Jasmina memandang-mandang bayangannya di cermin panjang di kamarnya. Ia telah mencoba setidaknya 6 pasang baju yang akan ia pakai pada kecan pagi ini. Ya, kencan yang sesungguhnya. Kak Miko akan menjemputnya pukul 10, dan masih merahasiakan akan pergi kemana mereka. Ia bahkan ga tau harus berpakaian seperti apa. Sporty? Girly? Tertutup karena ruangan full AC? Pakaian tipis karena mereka akan berada di ruang terbuka dan panas? Atau…
Jasmina akhirnya memutuskan untuk memakai Jeans berwarna hitam, kaos motif bunga ungu-pink kesukaannya dan cardigan putih. Jasmine sudah mencoba beberapa kombinasi, tapi kombinasi ini yang menciptakan ilusi "langsing" untuknya.
Tas yang cocok untuk hari ini serta sepatus kets putih sudah ia siapkan. Rambut cukup di keramas dengan shampoo harum sampai 2 kali agar menimbulkan efek dasyat dan ia sisir rapi. Rambut Jasmina yang hitam, tebal dan sangat lurus, adalah salah satu asset yang ia banggakan.
Ia tidak berusaha untuk memakai make-up tebal. Natural aja, tapi cukup membuat ia terlihat manis. Sukurlah bekas-bekas jerawat pubernya sudah hilang. Ia menyapukan sedikit blush on agar pipi gembilnya terlihat menggemaskan, bukan menggemparkan.
"Jezz, mau kencan ama siapa? Bagas ya?", kak Gading mulai kepo tanya-tanya.
"Gak kok kak, aku tuh mau pergi sama kak Miko, kita mau survey lokasi untuk acara OSIS", jawab Jasmina sekenanya. Ia gak mau kak Gading berspekulasi dengan hubungannya dengan kak Miko. Eh, emang ada hubungan apa antara dirinya dan kak Miko. Ini kan hanya sebuah kencan. Mungkin hanya akan terjadi 1 kali. Satu kali dalam minggu ini, mungkin ada 1 kali lagi minggu depan, dan minggu-minggu berikutnya. Tiba-tiba Jasmina memiliki harapan yang halu…
Pukul 10 teng, dan tiba-tiba bel rumah Jasmina berbunyi. Sontak Jasmina berusaha lari membuka pintu, sebelum kak Gading membukanya duluan. TERLAMBAT. Kak Gading membuka pintu dan menyapa kak Miko. Kedua cowok itu saling bertatapan. Mereka memiliki tinggi yang sama, tapi memiliki postur dan aura yang kontras. Kak Miko yang putih, langsing, sedikit gondrong dan stylish gaya berpakaian ala anak band. Kemeja biru tua yang tidak dikancing, kaos bergambar salah satu band luar negeri terkenal, memakai Jeans (yang sukurnya saat ini bukan yang bolong-bolong seperti yang biasa ia pakai). Rambut agak gondrongnya di sisir rapi ke belakang, masih agak basah karena keramas. Ada aroma maskulin dari parfum yang ia gunakan. Badboy rapi, itulah dia.
Sementara saat ini kak Gading (syukurnya sudah melepas celemek hello kitty), memakai kaos dan celana olahraga yang nyaman. Tubuhnya kekar dan kulitnya lebih coklat dari Jasmina, karena ia sering berolahraga di luar ruangan. Rambutnya super pendek seperti atlit basket, walau ia sebenarnya atlit sepak bola. Seperti halnya kak Miko, kak Gading juga memancarkan aura maskulin, walau saat ini ia tidak menggunakan parfum apapun.
Dua lelaki slaing bertatapan, ada aura kompetisi atau sedikit permusuhan disitu. Gading tau sebenarnya tidak adil bila ia terlalu mencampuri urusan adiknya. Apalagi saat ini, untuk pertama kali, ia melihat Jasmina begitu bersemangat. Jarang sekali ia melihat Jasmina berusaha untuk tampil cantik. Selama ini walaupun ia sudah membantu menurunkan berat badan gadis itu, tapi saat ini fokusnya agar ia sehat.
Dan saat ini gadis sudah tumbuh dewasa. Ia terlihat cantik sekali, dan mulai terlihat seperti mama mereka. Ada rasa haru, bangga sekaligus takut di mata Gading. Ia harus melindungi Gadis ini, tapi ia juga berharap Jasmina bahagia.
"Jangan pulang kemalaman ya dek", Gading akhirnya mengalah dan menepuk-nepuk pelan kepala Jasmin. Gadis itu tersenyum dan memeluk tubuh kekar kakaknya. "Jasmina pergi dulu ya kak Gading sayang", pamitnya. Kak Miko membungkuk sedikit ke arah kak Gading seakan meminta persetujuan dan berterima kasih telah dipinjamkan adiknya untuk hari ini.