Setelah akhirnya mereka mendapatkan barang yang mereka perlukan, mereka akhirnya duduk di sebuah food court. "Nah bebas nih, kita bisa memilih makanan yang kita mau dan bayar masing-masing ya. Tiap orang akan diberi uang konsumi 20 ribu aja, sisanya tanggung sendiri. Ok?", Bagas member perintah, dan disusul Devon, Jigatra dan Marcel beranjak untuk memesan makanan mereka. "Jasmina kamu tungguin meja aja. Biar aku pesenin buat kamu", perintah Bagas lagi.
Kontan ucapan Bagas menghentikan langkah 3 makhluk usil itu dan membuat mereka bersorak-sorak kegirangan.
"Ahhh ciyeee romantis amat sihhh, so ssweet banget si abang beliin makanan adek. Nikmat bener yang baru jadian", usil Jigatra.
"Udah deh gini aja, biar aku, Devon ama Gatra makan di tempat laen aja dehhh. Kita kasih kesempatan buat love bird ini kencan hari ini", komentar Marcel sambil tertawa ngakak. Devon sampai ga bisa berkata-kata lagi dan masih terus mengikik.
"Udah yeeee, sekali lagi ngejekin, ni laptop aku balikin ke tokonya yeee", ancam Jasmina. Kontan semua pada kabur sambil masih terus mengikik. Huuhhh sebel. Jasmina tidak bisa membayangkan skenario apa yang lebih buruk setelah ini. Circle terdekat ini saja bisa seusil ini, bagaimana bila satu sekolah tau?
Tidak tau Devon, Gatra dan Marcel mesen apaan, tapi cukup lama mereka mencari makanan yang mereka mau. Bagas sudah kembali dengan 2 porsi pasta, 2 air mineral dan salad buah. "Makannya pelan-pelan aja ya Jas. Hari ini gak apa deh makan pasta, yang penting banyakin makan buahnya aja", jelas Bagas. Hemm… kenapa pak ketua meratiin banget sama apa yang Jasmina makan?
"Well, well, well looks who's here!", sebuah suara tak asing berkomentar dengan pedas. Jasmina dan Bagas menoleh ke arah sumber suara, dan benar-benar tidak percaya apa yang mereka lihat. Mungkin maksudnya, siapa saja yang mereka lihat.
Setidaknya seperempat anggota cheerleader sekolah sedang menatap mereka sambil melipat tangan mereka di perut. Semua! Semua gayanya sama! Tatapan mereka antara bingung, kesal, ingin mengejek bercampur menjadi satu.
"Kok tumben banget nih dua tetangga aku kebetulaaaann banget ada disini. Ngapain kalian berdua? Lagi kencan?", tanya Sharon Miles dengan ketus.
Gaya Sharon hari ini sangat menarik perhatian. Dengan kaos tanpa lengan berwarna merah, rok mini berwarna putih dan sepatu flat dengan motif sebuah brand sepatu terkenal. Rambut bergelombangnya sepertinya habis keramas di salon. Ada efek shiny dan lembut disitu. Sementara Squad-nya memiliki gaya yang kurang lebih sama, sepertinya mereka janjian dengan dresscode tertentu.
"Enggak kok, kita tuh lagi cari laptop sekolah", jawab Jasmina sekenanya sambil sibuk mencomot buah-buah. Dari sekian orang di dunia ini yang harus mengetahui hubungan antara Jasmina dan Bagas, ia sangaatt menghindari gerombolan super picik ini. Why them? Why today? Jasmina berharap mereka langsung pergi setelah jawaban singkatnya. Bagas juga sepertinya malas untuk bersosialisasi dengan gerombolan itu.
"Lohhh Sharon and genk, ngapain kalian disini?", tiba-tiba Jigatra, Devon dan Marcella sudah datang dengan makanan mereka. Mereka mulai mengambil tempat di meja.
"Hehhh emangnya mall ini punya bapak luuuuu Jig. Siapa aja bebas kalleeeee", komen Sharon.
"Ya ga usah nyolot kaleeeee, kan nanya doank", balas Marcella. "Kita disini Cuma nemenin yang baru jadian aja kok", lanjut Marcella sambil menunjuk Jasmina dan Bagas.
Oh no… ohhhhhh no…. sedetik kemudian ada wajah kengerian yang di pancarkan cewek-cewek itu sambil memandang wajah Bagas. Sang ketua tetap kalem sambil memutar-mutar spageti dengan garpu dan memasukkannya ke mulut dengan santai.
"Jadiannn? Siapa yang pacaran???", Sharon bertanya dengan emosi.
"Merekaaaaaaa. Bagas dan Jasmina. Bagas and Jasminaaaaa, sitting in a tree. K-I-S-S-I-N-G", nyari Jigatra sambil menggoyang-goyangkan peralatan makannya ke kiri dan kekanan. Sontak Devon, dan Marcella tertawa bersama Jigatra. Hal itu membuat Sharon dan teman-temannya kabur.
Jasmina lemas. Tidak ada lagi seleranya untuk makan. Sudah bisa dibayangkan cewek-cewek itu akan segera melaksanakan konfrensi meja food court (KMF ya, bukan KTT) dan membahas apa yang baru saja terjadi. Seperty Hukum Murphy. When things can go wrong, they go wrong.
Mereka akhirnya melanjutkan makan siang sambil terus saja bercanda, saling mencela dan menggosip. Bagas seperti biasa, tetap cool sambil sesekali melirik Jasmina.
Acara belanja beres. Makan siang beres. Mereka berlima mengitari mall sambil mengarah pulang. Banyak tatapan-tatapan iri mengarah ke Jasmina dan Marcella: Kenapa mereka bisa jalan dengan cowok-cowok cakep bak model??? Huff biarin!
Ketika mereka akan berjalan mengarah ke parkir, mereka melewati sebuah toko perhiasan brand terkenal. Tapi toko ini lebih spesifik menjual perhiasan-perhiasan trendy dan cocok untuk para remaja. "Guys, tunggu bentar ya. Jasmina sini ikut aku", kata Bagas sambil menarik tangan Jasmina ke dalam toko perhiasan itu.
Bagas melihat dengan seksama deretan gelang rantai dengan warna silver yang beraneka motif, gambar dan tulisan. "Mbak, tolong ambilin yang itu donk", tunjuk Bagas sambil mengarahkan telunjuknya ke sebuat gelang tangan berbentuk rantai, dimana bandul-bandul kecil berbentuk daun clover menempel di sepanjang rantai. Imut banget!
Bagas memakaikan gelang tangan itu di tangan Jasmina. Entar kenapa serasi banget di tangan Jasmina yang putih bersih. Apa ya arti gelang itu? Kenapa dia gak milih bandul berbentuk hati, atau tulisan LOVE yang ada di etalase? Tapi, maksudnya, kenapa juga dia dibeliin gelang? Ini baru hari ke-4 mereka jadian, dan bahkan ini pacaran bohongan!
"Cuma pengen ingetin kamu dan orang-orang di sekitar kita. Kamu tuh sekarang sedang jadi pacar aku, paham?", tegas Bagas. Baiklah, ada kata "sedang". Ada kontrak disitu. Jasmina tersenyum kecut.
Dan lebih kecut lagi ketika ia melihat ke sekeliling toko, ia mendapati kak Miko dan GIANNI yang sedang berada di toko yang sama! Hari apa ini? Apakah April Mop? Kenapa semua orang terkesan sedang berkumpul disini? Siapa lagi yang mungkin akan mereka temui hari ini? Pak Mulyadi sang kepala sekolah kah? Jasmina mulai frustasi. Ya siapa yang enggak kalau begini???
"Ehh Bagas, Jasmina, kok bisa ada disini?" Kak Miko menatap Bagas dan Jasmina dengan bingung. Terutama ketika ia melihat Bagas yang sedang memasang gelang ke tangan Jasmina. Ingin Jasmina menjelaskan kalau mereka sedang membeli laptop untuk keperluan OSIS, tapi lidahnya kelu. Bagas juga sepertinya tidak bisa berkata-kata tapi tetap memegang tangan Jasmina. Beberapa detik kemudian ia menurunkan salah satu tangannya dan menggengam tangan Jasmina dengan tangan yang lain. "Lagi kencan kak. Kami baru jadian", jelas Bagas sambil menunjukkan genggaman tangan mereka berdua. Mereka berdua langsung kompak tersenyum kaku.
Jasmina Speechless. Ingin rasanya ia lari dari tempat itu, karena suasananya sangat canggung. Kak Miko tersernyum tidak percaya, namun berkomentar, "Wah selamat ya, semoga langgeng".
Gianni yang tadi hanya berdiri tidak percaya, langsung menggandeng lengan kak Miko dengan MESRA. "Wah kak Jasmina hebat banget dehhh bisa jadian dengan Pak ketua", komentar Gianni sambil mengedipkan salah satu matanya. Iyyyuuuhhhhh
Setelah Bagas membayar gelang itu, Jasmina langsung menggandeng cowok itu keluar dari toko itu. "Apaan sih Gassss, kamu tuh ngapain pake acara deklarasi sama kak Miko segala, pake acara ngasi gelang lagi!" tanya Jasmina.
"Lah kamu kayaknya ga nolak tuh aku kasi gelang begitu!", komentar Bagas.
"Lah iya gimana aku mau nolak, baru kamu pakein, uda kepergok sama kak Miko gitu, kalo aku nolak di saat itu juga, kan ntar kamu bisa malu Bagasss", jawab Jasmina.
"Bener juga ya, komentar Bagas. Tapi ya baguslah, jadinya banyak hikmahnya. Kamu jadi ga nolak untuk dikasi hadiah, kak Miko jadi tau kalo kamu sekarang tuh milikku, dan kamuuu… yaahh kamu dapet hadiah. Seneng kan? Jangan hilang loh ya, apalagi di jual. Paham? Anggap aja ini segel atau stempel atas perjanjian kita", jelas Bagas. Cowok itu langsung berjalan meninggalkan Jasmina dan menyusul 3 teman lainnya.
Iyyuuhhhh siapa juga yang mau di stemple sama Bagas. Jasmina mengikuti Bagas dengan enggan. Ketika akhirnya 3 makhluk usil itu melihat gelang Jasmina, mereka hanya tersenyum simpul tanda paham. Hemm, sepertinya Bagas dan Jasmina akan menjadi hot couple tahun ini.
Sementara di malam hari…
Pesan WA antara kak Miko dan Jasmina:
Miko band: Knock knockkk udah tidur belum?
Jasmina: Eh kakak. Belon. Ada apa nih tumben WA malam-malam.
Miko Band: Ehmm gak apa-apa sih, iseng aja nanya. Besok ada rencana kemana?
Jasmina: Besok kan hari Minggu ya? Ga tau sih, tadi Kak Gading ngajak lari pagi (emoticon lelah)
Miko Band: Wahhh yang uda punya pacar, jadi semangat hidup sehat dan cantik ya. Selamat yaaa
Jasmina: Ih apaan sih kak Miko (Emoticon sebel)
Miko Band: Kapan jadiannya, kok kakak gak tau kalo kalian deket?
Jasmina: Ih apaan sih kak, bosen deh ngomongin itu mulu. By the way band gimana kak? Bakal tampil gak nanti di festival Tanah Merah?
Miko Band: Hemm ga tau sih, tergantung manajer yang baru. Sukurnya Mila mau jadi manager. Thanks ya udah yakinin dia untuk gantiin kamu. Jadi smooth deh peralihan manager dari kamu ke Mila.
Jasmina: kak Miko kalo perlu apa-apa ga usah sungkan ya, aku tetep siap membantu kok (emoticon hug)
Miko Band: Ih tumben masih perhatian, ntar pacar posesifnya cemburu lohhhhh
Jasmina: Gak donk, kan gimana pun band kak Miko tetep penting buat Jasmin kok. Kakak juga semangat ya. Bikin lagu lagi donk kakkk. Jasmin tu suka sama lagu-lagu ciptaan kakak (emoticon love)
Miko Band: Thanks ya Jasmin. Ga tau kenapa kalo kamu yang muji, kesannya tulus, jadi berasa beneran objektif gitu. Jadi semangat ingin berkarya terus (emoticon hug)
Jasmina: Pasti donk, ya udah kakak jangan tidur kemaleman ya. Biar seger besoknya. Bye kakak. (Mission two: Completed!)
- End –
Miko masih menatap layar HP, menggeser percakapannya dengan Jasmina yang baru saja berakhir. Gadis itu sudah punya pacar, tapi masih saja perhatian dengan band dan dirinya. Sebenarnya dia mau apa?
Sepertinya baru aja kemaren Miko merasa semakin dekat dengan dirinya. Saat ini, hanya bersama Gadis itulah Miko merasa bisa menjadi dirinya sendiri. Gadis itu memiliki aura menentramkan yang sangat misterius.
Bila beberapa cewek akan sengaja memancarkan aura mistis, misterius dan memabukkan, Jasmina justru sebaliknya. Gadis itu polos, jujur, hangat dan apa adanya. Bila Miko memiliki kabar baik, ia ingin gadis itu yang pertama mendengarnya. Bila ia memiliki masalah, ia hanya ingin bersama gadis itu, tanpa harus menceritakan masalahnya. Bersamanya saja, sudah membuat pikiran terbuka.
Tapi apakah Miko ingin memilikinya? Tidak. Apakah Miko rela ia dimiliki orang lain? Tidak boleh! Ia tidak rela juga. Ada perasaan mendidih yang aneh ketika ia melihat Bagas menyentuh tangan Jasmina dan memasangkan "tanda kepemilikan" pada gadis itu. Memangnya Bagas siapa? Mereka mungkin baru dekat beberapa minggu ini aja. Kenapa bisa langsung jadian?
Pikiran Miko memutar balik kejadian-kejadian layaknya mesin waktu. "Kemana diriku ketika Jasmina benar-benar masih sendiri? Kemana hatiku ketika aku mulai curiga ia menyukaiku? Kenapa aku tidak menyadari bahwa suatu hari nanti, bila aku tidak memilikinya, ada orang lain yang bisa mencurinya?", gumam Miko dalam hati. Ya. Sekarang Jasmina sudah dicuri.
Haruskah ia rebut kembali?