Jasmina tersentak dan kemudian memasang tampang melongo menatap sang Gunung es. Benarkah? Benarkah ini sang gunung es? Laki-laki yang sangatttt sulit didekati apalagi diajak bicara, baru saja menembak Jasmina untuk menjadi pacarnya? Secara refleks Jasmina memegang dahinya untuk mengecek tempratur, tapi sepertinya normal. Hanya saja ia mulai mengeluarkan keringat dingin.
"Barusan ngomong apaan Gas? Pacaran? Siapa sama siapaaa?", Tanya Jasmina dengan wajah galak.
"Ya kitalah, memangnya ada orang lain disini", jawab Bagas dengan tatapan dingin. "It's a win-win solution Jasmina. Jadi gini, ada beberapa alas an logis kenapa kita harus pacaran.
1. Bisa meningkatkan popularitas seorang Jasmina, hitung-hitung sebagai kompensasi karena insiden "Piggi Bank"
2. Kita bisa bekerja sama dan berkomunikasi dengan lebih baik dan efisien sebagai ketua dan sekretaris.
3. Sebagai tameng yang bagus untuk para "Jasmina haters" atau lebih tepatnya "Bagas lovers" sehingga Jasmina terhindar dari perbuatan yang tidak menyenangkan.
"Gimana Jezz? Bagus kan idenya?", Tanya Bagas, yang dengan herannya tampangnya santai seperti baru saja menawarkan permen.
"Aku tuh heran ya Gas, kok bisaaaa kamu puny aide kayak gini. Orang gilak kamu Gas! Bisa-bisanya kita pacaran. Akur aja enggak, ngobrol aja jarang, apa lagi suka!", cerocos Jasmina tidak sabar.
Mereka sudah hampir sampai di dekat rumah Jasmina, tapi Bagas mengajaknya berjalan keliling 1 putaran blok karena masih ada yang ingin ia bicarakan (atau yakinkan). "Aku tau mungkin permintaan aku aneh. Tapi percaya deh, ini ada, atau bahkan banyak manfaatnya. Aku uda mikirin ini mateng-mateng, dan sepertinya momennya pas. Atau gini aja Jezz. Kita pacaran, hanya sampai Prom night senior kita selesai", yakin Bagas.
Hah? Prom Night? Itu sekitar 8 bulan lagi. Jadi dia ingin pacaran kontrak? Tentu saja, Bagas memang tidak menyukainya. Tidak ada yang menyukai Jasmina, setidaknya sampai saat ini, belum pernah ada yang memintanya menjadi pacar mereka. Dan sekarang, ada idola sekolah yang memintanya menjadi pacar kontraknya, dengan entah tujuan apa. Seketika Jasmina menjadi sedih.
Jasmina menatap wajah tampan Bagas dengan muak. Ia dengan seluruh kemampuan dan kelebihan-kelebihannya, merasa ia bisa melakukan apa saja. Dahulu mereka bilang Bagas sengaja menjauhkan diri dari skandal pacaran agar ia bisa menciptakan Imej yang sempurna tentang pelajar teladan. Kalaupun ia memutuskan untuk memiliki pacar, kenapa ia tidak mengambil pelajar Grade A yang memiliki kapasitas seimbang. Bukan seorang Jasmina yang biasa-biasa saja. Apa tujuannya?
"Jadi, maksud kamu, kita akan pacaran pura-pura, walau kita gak saling suka, sampai Prom night senior kita? Sehari setelah prom night kita akan putus?", Jasmina bertanya dengan tampang sarkastis.
"Yes, begitu rencananya", jawab Bagas dingin.
"Dan selama kita BERRRRR pura-pura pacaran itu, kita tidak hanya akan menjalankan peran sebaga ketua dan sekretaris, tapi juga sepasang kekasih SMA? Begitu? Kita juga akan mempublikasikan hubungan pacaran kita secara terang-terangan di sekolah dan juga pergi berkencan gitu?", Tanya Jasmina dengan tampang setengah emosi, dimana kepalanya seperti sedang di aduk-aduk dengan kuah sop panas.
"Yaaaa, bole juga. Yang pasti satu sekolah harus tau donk kita punya hubungan. Agar orang-orang yang berniat untuk ngejek kamu, ngerkain kamu, akan berhenti. Justru mereka akan hormat sama kamu donk, sang pacar ketua OSIS, bener gak?", Tanya Bagas cool sambil mencondongkan wajahnya ke muka Jasmina.
"Kencan boleh juga, dan harus kita upload ke media sosial masing-masing. Penting untuk dokumentasi agar orang lain tau kalau kita punya hubungan yang manis".
"Selain kita harus putus setelah prom night, ada syarat yang lain?".
"Hemm… selama kita pacaran, ya kita pacaran. Walaupun ini seperti acting. Jadi kita akan mencoba untuk saling setia, saling menjaga perasaan masing-masing, dan saling mendukung. Dan jangan pernah cerita kepada orang lain kalo kita Cuma pacaran kontrak".
"Hanya itu?", Jasmina bertanya dengan lembut. Saat ini mereka akhirnya benar-benar sampai di depan rumah Jasmina.
"Ya, walau nanti pasti ada beberapa perubahan, ya kita fleksibel lah", jawab Bagas sambil tiba-tiba menggenggam tangan kanan Jasmina. Jasmina kaget dan refleks menarik tangannya.
"Jadi pacar kontrak Ketua OSIS? Ogahhhhh", jawabnya sambil berlari menuju rumahnya dengan perasaan kesal.