Chereads / Pacaran Paksa (Dengan Ketua OSIS) / Chapter 36 - BAB 35: Misi Nomer 3

Chapter 36 - BAB 35: Misi Nomer 3

Jasmina: Buat kak Miko penasaran tentang dirimu.

Bagas: Olahraga minimal 4 kali dalam seminggu, minimal 30 menit

Minggu pagi yang masih gelap, Jasmina sudah berkutat dengan sarapan sehat yang disiapkan oleh Kak Gading. Hari ini mereka akan bertekad mengelilingi lapangan sebanyak 20 kali. Kak Gading sudah bersiap dengan kaos olahraga tanpa lengannya, yang memperlihatkan lengan berototnya. Entah ia benar-benar ingin menemani Jasmina, atau ia ingin cari perhatian tetangga-tetangga yang memang sering berolahraga di Minggu pagi.

"Kak, nanti abis jogging, ke pasar kaget di luar kompleks yuk. Banyak jualan lucu-lucu", pinta Jasmina.

"Oggaah! Focus aja tu ngecilin pinggang ama perut noh. Kamu mah yang dibeli disana cuma kue cubit ama bobba tea!", jawab kak Gading sambil memakai sepatu olahraganya. Huaaa gagal deh. Padahal lumayan itu tadi jadi motivasi buat olaharaga pagi. Jasmina cemberut.

Dua kakak beradik itu mulai melakukan pemanasan. Lebih ribet memang kalo pemanasan dengan atlit sepak bola. Dibandingkan Jasmina yang sudah mulai bosan dengan gerakan pemanasan, kak Gading justru sangat menikmati kegiatan menarik-narik ototnya. Apalagi sambil dipandangi oleh cewek-cewek kompleks yang kebetulan sedang lari pagi juga. Wadawww ini mah ajang tebar pesona.

Ketika akhirnya mereka mulai berlari-lari kecil, tiba-tiba, "Jasmina! Tunggu!". Sesosok cowok langsing dengan rambut agak gondrong dengan setelan olahraga menyapa. "Hahhh Bagas? Ngapain pagi-pagi kesini?, tanya Jasmina.

"Mau ikutan olahraga donk. Boleh kan? Warga kompleks disini katanya sih bebas jogging disini", jelas Bagas ramah.

Kak Gading serta Jasmina menatap datar mendengar ucapan Bagas. Ya iyalahhhh siapa juga yang larang dia jogging di area kompleks rumahnya sendiri. "Hayuuu atuh mulai lari", ajak kak Gading. Mereka bertiga berlari-lari kecil sambil mengobrol ringan. Tidak terasa, 7 putaran sudah mereka lewati, dan Jasmina sudah tidak sanggup lagi. Kak Gading masih lanjut berlari, Jasmina dan Bagas mulai berjalan santai.

"Aku tu rutin loh jogging tiap Sabtu dan Minggu pagi. Kok kamu ga pernah sih keliatan?", tanya Bagas.

"Hemm ga tau ya, aku ga pernah kepikiran aja pengen jogging. Kayaknya aku takut ketemu kamu dehhh", jawab Jasmina sambil tertawa ngakak. Bagas menyipitkan matanya dan pura-pura merengut. Tega banget sih.

"Kalo kamu mau, aku bisa loh nemenin kamu jogging kapan aja kamu mau", pinta Bagas. Jasmina terkejut menatap Bagas. Maksudnya apa?

"Maksud aku, kita kan bakal sering diskusi tentang masalah OSIS, bahkan bila kita berdua aja, jadi kita bisa gunakan waktu diskusi kita sambil begini nihhhh, beginiii, jalan kaki selama 30 menit. Lebih fresh juga dari pada cuma duduk di ruang OSIS. Jadi sambil nyelam, bisa minum air, bisa nangkep ikan. Kita diskusi, jadi olahraga, dengan olahraga pikiran kita juga lebih fresh dan terbuka, sehingga ide-ide bisa lebih, "pop Up" gitu. Misi nomer 3 hampir berhasil, gumam Bagas.

Jasmina yang gantian menyipitkan matanya dan memasang senyum segaris getir. Kurang kerjaan banget sih?

"Coba kamu pikirin deh, lagian kita pacaran ini. Jadi ya sambil diskusi, sambil olahraga, ya sambil pacaran", jawab Bagas ragu-ragu. Jasmina sontak menonjok lengan Bagas. "Ouuucchhh!", Bagas pura-pura kesakitan. Pacaran murah meriah.

"Apaan sihh, pura-pura ini juga", seru Jasmina.

"Pura-pura apaan?", seru suara misterius dibelakang mereka. Sontak Bagas dan Jasmina memutar badan dan terkejut melihat arah suara. "Kak Miko!", seru mereka bersamaan. Kedua makhluk itu kuatir apabila kak Miko mendengar percakapan mereka dan menyadari bahwa mereka hanya pasangan kontrak.

"Yang baru jadian, jangan sering berantem donk", goda kak Miko. Bagas dan Jasmina sontak memasang senyum nyengir. Fiuuhh aman nih kayaknya. Kak Miko gak sadar tadi mereka sedang bahas apaan.

"Kok kakak pagi-pagi udah kesini? Mau ngapain kak?", tanya Jasmina.

"Inget gak waktu kita jogging sekitar 2 minggu yang lalu disini? Aku tuh lihat kok ada pasar kaget ya di luar kompleks. Kayaknya seru banget. Aku pengen ajakin kamu kesana. Yuk!", ajak kak Miko.

Serta merta Jasmina berbunga-bunga dan menjawab, "Ikuttt kakkk. Tadi aku mau kesana ngajakin kak Gading. Tapi dia ogaahhhh huhuhu". Bagas langsung memandang Jasmina dengan penuh arti. Hey, kamu tuh pacar aku, kok mau-maunya sih langsung mengiyakan ajakan cowok lain. Di depan mata pacarnya sendiri lagi!

"Hayuuu, aku traktir deh kamu mau beli apaaaa aja", ajak kak Miko.

"Yukk aku juga ikut", komentar Bagas sambil langung menggandeng tangan Jasmina dan mengajak gadis itu berjalan kearah luar kompleks.

Tidak hanya kak Miko, kak Gading yang kebetulan lewat juga bingung melihat situasinya. Baru beberapa bulan yang lalu aja, adik kesayangannya ini tidak pernah sekalipun menyinggung masalah cowok. Tapi beberapa minggu ini, setidaknya ada 2 cowok kualitas super yang menempel terus kepadanya.

"Mau ke pasar kaget ya? Bagas! Jangan kasih Jasmina jajan yang manis-manis dan berminyak ya! Udah capek tu gue awasin dietnya", pinta kak Gading.

"Beres boss!", jawab Bagas mantap sambil terus menuntun Jasmina keluar tanpa melihat kak Miko. Kak Miko yang masih bengong dengan sedikit perasaan cemburu, mengikuti pasangan itu dari belakang.

Mereka menyusuri pasar kaget di luar kompleks yang hanya terjadi pada hari Minggu pagi. Aneka jajanan pasar, makanan untuk sarapan, baju, aksessoris sampai elektronik super murah di jajakan hanya menggunakan karpet atau digantung seadanya. Bila pintar mencari, ada beberapa barang yang benar-benar bagus dan cukup layak untuk di beli.

"Jasmina, kakak beliin es coklat mau?", tanya kak Miko. Jasmina tergoda, namun setelah 7 putaran tadi, ia tidak rela. "Gak usah kak Miko, makasih", tolaknya ramah.

"Nih, minum ini aja", Bagas menyodorkan air mineral botol yang super dingin. Hemm segar banget! Jasmina langsung menyambar botol itu dan menghabiskan isinya dalam beberapa kali teguk.

Mereka kembali menyusuri dan sampai pada deretan piyama-piyama yang bahannya super adem. Gak nyangka juga ada barang bagus begini di pasar kaget. Jasmina mulai memilih-milih mana yang dia suka.

"Hemm pasti warna kesukaan kamu, pink kan?", tanya kak Miko sok tau sambil menunjuk sebuah piyama pink bergambar hello kitty. Jasmina menggeleng. Padahal mungkin hampir seluruh sanggar tau kalo dia adalah purple warrior. Dari ransel, pulpen, casing HP, pernak-pernik Jasmina selalu dipenuhi oleh warna ungu. Saat ini pun, ia sedang memakai kaos olahraga warna ungu.

"Nih aku beliin buat kamu, dipake ya!", jawab Bagas sambil menyodorkan plastik belanjaan. Jasmina mengintip isinya. Piyama super imut dan lucu berwarna ungu. Bila tidak ada kak Miko, Jasmina akan mengebalikan piyama itu. Tapi karena kak Miko disekitar… "Ya ampun Bagas, kamu repot-repot amat. Kok tau sih aku sukanya warna ungu? Makasih loh ya!". Baik Bagas, kak Miko, bahkan Jasmina aja kaget dengan reaksinya. Ternyata akting pacaran ini lama-lama natural juga, pikirnya.

Kak Miko melongo. Ia selama ini merasa memahami Jasmina seperti sebuah buku yang terbuka. Ia bebas bisa membaca apa saja. Ternyata gadis ini memiliki sisi-sisi yang ia tidak ketahui. Atau selama ini ia egois: ia ingin selalu diingat, dan dipahami oleh gadis ini, tapi tidak sebaliknya. Apakah selama ini ia merasa, bila ia cukup berada di sisi gadis itu, gadis itu sudah cukup bahagia?

Mereka kembali menyusuri pasar kaget itu, dan entah kenapa Jasmina ingin mengerjai kak Miko. Beberapa kali ia dengan sengaja lebih mendekatkan diri ke Bagas dan lebih sering bercanda dengan pacar bohongannya itu. Jasmina sedikit menjaga jarak dengan Miko. Bila ada kompetisi kecil antara Miko dan Bagas, secara sengaja, Jasmina akan memenangkan Bagas. Ia memberikan kesan bila Bagas lebih memahami dan lebih mengenal Jasmina. Miko mendidih…

"Ternyata, kamu ini cewek yang misterius juga yah, bisik kak Miko ke telinga Jasmina. Jasmina kaget, namun dalam hati kecilnya, ia tertawa. Misi nomer 3 hampir berhasil, pikirnya. "Ahhh apaan sih kak Miko", jawab Jasmina sedikit menggoda.

"Enggak Jasmina, kakak tuh ngira, kamu tuh orangnya…", Kak Miko tidak bisa melanjutkan kata-katanya…

"Aku tuh kenapa kak?", Jasmina menggoda kak Miko lebih intens sambil mencari-cari Bagas dengan ekor matanya. Cowok itu sedang berada agak jauh. Good, dia tidak boleh ada di sekitar dulu. Dia ingin ngobrol intens dengan kak Miko.

"Kamu ternyata banyak rahasia ya. Sejak kapan kamu suka dengan Bagas? Kok kamu ga pernah cerita?. Kakak tuh ngerasa kayak… apa ya… di khianati gitu!", jawab kak Miko tegas, tapi masih dengan senyum yang dipaksakan. Kentara sekali sepertinya kak Miko berusaha untuk menekan perasaan, egonya dan juga gengsinya. Seorang Miko harus bertanya seperti ini kepada salah satu fans-nya. Seorang Jasmina.

"Kadang perasaan di khianati itu, bisa berujung ke hal-hal yang baik juga kok kak", Jasmina memberikan jawaban yang sangat ambigu. Maksudnya apa? Maksudnya siapa? Siapa yang di khianati dan siapa yang akan memiliki ujung yang baik-baik?

"Maksudnya apa Jez?", tanya kak Miko lembut.

"ehhhmmm ada dehhhhh", jawab Jasmina sambil tertawa ringan dan berlari kearah Bagas. Kak Miko ikut tertawa walau bingung, dan mengejar Jasmina.

"Bagas, maaf ya, aku sekarang sedang gunain kamu untuk keuntungan aku sendiri. Entah itu untuk bikin kak Miko cemburu, atau untuk menaikkan status sosialku, apapun itu, maaf ya", gumam Jasmina dalam hati ketika memandang sosok Bagas, yang entah kenapa sangat tampan ketika memandang Jasmina kembali. Another mission, completed!