Kelana mengambil sebuah kotak usang berdebu di sudut lemari pakaiannya…
Dengan berkaca kaca ia membuka kotak itu perlahan.
Isinya foto foto usang ayahnya yang sedang menggendongnya ketika kecil dan sebuah surat yang telah lusuh.
Ibu dan abangnya tidak pernah tahu jika kelana mengetahui sebuah rahasia…rahasia yang di sembunyikannya dari siapapun…rahasia yang melukai
hatinya..
Sore itu ayahnya pulang lebih cepat dari biasanya. Ibu dan abangnya sedang ke pasar sore.
Kelana yang saat itu berusia tujuh tahun tentu saja sudah dapat mengingat beberapa kejadian secara detail.
"Pa..papa mau kemana? kelana ikut?," tanya kelana ketika ia melihat ayahnya memasukkan beberapa potong pakaian ke dalam sebuah tas ranselnya.
Ayahnya membungkuk dan memeluknya. Di usapnya kepala kelana pelan "Papa minta maaf ya kelana, tapi papa harus pergi. Papa titip surat untuk mama kamu ya tolong di kasikan ke mama setelah papa pergi ya nak.,"
Kelana tak kuasa menahan tangisnya, ia menangis dengan keras.
"Jangan pergi pa,kelan ikut….paa..jangan pergi,"Dan teriakannya semakin kencang ketika ayahnya berjalan keluar rumah.Kelana kecil mengejar ayahnya hingga ke halaman rumah mereka. Di peluknya erat kaki ayahnya agar lelaki itu tidak pergi meninggalkannya. Namun ia terkejut..di seberang jalan sana ada seorang wanita yang sedang menunggu ayahnya sambil melambaikan tangan
lelaki itu menghempas kasar tubuh kelana. Kelana terjatuh ke tanah. Dia menangis sekeras kerasnya. Tetapi lelaki yang di panggil papa itu tetap berlari menuju wanita muda yang sedang menunggunya. Hati kelana hancur. Airmatanya tak mau berhenti "Papa jahat! papa jahat! kelana benci papa!,"teriak kelana.
Kelana menangis ber jam jam,namun akhirnya ia sadar ayahnya tak akan mungkin kembali. Ia mengambil surat yang di titipkan ayahnya dari kantong roknya.Di sembunyikannya surat itu di dalam sebuah kotak di bawah tempat tidurnya. Ketika malam itu ia melihat jenasah ayahnya yang telah bungkusi kain kafan ia hanya bisa terdiam dan bingung karena setahu dia ayahnya pergi bersama seorang wanita.
Bertahun tahun ia tak berani membaca surat itu.Ibu dan abangnya tak pernah tau tentang surat itu. "Mungkin ini saat yang tepat untuk membaca surat papa,"kelana membathin. Tujuh tahun telah berlalu. Kelana membuka surat itu pelan pelan, tangannya gemetar dan lidahnya tercekat membaca isi surat itu.
istriku retno
Terimakasih telah menemani hidupku 12 tahun in dan memberikan aku kehangatan dua orang putra dan putri. Pino dan kelana, dan seorang lagi yang masih dalam kandunganmu.Selama ini mungkin kamu tidak pernah tahu kenapa selama ini aku hanya diam dan jarang tersenyum. Aku tertekan hidup bersamamu retno…sumpah, aku tertekan…Aku tidak bisa mencintamu..
Setiap bangun pagi aku hanya merasakan siksaan hari baru telah datang. Bahkan aku tak sanggub memandang wajahmu agar aku tak membencimu…
Sejak kita di jodohkan dulu harusnya kamu menolak. Aku percaya kamu juga sama tersiksanya seperti aku.
Aku juga bosan hidup hidup bersamamu. Sejak kehadiranmu dalam keluarga kami perlahan tapi pasti usaha ayahku hancur. Kamu dan keluargamu seperti membawa sial bagi kami.Dan aku mendapati bahwa hatiku membenci kamu.
Beberapa tahun terakhir ini sebenarnya aku menjalin hubungan lagi dengan mantan kekasihku. Kami saling mencintai dan aku bahagia bersamanya.Maafkan aku retno tapi aku sudah tidak sanggub lagi bertahan.
Dan surat ini pun sebagai tanda bahwa aku telah menceraikan kamu.
Sekali lagi..maafkan aku.
Aku berharap kamu bahagia.
Ttd
David Anggoro
Kelana terdiam membaca surat itu. Tubuhnya bergetar hebat.
Ia teringat saat jenasah ayah yang tidak pernah di lihatnya di bawa ke rumah mereka. Jenasah itu telah terbungkus kain kafan dan di letakkan di atas peti mati. Ibu nya menangis meraung namun saat itu seakan akan dunianya telah runtuh.
Baginya saat itu kematian ayahnya di anggab sebagai suatu penebusan dosa.
Sejak saat itu hidup mereka sangat sulit. Mereka harus berpindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya. Terkadang bahkan mereka di usir oleh pemilik kontrakan karena ibunya tidak sanggub membayar sewa.
Dan rumah mereka selalu saja penuh pakaian orang orang yang harus di cuci dan di setrika. Karena ibunya menjadi buruh cuci. Kelana selalu melihat ibunya menyetrika bertumpuk tumpuk pakaian hingga dini hari hanya agar mereka bisa makan keesokan harinya.
Hati kelana bergejolak. Ia membenci ayahnya tapi juga ibunya.
Tiba tiba bunyi notifikasi pesan di handphone nya berbunyi.
" Yank,udah bobok?,"sebuah pesan dari eddo.
"Belum kak,nggak bisa bobok.Kelana kangen,"
"Sama,kak eddo juga kangen.Buka jendela donk, kak eddo lagi di luar nih,"
Kelana sontak berdiri..dia terkejut setengah mati,"
"Kak eddo mau ngapain ?ada mama kak di kamar sebelah,"ketik kelana panic.
"Nggak apa apa ah.Buka aja dulu jendelanya,banyak semut nih disini,"
Kelana meletakan hanphone nya di atas meja dan pelan pelan ia membuka jendela kamarnya dan eddo melompat masuk dalam kamar kelana.
Kelana cepat cepat menutup jendelanya dan langsung berbalik memeluk eddo.
" Koq bisa senekad ini sih?," kelana berbisik sambil tersenyum
"Kan kangen kamu,"bisik eddo di telinga kelana sambil tersenyum nakal
Tidak perlu menunggu lama,eddo langsung menyergab tubuh kelana. Di lepasnya cepat daster mini kelana, bibirnya melumat bibir kelana dengan penuh nafsu hingga ke leher dan ke dadanya. Kelana menggelinjang nikmat.Nafas keduanya memburu memecah keheningan malam.
Kelana terjaga keesokan paginya dan di dapatinya jendela kamarnya terbuka. Eddo tak ada, mungkin ia telah pergi saat subuh tadi.
Kelana menggigit bibirnya pelan. Pagi ini terasa sangat cerah, ia tersenyum.
Pagi ini pino bertemu dengan kepala sekolah sebagai wali orangtua kelana. Akhirnya kelana di perbolehkan masuk kelas seperti biasa dengan menandatangi surat perjanjian bahwa tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Namun entah mengapa pelajaran kelas sepertinya sudah tidak menarik lag baginya. Di pikirannya hanya ada eddo dan eddo juga sepucuk surat mendiang ayahnya.
Shinta tiba tiba menarik rambut kelana pelan,"Tumben lo masuk kelas, kemana aja sih lo..koq nggak bilang bilang?Ayoo ceritaa donk,"shinta memanyunkan mulutnya lucu di depan kelana.Kelana tertawa melihat tingkah shinta.
"Lo mau tau aja atau mau tau banget?,"kelana mengerling nakal pada shinta
"Mau tau banget laah,"shinta mendekatkan telinganya ke bibir kelana
"Gue udah ML,"bisik kelana
"Apa? Lo gila?,"J]erit Shinta. Jantungnya hampir berhenti.
Seluruh kelas menoleh ke arah mereka.Kelana cepat cepat menutup mulut sahabatnya itu dengan tangannya.
Kelana tiba di rumah dengan perut lapar. Ia bergegas menuju meja makan, hhmm makan siang yang lezat..sayur asem, tempe bacem, ikan goreng dan sambel terasi.
Kelana duduk sambil makan dengan lahap, namun sayup terdengar suara tangisan .
"Lho siapa yang nangis? Masa mama,"bathin kelana
"Ah..masabodoh lah. Makan dulu,laper banget,"
Kelana makan pelan pelan, menikmati setiap butiran nasi beserta sambel super pedas itu. Bibirnya terukir sebuah senyuman puas ketika makanan dalam piringnya telah ludes.
Kelana mencuci tangannya di wastafel dapur. Piring makannya di letakkannya begitu saja. Ia berjalan riang menuju kamarnya.
Tetapi betapa terkejutnya kelana, di lantai kamarnya retno sedang membaca surat itu. Surat yang di titipkan ayahnya tujuh tahun silam.
Kelana berlari memeluk ibunya, "Maafkan...maafkan kelana ma..harusnya kelana buang aja surat itu,"bisik kelana lirih.
Rupanya kelana lupa menyimpan kembali surat itu. Surat keji itu tergeletak begitu saja di atas meja belajarnya.
Retno berdiri dengan tubuh lunglai yang hampir roboh,ia berjalan menuju kamar tidurnya sendiri. Kelana hanya bisa memandang punggung ibunya dengan penuh penyesalan.
Di kamar, retno menangis sejadi jadinya. Ia membenamkan wajahnya di bantal dan berteriak sekencang kencangnya.
Bertahun tahun ternyata dia telah tertipu?suami yang ia pikir begitu baik dan mencintainya ternyata pergi dengan perempuan lain di malam kematiannya.
" Apa ini..,kenyataan apa ini….Tuhaan….kenapa dia tega,"retno terisak.
Kelana mengetuk pintu kamar ibunya berkali kali, namun retno terlalu sedih untuk memalingkan wajahnya.
Dia hanya terdiam dan memandang ke foto pernikahannya di dinding kamar tidurnya.
Mereka memang menikah karena di jodohkan,namun setelah kelahiran pino ia merasa jatuh cinta pada david suaminya dan ia merasa david pun demikian karena david selalu memperlakukannya dengan sangat baik dan mesra.
Ia tak menyangka bahwa semua kasih sayang dan perhatian david ternyata hanya palsu untuk menutupi kedok yang sebenarnya.
Tiba tiba retno tersadar,ketika david meninggal sedikitpun dia tak pernah di ijinkan untuk melihat jenasah david.Begitu ia tiba di rumah sakit,jenasah david telah di bungkus kain kafan dan ia tidak boleh membukanya.Keluarga david beralasan bahwa jasadnya hancur.
Mata retno tiba tiba terbelalak "Apakah david masih hidup? apakah kematiannya juga hanya skenario semata?,"
Jantung retno bagai tertusuk besi tajam.Sakit sekali rasanya,dia berjalan tertatih ingin meraih gagang pintu,namun tiba tiba pandangan matanya terasa gelab, kamar itu seolah berputar dan ia jatuh pingsan.
Pino yang baru saja keluar dari kamar mandi,terkejut melihat kedua adiknya berdiri di depan kamar ibu mereka "Ada apa ini ,"ujarnya sambil melihat kea rah kelana.Kelana ketakutan sambil menggelengkan kepala.Tiba tiba terdengar suara benda jatuh dengan keras. Tanpa pikir panjang pino mendobrak kamar retno,dan ia menemukan ibunya pingsan di lantai kamar.
Kelana dan rudi berteriak histeris. Pino membopong tubuh ibunya ke atas tempat tidur.
" Ambil minyak kayu putih,"teriaknya pada kelana
Kelana berlari menuju laci meja tv, ibunya biasa menaruh obat-obatan dan minyak kayu putih di sana. Bergegas di ambilnya botol itu dan di serahkannya kepada pino.
Pino menggosokkan minyak kayu putih ke telapak tangan dan telapak kaki ibunya yang dingin.
Rudi menangis memeluk kelana, tampaknya anak itu begitu takut akan kehilangan ibunya.
Tak lama kemudian, retno membuka matanya perlahan.Dilihatnya ketiga anaknya yang duduk di kaki tempat tidurnya. Hatinya terasa sangat sakit,tanpa sadar ada airmata yang bergulir di sudut matanya.
"Mama ada apa..?ayo ceritakan ke Pino,"tanya pino lembut.
Di raihnya tangan ibunya dan pijat pijatnya di antara ibu jari dan telunjuk.
"Mama nggak apa apa nak,sepertinya penyakit lambung mama kambuh..dari semalam mama lupa makan,"retno berkata pelan sambil memalingkan wajahnya. Ia tidak tega menatap pino. Ia tahu perjuangan anak lelakinya itu setelah papanya tiada. Namun kematian david ternyata palsu. Ingin rasanya ia mencabik cabik tubuh david karena telah memberikan penderitaan pada mereka.
Tiba tiba retno berbalik menatap kelana tajam seolah mengatakan bahwa pino tidak boleh mengetahui tentang surat ayahnya. Kelana mengangguk kearah ibunya. Sudut matanya mencari cari surat ayahnya itu namun ia tidak menemukannya. "Apakah mama telah menyimpannya ? atau membuangnya?kenapa tidak ada?,"
"Kelan,buatkan mama susu panas ya,"ujar pino pada kelana
"Iya bang,"
"Ma,coba ceritakan ke pino..ada apa ma…? Kenapa mama pingsan,"tanya pino lagi yang tak percaya jika penyakit lambung ibunya kambuh
Tapi retno hanya menggelengkan kepala…
"Ya sudah..nanti susunya di minum ya ma,lalu tidur.Mama harus istirahat yang cukup.Minggu depan cuti pino habis,pino harus kembali kerja…mama harus jaga kesehatan,"
"Terima kasih anakku..kamu selalu menjaga mama dan adik adikmu. Maafkan mama,"suara retno tercekat. Airmatanya hampir tumpah, namun ia tahan.
Malam itu retno tidur bersama kelana dan rudi.Ia memandang wajah rudi yang terlelap di sampingnya. Wajah putranya yang paling mirip dengan david,lelaki yang di cintainya tapi yang kini di bencinya.
Tanpa sadar retno memalingkan wajahnya dari rudi.
Didalam gelapnya malam,retno tidak pernah tau ada sepasang mata yang memandang mereka dari pintu yang terbuka dengan tatapan terluka.
Di tangannya ia memegang sebuah surat. Surat dari ayahnya tujuh tahun yang lalu dan pemuda itu mengepalkan tangannya kuat kuat.
Ia berjanji dalam hati akan terus melindungi ibu dan adik adiknya apapun yang terjadi..
Sejak usia 12 tahun,ia telah kerja keras banting tulang bersama ibunya.Ia bahkan ia rela mengubur impiannya untuk menjadi dokter demi adik adiknya bersekolah.Dan kini hatinya hanya di penuhi dengan amarah dan dendam pada ayahnya yang telah menipu mereka dengan keji.
"Aku akan mencarimu,David Anggoro.JIka perlu hingga ke ujung dunia sekalipun,"pino menatap potret ayahnya dengan penuh kebecian.