Chereads / Pacaran Paksa (Dengan Ketua OSIS) / Chapter 23 - BAB 22: Kencan yang indah

Chapter 23 - BAB 22: Kencan yang indah

Kelas hampir berakhir, Jasmina dan seisi kelas sedang bersiap-siap menanti bel kepulangan sekolah. Jasmina masih belum percaya bila kemaren, untuk pertama kalinya ia menerima lamaran untuk menjadi pacar. Bukan main-main, bukan kaleng-kaleng. Kali ini yang meminta adalah sang Gunung es Bagas Pramudya. Sang ketua OSIS.

Entah kenapa, Jasmina tidak tersanjung. Ia menatap isi kelasnya yang berjumlah 40 siswa-siswi. Iya yakin, setidaknya ada 18 cewek di kelas ini rela antri untuk berada di posisinya, menjadi pacar Bagas. Ihhhhhh… maunya.

Bel akhirnya berbunyi, dan suara-suara riuh dan gaduh menenggelamkan suara Bu Tiwi sang guru Bahasa Indonesia yang sedang memberikan PR. Hari Jum'at memang istimewa, semua seperti terlalu bersemangat menyambut weeken atau akhir pekan. Keempat temannya sudah pergi meninggalkan kelas karena mereka akan mengadakan rapat di sanggar seni, dan Jasmina tidak diundang huhhuhu.

"Hey, akhirnya bebas nih yeee dari sanggar seni. Sedih gak?", tiba-tiba suara merdu kak Miko menyapa Jasmina di meja kelasnya. Jasmina baru aja selesai membereskan tasnya. Senyum kak Miko hari ini cerah banget, padahal sudah pukul 3 sore. Apa dia membawa paket skincare ke sekolah dan selalu mengoreksi minyak dan komedonya? Wajah glowing dan bibir merah dengan rambut yang sedikit acak-acakan. Badboy rapi mah kak Miko.

"Sedih donk, apalagi mikirin apa yang bakal Sharon kerjain disitu. Ya sudah deh semoga mereka aman-aman aja", jawab Jasmina terkikik dan diikuti kak Miko yang juga ikut tertawa ringan.

"Jezz, temenin kakak makan bakso yuk, di deket persimpangan sekolah kita ada tuh, enak kok", pinta kak Miko dengan tampang manisnya. Awww siapa juga yang mau menolak. Apalagi gerai bakso yang kak Miko sebutin tadi, adalah kesukaan Jasmina dan keempat temannya. Bila mereka baru dapat honor dari job nari, mereka biasanya akan merayakannya disitu. Bosa dibayangkan bila sekarang makan disitu, pasti masih banyak siswa 1001 yang akan makan disitu juga.

"Sekarang kak? Tapi masi pakai baju sekolah nih", jawab Jasmina grogi. Loh, emang biasanya juga Jasmina ke situ masih pakai baju sekolah. Trus apa hubungannya? Jasmina mulai mengutuk diri karena terlalu antusias, terlalu grogi, apalagi melihat tampang kak Miko. Antara bingung, senang, dan lucu melihat juniornya ini. Kak Miko mungkin dapat mendengar deg-degan di jantung Jasmina.

"It's fine. Kamu uda cantik kok", jawab kak Miko dengan tampang yang aneh. Bukan gombal, bukan dingin, bukan basa-basi. Ketika ia melirik kak Miko, cowok itu menatap matanya dengan lembut. Ajakan yang terlalu indah untuk di lewatkan.

------

Mereka sengaja duduk di pojokan yang sepi di counter bakso dekat sekolah. Benar saja, beberapa meja sudah dipenuhi oleh para pelahar dari SMA negeri 1001. Beberapa cowok menyapa kak Miko, dan beberapa cewek menatap Jasmina dengan tampang tidak percaya. Mungkin dalam hati mereka, Kok bisa si Jasmina ini diajak kencan oleh Miko. Atau mungkin sebagian akan berspekulasi, mungkin ini adalah calon fans yang akan Miko pacari selama sebulan atau dua bulan dan berakhir dengan patah hati.

Apapun itu, Jasmina tidak perduli. Ia hanya ingin menikmati momen ini. Untuk pertama kalinya ia makan berdua dengan seorang cowok, dan orang itu adalah KAK MIKO!

"Yasmin sayang, kok kamu sejak jadi sekretasris OSIS, sombong sih sama kakak?", tanya Miko menggoda. "Mentang-mentang sekarang uda ada Bagas yaaa?".

"Sembarangan kak!", Jasmina hampir menyemburkan kuah bakso dari mulutnya. "Kakkk, sekali lagi yaa, namaku tuh Jasmina, panggil Jasmin juga bole. Aku mah di OSIS belum banyak kerjaan kok. Rapat mingguan OSIS baru akan mulai minggu depan. Projek pertama ya pentas seni 5 sekolah 3 bulan lagi nih di lapangan Tanah Merah. Ada beberapa undangan dari instansi dan sekolah lain. Kalau bulan depan sih paling mau ngadain bulan penghijauan di sekolah. Belum terlalu banyak kok".

"Kalau panggil sayang boleh gak?", kak Miko tiba-tiba lari ke topik yang lain. Dan kali ini Jasmina tidak sengaja tersedak kuah bakso. Kak Miko refleks memukul-mukul pelan punggung Jasmina. Terlihat beberapa pasang mata sedang menatap mereka curiga. Kak Miko tertawa renyah. "Hahahahah Jasmin sayang, kalau makan tu yang tenang, jangan sampe nyangkut gitu. Ntar sambelnya lari ke hidung bisa bahaya loh", ejeknya.

"Apaan sih kak Miko. Eh by the way kak, udah dapet blon manager baru untuk band kakak? Maaf loh ya aku ga bisa bantuin lagi. Sepertinya bakal agak sibuk nih sama tugas di OSIS dan kak Tyas masih minta aku bantuin dikit-dikit di sanggar seni".

Miko tersenyum sambil mengacak-acak rambut Jasmina, "It's ok manis. Tenang aja. Hayo ah makanannya di abisin. Nanti aku anterin kamu pulang. Jasmina mengangguk patuh seperti seekor anak anjing yang super lucu. "Hemmm singkat banget donk kencan kita kak Miko", komentar Jasmina bercanda. Asliiiii. Cuma bercanda.

Kak Miko tiba-tiba terdiam dan memasang tampang serius tapi indah. Bingung kan? Maksudnya serius, tapi dengan mata yang teduh dan mengundang, bibir hampir tersenyum, dan sekilas seperti grogi, tapi bukan. "Ini bukan kencan Jasmin. Tapi kamu mau kan diajak kencan beneran? Besok gak ada acara kan dari pagi sampai sore?"…

Jasmina tersedak lagi, dan kali ini ia terbatuk cukup lama.