Chereads / Pacaran Paksa (Dengan Ketua OSIS) / Chapter 28 - BAB 27: Rapat OSIS Perdana

Chapter 28 - BAB 27: Rapat OSIS Perdana

Jasmina menyeruput es Coklatnya agak cepat. Ia sudah mulai mengantuk karena waktu menunjukkan pukul 3.30 sementara rapat OSIS perdana belum kelihatan akan mulai. Seluruh pengurus harian, ketua bidang dan anggota yang berjumlah lebih dari 50 orang berkumpul di hall sekolah, karena ruang OSIS tidak mempu menampung seluruh anggota. Semua anggota masih menunggu salah satu anggota yang agak terlambat… Sharon Miles. Menyebalkan!

Jasmina duduk persis di sebelah kiri Bagas sang ketua Osis. Di Jatra sang wakil berada di sisi kanan Bagas, dan Marcel duduk persis di sebelah Jatra. Sambil menunggu Sharon, Bagas mulai berbisik pelan kea rah Jasmina, "Sisihkan dana osis untuk beli laptop ya. Jadi kalo meeting seperti ini, kamu nyatet pake laptop aja. Penting juga untuk nyimpen foto, arsip dan proposal kegiatan kita". Jasmina mengangguk setuju. Saat ini ia terpaksa meminjam laptop sekolah. Untung saja di Hall sudah dilengkapi dengan projector. Ia juga harus membeli projector untuk di ruangan OSIS untuk kebutuhan rapat seperti ini.

Setelah akhirnya sang artis Sharon yang terlambat 30 menit datang juga, rapat perdana OSIS akhirnya dimulai juga. Guru Pembina OSIS berbicara sekitar 10 menit, dan akhirnya dilanjutkan oleh Bagas yang mulai menyampaikan visi, misi dan garis besar kegiatan OSIS untuk setahun ke depan.

Wajahnya cerah walau beberapa teman sudah mulai surut. Ia penuh semangat tapi menyampaikan maksudnya dengan jelas, runut dan meyakinkan. Sesekali ia meminta umpan balik dan bertanya kepada bidang-bidang OSIS atau menjawab pertanyaan teman-teman. Jasmina harus mengakui, Bagas bak terlahir untuk jabatan ini. Mungkin juga untuk jabatan-jabatan lain di masa depan. Ia memang seorang pemimpin.

Jasmina mulai merekam rapat perdana ini dengan HP-nya sambil mencata poin-poin penting. Ia harus mulai terbiasa. Ia yakin bisa.

Ketika akhirnya rapat selesai, Jasmina masih berusaha merapikan tulisannya. Sepertinya malam ini ia harus bisa menuliskan hasil rapat di komputernya sampai akhirnya laptop OSIS akan mereka beli. Es Coklatnya sudah habis, tapi ia bolak-balik berusaha meminum sisa-sisa es yang mencair di gelas itu.

"Pulang bareng yuk Jezz, ntar akubeliin lagi deeh es coklat kayak gitu", seru sang ketua gunung es, Bagas. Jasmina tidak menanggapi. Saat ini fokusnya masih kepada tulisan-tulisannya yang cakar ayam.

Jasmina masih tergidik mengingat kejadian hari Minggu sebelumnya dimana Bagas memergoki kencan kedua Jasmina dan kak Miko di taman kompleks. Ok baiklah, mungkin itu bukan kencan kedua. Tapi tetap aja Bagas sangat mengganggu. Pada akhirnya mereka harus harus berjalan bertiga mengelilingi setidaknya 3 putaran taman itu. Kak Miko dan Bagas malah membahas kegiatan-kegiatan seru yang harusnya bisa Bagas wujudkan tahun ini.

Mereka berakhir duduk di taman bermain dan membeli es krim yang kebetulan lewat. Hilang sudah momen romantic Jasmina dan kak Miko. Setelah diskusi dibawah pohon rindang itu, baik kak Miko dan Bagas pamit pulang kerumah masing-masing. Huh…. Padahal masih pengen ngobrol lebih lama dengan kak Miko.

Bagas yang sedari tadi banyak berdiri dan melakukan presentasi, akhirnya duduk di seberang Jasmina dan menatap gadis itu penuh arti, "Jadi Jasmina, udah dipikirin lagi belum, mau gak jadi pacar ketua OSIS?".

Jasmina tergidik dan menatap Bagas hambar. Sepertinya uda dia tolah cowok ini beberapa hari yang lalu. Kenapa masih ngotot? Setelah apa yang dilalui Jasmina 2 hari terakhir dengan kak Miko, sepertinya Jasmina sedikit memiliki harapan ia akan pacaran beneran dengan seseorang. Bukan pacaran pura-pura seperti kemauan gunung es ini.

'Bagas, aku boleh tanya gak? Apa sih untungnya punya pacar pura-pura kayak aku? Kalo kamu pengen punya pacar pura-pura, mending sonoooo pacarin aja Sharon sang pencari sensasi!", jawab Jasmina yang langsung kembali berkutat dengan tulisan hasil rapat OSIS.

Bagas terdiam. Apa Jasmina ga tau kalo Bagas udah coba? Dia udah nyoba berkali-kali agar Sharon mau mengakuinya sebagai pacarnya. Tapi gadis itu mengelak.

Walau enggak, Jasmina setuju untuk pulang berjalan kaki bersama Bagas menuju rumah mereka. Seperti janjinya, Bagas membelikan es coklat dingin di depan sekolah. Mereka berjalan berdampingan, pelan tapi seakan tanpa nyawa. Masing-masing sibuk dengan pemikirannya masing-masing.

Bagas sebenarnya bisa memilih cewek mana saja di sekolah yang bisa ia ajak pacaran. Untuk menemukan Sharon Miles KW sepertinya gak susah. Banyak yang cantik, pintar, kaya dan berprestasi juga.

Tapi, dari seluruh cewek yang ada di sekolah, entah kenapa Sharon selalu membenci Jasmina. Bahkan sejak mereka duduk di bangku SD. Selama setahun lebih mereka pacaran pun, Sharon beberapa menyinggung soal Jasmina. Betapa gembrotnya cewek itu, betapa jelek, sok pamer, sok pintar, ga laku, dan lainnya.

Ketika akhirnya Jasmina menjadi sekretaris pun, Sharon seperti dilemma. Di satu sisi dia memang menginginkan jabatan ketua bidang kesenian, tapi ia tidak rela ternyata Jasmina yang menggantikan posisinya sebagai sekretaris. Gadis yang terlalu serakah.

Sepertinya Bagas Cuma ingin membalas dendam kepada Sharon atas perlakuan dan penghianatannya. Bagas merasa ia harus mengipas kemarahan Sharon menggunakan Jasmina. Ia harus membuat gadis itu menjadi pacarnya, mengubahnya menjadi pacar impian semua orang. Dengan begitu, Sharon akan melihat bahwa Jasmina adalah harta karun yang jauh lebih indah dari dirinya.

Sementara Jasmina terhanyut akan pikirannya akan kak Miko. Hari ini, ia tidak melihat kak Miko di sekolah. Kak Miko juga tidak membalas pesannya di WA, padahal Jasmina hanya ingin berterima kasih atas weekend yang indah kemaren. Jasmina merasa, ia harus lebih agresif untuk mengetahui apa sebenarnya tujuan kak Miko selama ini. Benarkan ia ingin jadi pacarnya seperti gombalnya selama ini?

Kedua makhluk itu tidak menyangka kalau mereka sudah di dekat rumah karena terlalu hanyut akan pikirannya masing-masing. Lagipula Cuma butuh waktu 15 menit untuk mencapai rumah Jasmina, sedangkan rumah Bagas hanya selisih 8 rumah dari Jasmina.

Mereka berpisah dengan kikuk, ���See you Jezz", Pikirin lagi yah yang tadi. Inget, win-win solution. Jasmina memasang senyum segaris andalannya dengan mata yang sengaja ia sayu-sayukan.