. Hampir seluruh meja diisi oleh murid dari sekolah Jasmina. Ini adalah waktu tersibuk untuk si warung bakso karena sekolah mereka baru saja usai. "Kayaknya kita ga dapet meja nih Jas, kewarung padang aja yuk!", ajak kak Tyas. Jasmina tidak bergeming, ia masih mencari-cari meja sambil menyeret kak Tyas kesana kemari.
"Woiii Jasmina! Kak Tyas! Mau makan bakso juga?", dari sudut warung bakso Bagas memanggil. Di hadapannya telah duduk kak Naga Bonar. Yes! Ini dia momennya. Jasmina balik melambai Bagas, sedangkan kak Tyas mematung tak percaya. Kok? Kebetulan banget? Tampang yang lebih kaget adalah kak Naga Bonar. Ia sepertinya hampir tersedak oleh es teh manis yang sedang diminumnya.
"Numpang ya Gas, numpang ya kak Naga Bonar. Aku yang traktir dehhh", seru Jasmina sambil mengambil posisi duduk disamping Bagas. Yang artinya? Mau tidak mau kak Tyas harus duduk disamping kak Naga Bonar. Kak Naga menatap kak Tyas yang masih berdiri dengan pandangan "It's not me! Aku ga tau apa-apa". Ia menyingkirkan ranselnya dan mempersilahkan kak Tyas duduk. Kak Tyas duduk dengan enggan seakan kursi itu penuh duri derita.
"Ok, baiklah aku mau pesen bakso tanpa mi. Kak Tyas mau apa?", tanya Jasmina. Kak Tyas sepertinya belum sembuh benar dari rasa kaget, "apa aja Jas", katanya. Jasmina memanggil pelayan dan memesan makanan dan minuman untuk kak Tyas dan dirinya. Kemudian dia melipat tangannya, menatap Bagas, dan Bagas juga menatap dirinya. Mereka saling tersenyum merekah. Siapa saja pasti akan mengartikan senyum itu sebagai "Hey, I love you". Tapi tidak bagi Bagas dan Jasmina. Seakan-akan mereka ingin berkata, "Heyyy, It's show time". Hahahahaha
Dengan cepat, makanan dan minuman Jasmina dan kak Tyas sudah tersaji.
"Duh, mesra amat sih pasangan baru kita ini. Ya gak Tyas?", ejek kak Naga sambil berusaha untuk mencairkan suasana. Bagas dan Jasmina pura-pura malu dan sumringah. "Ahhh kaka bisa aja dehhhh", jawab Jasmina sok manja.
"Iya loh. Padahal kakak tuh ga pernah denger kalian deket, kok tiba-tiba baru aja dilantik, eehhh udah pacaran!", kak Naga mulai menyelidik. Jasmina tertawa kecil. "Kak, aku ama Bagas itu tetangga sejak bayi kali. Kita satu TK, trus satu SD. Ya aku uda kenal dia lama banget. Wajar donk kalo cuma butuh waktu sebentar untuk kami pe de ka te", jelas Jasmina sambil senyum menatap Bagas. Bagas mengangguk-angguk pelan sambil senyum ke arah Jasmina. Ia mengisyaratkan Jasmina,"Bentar lagi aku akan drop bomb-nya".
"Ya baguslah, aku juga tau kalian bakal jadi pasangan yang serasi. Awalnya sempet ragu waktu mindahin kamu dari bidang kesenian untuk jadi sekretaris. Kakak pikir kamu ga akan bisa survive sama si iblis ini", jelas kak Naga sambil melemparkan gumpalan tisu ke arah Bagas. Bagas dan Jasmina kontan tertawa. "Ternyata butuh waktu sebentar aja untuk adaptasi. Eh malah saling suka", kata kak Naga lagi.
Bagas menarik nafas dan memasang tampang super cook, "Setidaknya kami gak saling membohongi diri sendiri. Setidaknya kami tidak butuh pendekatan setahun untuk tau kalo kami saling menyukai. Bukannya kalian agak terlambat?", tutur Bagas sambil memandang tajam kak Naga dan kak Tyas dan menunjuk keduanya bolak balik.
Pernyataan Bagas sepertinya benar-benar mengejutkan, sehingga secara tidak sengaja kak Bagas menjatuhkan sendoknya ke lantai, sedangkan kak Tyas dengan malangnya tersedak kuah bakso. "Uhukkk uhukkk uhukkk", kak Tyas terbatuk yang membuat kak Naga dengan refleks menepuk-nepuk pelan punggung kak Tyas. Aaahhh so sweet! Bagas dan Jasmina sikut-sikutan.
"Ihh kalian apaan sih? Aku ama Naga tu tenaga kerja profesional. Dia bos aku sekretaris, dan kami berhasil melalui masa kerja kami dengan gemilang. Ya kan Naga?", kak Tyas berusaha untuk mengubah topik pembicaraan.
"Aku gak pernah bilang kinerja kak Naga dan kak Tyas jelek. Malah bagus banget. Kinerja yang bagus itu hanya terjadi bila kita memiliki Chemistry yang bagus dengan pasangan kita...Eh maksudnya rekan kerja kita", tutur Jasmina nakal sambil menatap Kak Naga. Kak Naga belum bisa memberikan komentar.
"Kalo memang ada rasa yang tumbuh dari proses dan perjalanan waktu itu kak, jangan disangkal. Disambut aja. Konon ada pepatah dari Lao Tzu. Being deeply loved by someone gives you strength while loving someone deeply gives you courage. Dicintai sangat dalam oleh seseorang akan memberikan dirimu kekuatan. Sedangkan mencintai seseorang dengan dalam akan memberikan dirimu keberanian. Apakah kakak tidak mau memiliki kekuatan dan keberanian?", tanya Bagas dengan puitis.
"Ya ampunnn apa sih? Kita ini masih pelajar, ngomongin cinta-cintaan. Mending belajar bener. Lulus dengan hasil yang bagus, trus Kuliah yang beres, kerja deh. Ya kan Naga?", tanya kak Tyas berusaha untuk meminta dukungan. Tapi kak Naga hanya terdiam menatap wajah kak Tyas. Sepertinya saat ini kak Naga butuh kekuatan dan keberanian. Kak Tyas ngeri. Seakan-akan Naga akan memproklamirkan sesuatu dengan tatapannya. Kacau nih. Dia harus cepat-cepat mencari topik pembicaraan yang baru nih.
"Lebih baik terlambat dari pada enggak sama sekali kan Gas?", tanya kak Naga sambil menatap kak Tyas penuh arti. Ooo... kak Tyas grogi. Ia seperti sedang dihakimi oleh 3 orang. Ini bukan saat yang tepat untuk membalas cinta Naga. Tidak di depan adik kelasnya ini. Tidak di warung bakso ini. Bisa gak sih di tempat yang lebih romantis?
Tiba-tiba hati kak Tyas dipenuhi oleh harapan dan keinginan-keinginan semu. Kedua adik kelasnya itu menatapkanya dengan penuh harap. Ada segumpalan mi yang sedang memenuhi mulutnya dan sekarang sepertinya tidak bisa ia kunyah. Suasana sepi, mereka menunggu jawaban. Tapi mi ini harus dikunyah dulu woy!!!!
Beberapa detik ketika akhirnya kak Tyas akan mengucapkan sesuatu...
"Wah waaahhh liat nih kak Miko. Ada 2 power couples lagi makan bakso juga. Yippiii! Eh boleh ikut gabung gak?
Jasmina, Bagas, kak Tyas dan kak Naga Bonar tercengang. Miko dan Gianni. Kenapa semua berkumpul disini?
Gianni langsung mengambil posisi di samping Jasmina, sedangkan Kak Miko masih terpaku menatap teman-temannya. Suasana yang canggung banget. Jasmina menyikut Bagas. Cowok itu langsung menggenggam tangan Jasmina, seakan ingin berkata, "Aku ada disini Jez, I got your back, don't worry". Jasmina yang tadinya sempat tegang dan grogi, langsung menghangat. Ia dan Bagas tersenyum tulus ke arah kak Miko.
Kak Miko langsung mengambil posisi di sebelah kak Tyas. Kali ini kak Tyas yang grogi. Ia duduk di tengah-tengah. Sebelah kanannya adalah cinta pertamanya yang bertepuk sebelah tangan, sedangkan sebelah kirinya adalah pangeran yang tidak bisa ia gapai. Tapi ia akui, saat ini ia menyukai sang pangeran ini. Walaupun itu terasa seperti sebuah tindakan kriminal.
Jasmina mencoba tersenyum manis ke arah Gianni. Gila aja ya. Ia satu-satunya kelas 10 diantara mereka, dan badannya paling imut. Tapi saat ini sepertinya ia bisa membolak-balikkan situati di meja itu.
Gianni berpura-pura naif. Ia ingin sekali mengingatkan kak Miko bahwa Jasmina dan Bagas tak terpisahkan. Jangan pernah berharap untuk kembali menyukai si (mantan) gembrot itu. Kak Miko menatap genggaman tangan Bagas dan Jasmina di bawah meja.
"Ok, aku pesen jus jeruk aja, kan kak Miko yang katanya mau makan bakso ya. Massss sini mas. Mau pesen!", teriak Gianni memanggil pelayan. Beberapa menit kemudian makanan terhidang. Dalam beberapa menit itu juga, belum ada yang berani menggulirkan topik baru. Kak Tyas dan kak Naga berpura-pura sibuk mengunyah bakso dan mi mereka sambil sesekali minum es teh manis.
"Sooo, ada berita baru apa nih?" kak Miko berusaha untuk mencairkan suasana.
Jasmina melepaskan tangan Bagas dan menarik napas. Ia mengatupkan kedua tangannya dan menatap kak Tyas dan Kak Naga Bonar. "Kak Naga Bonar dan kak Tyas barruuuuuu aja memproklamirkan kalau mereka akhirnya Paaa caaaa rannnn!", seru Jasmina sambil merentangkan tangannya ke depan menunjuk kak Tyas dan kak Naga Bonar.
"Auuhukk uuhuuukk uhuuukkk", kak Tyas dan kak Naga Bonar kaget dengan pernyataan Jasmina sampai mereka tersedak dan mulai batuk. Kak Miko yang tadinya refleks sudah bersiap-siap ingin menepuk-nepuk punggung kak Tyas, ragu. Apalagi ketika kak Naga Bonar menatap tajam dirinya sambil masih terbatuk. "Bisa bonyok deh muka gue ama si Bonar", gumam kak Miko dalam hati.
Jasmina dan Bagas tidak tahan untuk tidak tertawa. Saat ini hati dan pikiran Jasmina sedang kalut ketika melihat kak Miko dan Gianni sedang berkencan di warung bakso itu. Hatinya sedih dan merasa di khianati. Tempat ini juga pernah menjadi tempat kencan mereka berdua. Sepertinya tidak ada lagi rasa tersisa dan harapan untuk mereka berdua. Jasmina menatap Bagas sambil masih pura-pura tertawa happy. Bagas menatapnya balik, seakan berkata "Relax, don't worry".
Well setidaknya misi hari ini untuk menyatukan kak Naga dan kak Tyas berhasil. Jasmina secara diam-diam mengambil foto candid kak Naga dan kak Tyas ketika mereka secara tidak sengaja saling memandang. Ia memajangnya di media sosial dan membuat judul "Satu-satunya pemandangan romantis di warung bakso ini". Hahaha. Pembalasan! Tinggal menyingkirkan Sharon dari kak Naga dan membuatnya berpaling lagi ke Bagas.