Jasmina: Berikan kak Miko perhatian kecil, tapi sering. Jangan terlalu agresif, anggap saja seperti perhatian seorang sahabat.
Bagas: Jangan biarkan Jasmina sering makanan manis, bergula dan berminyak. Hemmm tricky nih.
Sabtu pagi yang cerah, harusnya bisa di lewatkan dengan tidur-tiduran dan mandangin media sosial kan ya? Tapi tidak dengan Jasmina. Hari ini adalah kencan pertama dia dengan Bagas… dan Jigatra… dan Marcella. Yes, hari ini mereka ber-4 akan membeli laptop, projector dan hal-hal lain yang berhubungan dengan OSIS.
Membayangkannya saja Jasmina sudah lelah. Tidak seperti waktu ia berkencan dengan kak Miko, kali ini dandanan Jasmina cukup simpel. Ia memakai dress kemeja selutut berwarna Biru muda, memakai cardigan putih andalannya dan juga sepatu kets putih yang modelnya simpel banget.
Rambut panjangnya ia jalin ke samping dengan karet berwarna putih yang simpel juga. Dengan aksesoris jam sporty warna putih, ia kelihatan feminin, tapi juga sporty. Cukup bedak tipis dan lipgloss berwarna pink natural, wajah chubby-nya cukup menggemaskan.
"Jasminaaaa, pacar lo dateng tuuuhhh!!", teriak kak Gading dari lantai bawah. Jasmina terperanjat. Ia masih belum terbiasa dengan status kontraknya ini. "Ihhh kak Gading apaan sihhhh?", Jasmina menjawab kesal sambil menyambar sling bag putihnya dan turun ke lantai bawah.
Sang kakak tersayang berdiri di depan pintu rumah mereka sambil tersenyum licik penuh arti. Di depannya, sudah berdiri Bagas. "Bagas, Jasmina jangan di culik lama-lama yaaaa. Sebelum makan malam uda sampe rumah yaaa. Kamu makan bareng ama kita juga boleh kok", Kak Gading bersuara sambil mencoba menghindari cubitan-cubitan kecil Jasmina. Kezeeelll!
Tuan Bagas hari ini super sekali penampilannya. Ia memakai kemeja agak ngepas berwarna biru muda (juga!), dengan sweater putih tipis (juga!) yang melingkari lehernya dan jeans berwarna biru. Dengan memakai sepatu kets yang berwarna putih (juga!), mereka seperti janjian! Padahal beneran deh gak ada niat mau couple-an. Ingin rasanya Jasmina lari ke atas untuk mengganti bajunya. Bahkan Bagas menyadari outfit mereka hari ini nyaris sama dan tidak tahan untuk tidak tersenyum. KOK YA BISA SEHATI.
Ketika Jasmina melangkah keluar untuk memasuki mobil, ternyata sudah ada 3 orang yang berada di mobil CRV warna silver itu. Jigatra, Marcella dan Devon (loh kok!). "Kita gak bakal muat di mobil aku, kita perlu mobil yang lebih besar. Jadi kita butuh Devon. Dia juga harus belanja untuk club olahraga", jelas Bagas tanpa Jasmina bertanya. Jasmina langsung mengambil posisi duduk di bangku belakang bersama Jigatra dan Marcella.
Suasana di mobil begitu riuh, berlomba-lomba antara suara musik, Marcella dan Jigatra yang saling mencela dan menggosip anggota-anggota OSIS lainnya. Devon dan Jasmina ikut nyeletuk ini itu dan tertawa bersama mereka. Sedangkan Bagas seperti biasa, sok cool dan sibuk dengan HP-nya.
Begitu mereka sampai di lobby pusat perbelanjaan, baik Marcella, Jigatra dan Devon baru menyadari bahwa Bagas dan Jasmina memakai baju yang nyaris kembar. Sontak mereka bertiga tertawa terbahak-bahak. "Hahaha lu berdua kayak orang uda kawin 5 taon tau gaaakkk!", tawa Jigatra dengan semangat diikuti oleh Marcella. Devon berusaha keras untuk tidak tertawa, tapi gagal. Ia menahannya dengan menutup mulut dan sebahagian pipinya dengan 1 tangan.
Hari itu Devon juga tidak kalah tampan dengan Bagas. Dengan badan tinggi 185cm dan kekar, ia sangat menarik perhatian. Memakai kaos hoodie berwarna biru tua dengan tulisan "NBA", celana pendek selutut berbahan tebal warna putih dan sepatu kets ala basket bernuansa biru tua, penampilannya mirip atlit professional mahal yang sedang jalan-jalan ke mall. Ia sangat menonjol.
Sedangkan Jigatra yang anak pramuka plus pecinta alam, memiliki gaya berpakaian yang sangaattt… khas. Rambutnya plontos sisa dari oritentasi OSIS, biasanya sih rambutnya agak panjang, keriting, dan selalu berkibar-kibar. Ia menggunakan kaos ngepas badan dengan warna hijau tua, celana panjang ala pecinta gunung dengan setidaknya 8 kantong untuk menyimpan segala jenis barang, dan juga sandal gunung. Ia menggunakan sling bag ala ala pecinta gunung, dimana pisau lipat andalannya menimbulkan polemik ketika mereka memasuki mall tadi. Ributt sama satpam mall. Lagian ngapain bawa begituan ke mall?
Yang paling tidak menonjol adalah dear Marcella. Dengan tinggi Cuma 155cm,dan berat 40kg, ia kelihatan seperti liliput bersama Devon, Bagas, Jigatra yang memiliki tinggi 180cm dan Jasmina yang tingginya 175cm. Mereka seperti anak kuliahan yang sedang mengajak adik mereka yang duduk di bangku SMP jalan-jalan ke mall. Apalagi hari ini ia memakai kaos berwana hitam, celana jeans hitam, dan sepatu flat yang juga berwarna hitam. Rambut ala Dora the explorer dan kaca mata berbingkai hitam, membuat ia tambah kelihatan kecil mini-mini.
Bagas dan Jasmina mulai salah tinggah karena saat ini mereka seperti di hakimi. Bagas dengan kaku dan ragu, merangkul bahu Jasmina, "Iya, kita memang pacaran. Hari ini adalah hari ke-4 kami", kata Bagas yang langsung menurunkan tangannya dari pundak Jasmina, dengan kaku juga tentunya. Tidak hanya Jasmina… Devon, Marcella dan Jigatrra bengong sampai gak tau mau bilang apa.
Keheningan melanda mereka untuk 45 detik, sampai akhirnya Bagas memberikan perintah untuk jalan terus, "Yuk, waktu kita gak banyak, ayo cari yang kita perlukan. Ia memimpin jalan di di depan dan disusul oleh Jigatra.
Marcella langsung lari memeluk lengan Jasmina yang agak gempal, "seriusan Jasmina, kamu pacaran ama pak ketua??". Jasmina mengangguk enggan. Ya mau bagaimana lagi, cepat atau lambat circle terdekat OSIS ini akan tau juga tentang hubungan mereka.
"Selamat ya untuk pak ketua dan bu sekretaris", bisik Devon dengan ekspresi antara senyum tapi mau ketawa ngakak. Ok baiklah, mungkin ini susah untuk dipercaya.
Karena ini pacaran pura-pura, baik Jasmina atau Bagas susah untuk berpura-pura seperti orang pacaran pada umumnya. Tadi malam Bagas sudah WA Jasmina, dan mengatakan kalau hari ini mereka tidak harus berpura-pura pacaran didepan Jigatra dan Marcella. Santai saja. Lagian siapa juga yang mau mesra-mesraan?
Beberapa toko mereka masuki dan mulai membanding-bandingkan harga. Baik Jasmina atau Bagas tidak ada yang mencoba untuk selalu berdekatan, bahkan untuk sekedar berbicara akrab. Dingin-dingin aja gitu. Tentu saja ketiga makhluk usil menggodai mereka agar mereka bergandengan lah, mendorong sehingga Jasmna bertabrakan lah, atau sekedar suit-suit agar Jasmina dan Bagas saling melontarkan perhatian. Jasmina dan Bagas, simply santai dan cuek.
"Marcel, bentarr. Aku pengen beli churros", Jasmina berjalan pelan menuju konter-konter aneka jajanan manis di sekitar toko-toko elektronik. Bagas kontan berjalan mengikuti Jasmina. "Jezz, bentar lagi makan siang kok, nanti aku traktir makanan enak deh. Ga usah beli ini dulu yaaa", tiba-tiba Bagas sang cool-kas berubah menjadi super perhatian. Kontan 3 makhluk usil langsung Cieee Cieee ke arah mereka berdua.
"Ihh apaan sih Bagas, aku tu pengen churros. Atau ya udah deh beli donat ajaa. Atau itu ttuuhhh kue sus raksasa", keluh Jasmina. Bagas kontan melotot dan memberikan ekspresi tanda tak setuju. Ia kemudian menarik tangan Jasmina ke konter jus buah. "Mas, saya mau beli jus alpukatnya ya. Kurangi gula dan susu coklatnya ya mas", perintah Bagas kepada tukang jus. Hmm baiklah, Jasmina akhirnya menuruti Bagas untuk minum jus aja. "Ya fine lah, yang penting gratisan", gumam Jasmina. Bagas tersenyum bangga. Mission 2: Berhasil!