Chereads / Pacaran Paksa (Dengan Ketua OSIS) / Chapter 39 - BAB 38: Setelah Misi Usai

Chapter 39 - BAB 38: Setelah Misi Usai

Jasmina masih memandangi oleh-oleh dari kencan pertanyanya hari ini: sebuket bunga dan paperbag berisi beberapa dark chocolate untuk Jasmina, dan beberapa milk chocolate imut-imut untuk teman-temannya.

Ia mengambil HP dan melihat-lihat foto yang sudah terpajang di media sosialnya dan media sosial Bagas. Foto-foto estetik dengan judul-judul yang tidak terlalu panjang, tapi bikin penasaran kan? Buktinya, sudah banyak komentar-komentar jahil dari teman-temannya di masing-masing foto. Ada yang berusaha menebak-nebak, ada yang bertanya mereka sedang ada dimana, atau sekedar meledek kemesraan mereka. Kemesraan pura-pura. Jasmine dan Bagas sedang berpura-pura bahagia. Apakah ia bahagia?

Jasmina merasa sangat bahagia, walau rasanya amat semu. Akting doang kan? Setelah difikir-fikir, Jasmina merasa melihat Bagas yang sama sekali berbeda hari ini. Dan entah kenapa, ada perasaan aneh yang tumbuh di hatinya. Kagum kah? Heran kah? Suka kah? "Ya ampunnn ga mungkinlah, masak suka sama es kepal milo? Walaupun hari ini ia tidak menjadi ice prince seperti biasanya.

Jasmina mengevaluasi kembali perjanjiannya dengan Bagas. Pacaran sampai prom night. Ada alasan khusus kah? Kalau ternyata Jasmina entah kenapa (tapi amit-amit sih), bisa beneran suka sama Bagas, dan berharap hubungan ini bisa melewati malam prom night, gak masalah kan?

Karena pada akhirnya, tujuan Jasmina bukan untuk menjadi pacar kak Miko. Jasmina Cuma ingin BAHAGIA.

"TOK TOK TOK", tiba-tiba pintu kamar Jasmina diketuk. Ternyata sang papa, ia membuka pintu dengan pelan. "Jasmina, besok mungkin ada yang mau ambil kunci rumah sebelah. Nanti kamu kasih mreka ya."

"Hah kenapa emangnya pa? Rumah sebelah itu kan uda lama kosong. Emang mau diapain sama yang punya", tanya Jasmin.

"Ya justru itu, ternyata rumahnya uda dijual. Dan kayaknya besok mau ada tukang bersih-bersih, karena mulai bulan depan akan mulai ditempati. Bule loh katanya", jelas papa. "Jadi besok kalo kamu ga kemana-mana, standby buat ngasih kunci ini ya", jelas papa sambil memamerkan 1 set kunci yang bersinar-sinar.

Jasmina memasang senyum segaris yang malas. Papa kontan paham sama tabiat dengan putri bungsunya ini. Mau sehebat apapun ia di sekolah dan bisa diandalkan, dirumah ini ia tetap anak bayi yang harus selalu di manja. Bila papa menitipkan hal seperti ini, bisa-bisa kunci hilang.

"Baiklaahhh, papa titip ama kak Gading aja deh", papa memasukkan kembali kunci ke kantung celana panjangnya. "Eh by the way ini kata kak Gading buat kamu sayang. Diminum sampai habis yah…", kata papa sambil menyodorkan sebuah gelas bening berisi cairan berwarna hijau tua.

"Apaan tuh pa?", jawab Jasmina dengan muka kengerian. Padahal ia sudah dapat membayangkan rasanya. Selama 3 minggu terakhir, kak Gading setidaknya membuat 2 gelas cairan aneh berisi aneka sayur dan buah untuk menggantikan snack sore dan makan malamnya.

"Hemmm jus Sawi dan buah nagaaaaa", seru papa sambil tertawa puas.

Sementara di kamar Bagas…

Bagas membaca pelan-pelan komentar-komentar temannya di media sosialnya. Ia cukup puas dengan foto-foto yang ia pajang di media sosialnya. Selama ini memang Bagas hanya memasang foto-foto keluarga, koleksi action figures-nya, momen jalan-jalan bersama mama papanya, atau foto-foto tim ketika ia akan bertanding di sekolah lain atau ketika mereka memenangkan sebuah kejuaraan. Sebelum hari ini, Bagas memajang foto perayaan bersama anak-anak yatim pada saat orientasi OSIS.

Dan hari ini, ia memajang lebih dari 10 foto yang diambil secara "niat". Fotonya proporsional, diatur agar simentris lah, dengan latar belakang yang indah, estetik, dan memakai filter-filter yang membuat foto jadi lebih berseni. Yang paling menggembarkan adalah adanya foto seorang gadis, walau wajahnya tertutup dengan sebuket bunga indah. Yaaaa, ini pertama kalinya Bagas seperti ini. Dan ini membuat NETIZEN menggila! Jangan tanya ada berapa komentar nyinyir yang iri dengan foto itu. Ia langsung membayangkan muka Sharon Miles hihihi

Ia menatap foto-foto Jasmina yang tidak ia upload di media sosial. ia mengambilnya secara candid, dimana beberapa foto Jasmina tidak sadar sedang di potret. Jasmine mengantri di toko coklat, ia termenung di sepeda angsa, sedang menandang bola, sampai sedang serius menghirup wangi pizza yang baru di hidangkan.

"hemm… kalau diliat begini, dia lumayan cantik juga kok. Apalagi dia sudah mulai kurusan dan mulai nyaman dengan penampilannya", gumam Bagas hati-hati. Padahal gak ada juga yang akan dengar omongannya, kenapa Bagas harus kuatir? Ya, iya kuatir bila akhirnya ia menyukai gadis itu. Kan tujuan utamanya hanya 1, untuk mendapatkan kembali Sharon, atau setidaknya membuat gadis itu marah luar biasa.

Dan siapa yang nantinya akan jadi pacar benerannya? Tentu saja, seorang cewek sempurna dimatanya. Padahal selain Sharon, Bagas belum pernah mempertimbangkan cewek lain, apalagi Jasmina.

Apakah ia perlu mempertimbangkannya? Toh saat ini mereka juga sudah pacaran. Kalau memang ada perasaan "aneh" yang akan tumbuh sebelum prom night, mungkinkan mereka menjaga agar hubungan ini bisa jadi beneran?

Sementara di rumah kak Miko…

Miko menggeser-geser telunjuknya di HP secara bolak-balik dengan gelisah. Ia mneneliti satu persatu foto-foto yang Jasmina pajang di media sosialnya dan membandingkannya dengan foto-foto media sosial Bagas. "Kenapa mereka harus pergi ke tempat yang sama?", gumamnya. Kak Miko sakit hati. Ada aura mendidih di dadanya, dan ia bisa merasakan pipinya memanas. Ia hampir melemparkan HP ke lantai.

Kenapa? Kenapa Jasmina kelihatan lebih bahagia di foto-foto itu? Ia keliahatan lebih cantik ketika duduk di bean bag toko buku. Ia tersenyum lebih indah ketika mereka akan makan pizza, atau ketika mereka semangkok berdua ketika makan es krim. "Kenapa juga aku ga ngajak dia naik sepeda angsa ya?", Miko termenung dalam hati, padahal ketika itu ia kuatir Jasmina akan mengira itu terlalu kekanak-kanakan.

Iya benar. Selama ini Miko selalu takut. Takut Jasmina tidak mengaguminya lagi bila ia melakukan hal-hal konyol atau kekanan-kanakan. Takut bila ia terlalu dekat dengan Jasmina, takut bila ia akan menyukai Gadis itu, karena mereka sudah seperti adik kakak. Bila mereka pacaran dan Jasmina tau betapa brengseknya dia sebagai seorang pacar, mereka pasti tidak akan berteman lagi. tapi sekarang ia lebih takut. Dari segala ketakutan Miko selama ini, ternyata ia harusnya lebih takut bila Jasmina menjadi orang lain dan akan berada lebih jauh darinya.

Apa sudah terlambat sekarang? Miko menyisir rambutnya berulang kali dengan jari-jari tangannya sambil memejamkan matanya. "What should I do?"

Sementara di rumah Sharon Miles…

Sharon melemparkan HP ke tempat tidurnya. Ia kesal, tapi masih sempat memastikan iphone keluaran terbaru itu tidak hancur berantakan bila ia lempar ke sembarang tempat. "Sialan Jasmina! Bisa-bisanya tuh gembrot cari sensasi!"

Sharon marah, walau ia juga bingung kenapa. Dari awal kan dia sendiri yang memutuskan Bagas. Rasa kagum dan suka terhadap Bagas yang ia punya sejak SD dan SMP, akhirnya bisa ia wujudkan ketika mereka SMA. Tapi begitupun Bagas enggan memproklamirkannya kepada dunia bila ia pacarnya.

Seorang Bagas, malu punya pacar seorang Sharon Miles? Uda gila kali ya! Sharon frustasi setahun harus berpura-pura tidak bahagia padahal ia telah memiliki Bagas. Akhirnya perasaan kagum dan suka itu pelan-pelan terkikis. Ia menyadari kalau Bagas hanya seorang nartistik yang super duper dingin. Cowok ambisius, politikus handal yang hanya ingin mencapai tujuannya. Ia tidak punya hati.

Tapi, hari ini, foto-foto itu…

Sharon tidak menyangka bila Bagas bisa berubah, hanya karena seorang Jasmina. Apa sih kelebihan Gadis itu?

"Awas aja Bagas dan Jasmina! Tunggu aja balas dendamku!"