Jasmina mengajak Bagas memasuki toko buku yang pernah ia kunjungi dengan kak Miko. "Bagas, disini banyak buku-buku unik dan romantis. Biasanya orang pacaran disini, ngambil salah satu buku yang mereka suka, mereka duduk di salah satu sofa untuk berdua itu, atau duduk di bean bag dan membaca saling memunggungi. Selanjutnya, sang cowok akan membelikan 1 buku yang disuai pacarnya. Paham kan?" perintah Jasmina kepada Bagas.
"Understood", jawab Bagas mantap sambil memberikan jempolnya. Ia kemudian menuntun Jasmina menyurusi rak-rak buku. Ia mengambil beberapa komik berbahasa Inggris, sedangkan Jasmina mencomot beberapa novel romantis. Mereka mulai mengambil posisi di 2 bean bag yang ada di pojokan. Kebetulan sekali pojokan ini memiliki spot foto yang sangat bagus.
Seperti rencana, mereka duduk saling memunggungi satu sama lain. Bagas dan Jasmina mencoba mencari posisi yang nyaman. Sekilas memori Jasmina kembali pada saat orientasi OSIS, ketika mereka harus saling memunggungi sambil menjepit 2 buah balon. Harus diakui, Jasmina dan Bagas memang tim yang kompak kan?
Mereka mulai saling membaca. Ketika ada hal-hal lucu di komik Bagas, ia akan menunjukkannya ke Jasmina dan mereka berdua akan tertawa. Begitu juga Jasmina, ketika ada kata-kata indah yang ia baca di novel romantis tersebut, ia akan menunjukkannya ke Bagas. Serta merta Bagas akan mengelus kepala Jasmina dengan lembut. Beberapa pasang mata melihat mereka dengan tatapan super duper iri.
Baik Jasmina maupun Bagas sebenarnya masih kikuk dan bingung, bagaimana mereka bisa larut dalam akting ini. Berakting susah, tapi mereka mengeluarkan pengetahuan dan usaha maksimal untuk mewujudkan hasil sempurna. Seakan-akan ada kamera yang merekam aksi mereka.
Entah karena mereka terlalu maksimal, setiap usaha mereka tidak hanya "terlihat" begitu natural, tapi menimbulkan getaran-getaran aneh. Entah itu ketika Bagas melihat Jasmina tertawa (by the way senyum dan tawa Jasmina sangat indah), atau ketika Bagas menyentuh ujung kepala Jasmina sambil memberikan tatapan hangat. Ya hangat, bukan cool misterius seperti biasanya.
Bagas berdiri, "Aku ambilin minuman bentar ya. Kayaknya dia jual teh organik gitu. Kamu mau kan?", tanya Bagas. Jasmina mengangguk. Ketika Bagas kembali dengan 2 gelas teh di tangannya, ia melihat sebuah pemandangan yang indah. Setelah ia meletakkan 2 cangkir minuman di sebelah Jasmina, Ia kontan mengambil HP dan mengabadikannya untuk media sosialnya.
Sebuah gambaran Jasmina yang sedang duduk di beanbag berwarna ungu muda dari samping, membaca novel sambil memainkan rambutnya. Wajahnya memancarkan senyum yang hangat walau hanya terlihat sebahagian. Dengan outfit dan interior toko buku, Jasmina terlihat seperti seorang selegram yang sedang bersantai dirumahnya dengan 2 cangkir teh. Bagas menuliskan judul: My date today.
Yang Bagas tidak tahu, Jasmina juga tadi telah mengabadikan sebuah foto. Gambaran Bagas yang sedang berdiri membaca menu minuman di depan konter. Ia terlihat indah dan kontras dengan interior toko buku itu. Bagas terlihat seperti model. Jasmina menggunakan filter sephia, sehingga foto itu terlihat indah. Ia menuliskan judul: No boring books today.
"Ada buku yang kamu pengen?" tanya Bagas. Jasmina langsung memberikan buku yang selama ini selalu di baca oleh kak Miko. Jasmina memastikan agar sang kasir atau siapapun yang ada di toko buku itu tidak melihat kalau ia yang mebeli buku itu. Ketika Bagas membayar, Jasmina pura-pura tidak kenal dan langsung keluar dan menunggu Bagas. Bagas heran, tapi enggan bertanya.
"Bagas, ada café yang cute banget disini, makan disana aja yuk", ajak Jasmina. Tapi Bagas menunjuk ke arah meja-meja piknik yang ada di depan toko buku. Sepertinya ia ingin mencoba makanan yang ada di foodcourt dan memakannya di meja piknik seperti ketika ia makan dengan kak Miko. "Nanti kita makan cemilan disini", pintanya. Bagas mengiyakan.
Mereka memasuki sebuah restoran pizza kecil yang benar-benar mengadaptasi sebuah restoran di Italy. Ketika memasuki restoran, wangi keju panggang bercampur dengan aneka rempah-rempah benar-benar membuat lapar. Tentu saja mereka menyediakan pasta, tapi sepertinya mereka akan makan pizza hari ini. Bagas tersenyum melihat Jasmina yang terlalu bersemangat. Ia mengitari isi restoran dengan antusias sambil ber-selfie ria.
Ketika seloyang pizza itu datang, keduanya langsung mengeluarkan HP dan mengabadikannya untuk media sosial. "Wooowww pizzanya wangi bangettt", seru Jasmina. Masing-masing memasang foto yang hampir mirip dengan judul berbeda.
Jasmina: Kalau saja media sosial bisa menggambarkan harum makanan. Yum!
Bagas: Eating for two, only.
Bila di mall Bagas akan makan dengan cool, santai dan lebih banyak diam, kali ini Bagas sama sekali berbeda. Ia makan dengan penuh semangat dan bolak-balik memuji makanan. Ia juga beberapa terlihat memotong pizza dan menaruhnya di piring Jasmina. Selama makan pun, Jasmina dan Bagas tidak henti-hentinya ngobrol tentang hal-hal seru. Jauh dari OSIS, jauh dari sekolah, jauh dari teman-teman. Hanya hal-hal lucu dan seru yang seharusnya selama ini mereka bagi. Waktu-waktu yang hilang akibat insiden celengan.
Mereka terlihat seperti pasangan termesra di restoran itu, atau mungkin di ruko itu. Sesekali Jasmina tertawa lepas dan menunjukkan kerling matanya yang indah. Hal itu membuat hati Bagas hangat. Beberapa kali Bagas mengambil tisu dan mengelap ujung bibir Jasmina. So sweet banget kan?
Sangkin sweet-nya, sang chef menghadiahkan mereka dengan semangkuk es krim vanilla. Hanya 1 mangkuk dengan 2 sendok kecil. Mereka langsung dengan sigap mengabadikan es krim itu dengan pose yang berbeda.
Jasmina: Foto selfie Jasmina dan Bagas dengan es krim di tengah-tengah mereka
Bagas: Foto kedua tangan mereka sedang rebutan mencungkil es krim dari mangkok.
Jasmina menuntun Bagas keluar dari Restoran dan membeli gembok berwarna ungu muda. Ia menuliskan nama Bagas dan Jasmina. Bagas bingung. Untuk apa membeli gembok? Jasmina kemudian menuntun Bagas ke lorong cinta, yang akhirnya membuat Bagas mengerti. Ia membelalakkan matanya dan refleks memutar tubuhnya 360 derajat. "WOWWWWW….Keren banget tembok ini! Hayu Jez, pasang gemboknya!".
Jasmina memasang gemboknya dengan hati-hati. Bagas langsung mengabadikan tangan Jasmina yang sedang memasang gembok. Terlihat jelas di foto itu tulisan nama Jasmina dan Bagas. Ketika selesai, Jasmina berfoto selfie dengan kunci gembok itu dengan latar belakang ratusan gembok di dinding. Mereka berdua memasang judul yang sama: Locked up. Pengen nulis with you, tapi takut terlalu lebay.
Jasmina menuntun Bagas ke danau. Bagas tercekat. "Wowwww, keren!" serunya takjub. Ia kembali lagi memutar tubuhnya 360 derajat. Ia seperti anak kecil yang memasuki toko mainan. Entah Bagas sedang berakting, atau ia sedang bosan menjadi cowok cool. Ia seperti, "meledak".
"Ok Bagas, biasanya orang pacaran disini akan duduk di bangku-bangku itu, baca buku, main gitar, atau sekedar duduk sebelahan dan mandangin danau. Nah, kita mau ngapain nih?", tanya Jasmina.
Bagas dengan mantap menunjuk sepeda angsa di pinggiran danau, "Naik itu!". Jasmina kontan tertawa. "Ok, tapi kalo jatuh kita ga bawa baju cadangan loh!", jawab Jasmina sambil masih ngikik. Bagas menunjuk ke arah lorong cinta, "tadi aku liat ada butik kecil gitu. Kayaknya ada jual kaos-kaos lucu juga kok. Tapiii aku akan usahain kita ga nyebur hari ini", jawab Bagas yang juga mengikik. Hemm… ga nyangka ya si gunung es ini ternyata mau nyoba kegiatan yang terlalu cheesy begini.
Mereka mulai mendayung sepeda angsa. Mas-mas itu bilang waktu mereka 30 menit. Tadinya, bila Jasmina harus menghabiskan 30 menit di tengah danau dengan gunung es, ia sungguh tidak rela. Tapi sekarang entah kenapa, Jasmina menantikannya. Menantikan kejutan apa yang akan di berikan aktor Bagas pada 30 menit ini. Apakah justru ia membutuhkan lebih dari 30 menit?
Dan benar saja, di luar dugaan, acara naik sepeda angsa ini penuh gelak tawa. Beberapa kali sepeda angsa itu bergoyang tanda akan karam, dan mereka akan berusaha untuk menyeimbangkannya sambil tertawa. Bagas dengan usil akan menebak-nebak apa yang sedang dibicarakan para pasangan yang berada di pinggiran danau. Tapi tentu saja, ia akan menebak dengan kocak dan menimbulkan canda tawa.
Jasmina takjub, ternyata Bagas bisa memulai lelucon bak artis stand up comedy. Bagas merasa, hasrat ngomong konyolnya yang selama ini ia pendam bisa meledak hari ini. Bila ia selama ini takut leluconnya garing dan aneh, ternyata justru bisa membuat gadis ini tertawa tak henti. Tawanya membuat wajahnya bersinar indah. Sejak kapan Jasmina menjadi seindah ini? Sejak diet kah? Sejak ia rajin berolahraga gak? Di sinari matahari, gelang Jasmina berkilau-kilau… "Gadis dengan tawa indah ini adalah milikku", gumam Bagas.
Jasmina dan Bagas mengabadikan 2 foto yang berbeda: Bagas mengabadikan foto sekumpulan angsa-angsa yang sepertinya sedang menari balet, sedangkan Jasmina mengabadikan foto tangan Bagas. Terlihat kedua tangan Bagas sedang memegang kemudi sepeda angsa. Jam tangan berwarna silvernya terlihat mengkilap. Siapapun di sekolah bisa menebak bahwa jam tangan itu miliki Bagas, karena ia selalu memakai jam itu.
Tidak terasa 30 menit sudah berlalu, dan mereka berjalan menyusuri danau, melewati keluarga-keluarga kecil yang berpiknik. Bagas dan Jasmina meladeni ajakan anak-anak kecil untuk bermain bola dengan gawang-gawang mini. Gak nyangka ternyata seru banget! Baru kali ini Jasmina melihat Bagas tertawa begitu lepas. Ternyata ganteng juga yah.
Mereka berjalan mengarah kembali ke lorong cinta. Seketika Jasmina ingat ada toko bunga di dekat lorong cinta itu. Jasmina tanpa aba-aba langsung berlari, dan memillih buket bunga berwana ungu dan putih, yang dibungkus dengan plastik kaca. Buket imut yang sangat indah.
"Buat siapa Jez?", tanya Bagas.
"Buat aku", jawab Jasmina. Kemudian ada air mata yang berlinang.
Bagas ingin sekali bertanya, kenapa ia membeli bunga untuk dirinya sendiri? Kenapa ia tidak meminta Bagas untuk membelikannya? Bukankah mereka ingin membuat hari ini menjadi kencan terindah? Kencan yang di tutup dengan sang pacar memberikan bunga kepada sang gadis?
"Selama ini, belon pernah ada Gas, orang yang ngasi aku bunga. Baik temen, cowok, bahkan kak Gading atau papa. Padahal aku tuh berharap banget suatu hari aku bisa dapet bunga, untuk kesempatan apapun. Aku pengen ngerasa spesial. Tapi aku piker, kenapa harus menunggu? Kenapa harus mencari orang yang mau memberikan bunga (kebahagiaan) kepada kita? Toh ternyata kita bisa beli bunga ini sendiri dan merasa bahagia. Bener kan?", Jasmina menjelaskan.
Tapi ada rasa perih di hatinya. Iya… kenapa harus ia beli sendiri? Ia kelihatan menyedihkan sebenarnya. Jadi harus gimana? Mengumumkan semua orang agar selalu memberikannya bunga untuk momen-momen spesial? bukannya itu malah lebih menyedihkan?
Bagas paham. Ia langsung mengambil HP dan mengabadikan momen mengharukan ini ke media sosial. dengan judul : purple girl, foto itu menunjukkan sebuah buket bunga yang sedang dipegang menutupi wajah seorang gadis. Rambutnya sebahagian berkibar-kibar halus ditiup angin, dan ada latar belakang danau dan langit biru bersih. Estetik sekali. Siapapun mungkin bisa menebak bila itu Jasmina, dari Jam yang melingkar di tangan itu.
"Kayaknya aku tadi liat ada toko coklat deh. Aku mau beliin kamu dark chocolate yang fat free dan menyehatkan" kata Bagas. Jasmina kontan tertawa dan menunjukkan wajah ngeri. "Apa enaknya sih Bagasss?", ejek Jasmina. Tapi Bagas cuek aja dan menggenggam tangan gadis itu dan menuntunnya ke toko coklat dan perman. Toko yang sama dengan yang pernah kak Miko datangi. Jasmina tiba-tiba ad aide, "Bagas, beliin buat genk aku juga ya. Tapi beliin yang full fat ama full sugar aja yaaa".