Eddo menjemput kelana sore itu."Ayo kelana buruan,sebelumnya kita ke mall ya.Kamu harus ganti baju lalu ke salon,"eddo melirik kelana dari atas hingga bawah.Kelana hanya mengangguk,ia bahkan tidak bertanya apapun.
Pukul 21.00 wib,mobil eddo berhenti di sebuah hotel bintang lima.Eddo memberikan kelana sebuah kartu pintu."Kamar nomor 412,lantai 5.Jangan kecewakan aku.Ingat mama kamu butuh biaya untuk operasi,"ujar eddo dingin.
Kelana menatap eddo lama tanpa berkedip,hatinya terasa sangat sakit.Ia tahu apa artinya itu.Tapi ia tidak mungkin mundur,semuanya telah di persiapkan oleh eddo. "Ma,bang pino maafkan kelana,"kelana memejamkan matanya perlahan sebelum kemudian turun.Eddo memutar mobilnya dan pergi tanpa sepatah katapun lagi.
Kelana berjalan menuju meja receptionist dan menunjukkan kartu kamar.Seorang receptionist wanita menunjukkan arah jalan padanya.Berpenampilan bak modek,sepatu bertumit tinggi dengan rambut di gerai panjang dan gaun terusan berwarna hitam dengan sebuah tas tangan kecil Ia sama sekali tidak tampak seperti anak remaja berusia 15 tahun.Kulit kuning langsat dan leher yang jenjang membuat ia tampil seperti wanita dewasa.
Akhirnya kelana sadar bahwa eddo merusaknya hanya untuk menjualnya.Masa depannya telah hancur.tanpa sadar airmatanya mengalir perlahan.Ingin rasanya ia berlari dari tempat itu tapi jika ia mundur bagaimana operasi ibunya?dalam galau hatinya tiba tiba ia telah berdiri di depan pintu kamar nomor 412.
Kelana mengetuk pintu perlahan,lalu menempelkan kartu kamar di touch screen pintu.Ia melangkah masuk ke dalam kamar.Tampak seorang pria berusia awal 40 tahun sedang duduk di sofa sambil memegang segelas minuman.
Tubuhnya tinggi dan atletis.Kulitnya kuning langsat bersih,dengan sedikit jambang di wajahnya.Rahang yang kuat dan mata yang sipit.Pria itu terlihat tampan.
"Ayo sini,kamu pasti dita bukan?."ujar pria itu.
Kelana mengangguk,ia ingat bahwa eddo telah memberinya nama panggung yaitu dita.
"Ayo duduk sini dekat saya,kamu mau minum apa?,"pria itu menarik lengan kelana dan duduk di sisi nya. Ia menuangkan seperempat gelas minuman pada gelas kelana.
"Di minum ya,supaya kamu lebih santai,"
Kelana mengambil gelas itu dan meminumnya hingga habis.Pria itu tertawa melihat tingkah kelana.
Tiba tiba pria itu berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.Tak lama kemudian ia keluar dengan hanya memakai jubah mandi.Ia berjalan ke arah kelana dan berbisik"Saya sudah bayar mahal untuk kamu.Saya harap kamu tidak mengecewakan seperti kata eddo,"pria itu tersenyum misterius.
Ia menarik lengan kelana agar berdiri.Di belainya lembut rambut kelana,dan perlahan bibirnya mencari bibir kelana dan melumatnya.Sebelah tangannya membuka resleting gaun kelana, dan sekali singkap kelana telah telanjang. Kelana membalas ciuman pria itu dengan sangat bergairah.Sontak pria itu terkejut,matanya berbinar senang.Kelana melayani pria itu dengan sangat baik,di pikirannya hanya ada satu yaitu uang dan uang.Ibunya harus segera di operasi.
Malam itu terasa sangat panjang dan panas.Bahkan di saat subuh pun pria itu masih lagi menginginkan kelana.
Kelana terjaga ketika telephone genggamnya berbunyi.Sontak ia terbangun dari tidurnya.Ternyata dari eddo.
"Hallo,om angga senang dengan pelayanan kamu.Makasih ya sayang.Bisa pulang sendiri kan?Kita bertemu di rumah sakit ya satu jam lagi.Bagian kamu aku berikan di sana,"ujar eddo di telepon.
Kelana beranjak turun dari tempat tidur yang acak acakan itu.Tapi matanya tertuju pada segepok uang di atas meja.Ada sebuah nota di bawahnya "Thanks ya kamu luar biasa sekali semalem,saya dengar ibu kamu sakit.Ada tambahan untuk kamu dan jangan beritahu eddo.Bayaran kamu sudah saya transfer,"
Kelana menghitung uang tersebut ada sepuluh juta rupiah.Hatinya sangat senang.Ia pun bergegas mandi untuk pergi ke rumah sakit.
Kelana tiba di rumah sakit hampir berbarengan dengan eddo.Eddo memberikan ia sebuah kartu ATM.
"Dalam kartu itu ada 30jt.Masih kurang kan untuk biaya mama kamu operasi.Malam ini kamu harus kerja lagi.Kak Eddo jemput jam 8 malam.Ingat dandan sendiri yang cantik,"ujar eddo sambil beranjak pergi.
Kelana terdiam membisu.Ternyata hubungannya dengan eddo hanya sebatas nafsu dan bisnis.Eddo tidak pernah mencintainya..tidak pernah.
Retno menjalani operasi besar pagi ini.Sudah tiga jam ia berjuang melawan maut di ruang operasi.Kelana tak henti hentinya berdoa dalam hati agar ibunya di berikan kesempatan untuk hidup.
Enam jam berlalu dan lampu emergency ruang operasi telah padam.Seorang dokter keluar dari ruangan itu.
Kelana bergegas menghampiri "Mama saya bagimana dokter?,"tanya kelana gugub.
"Operasinya berjalan lancer,pendarahan otaknya sudah berhenti.Sebentar lagi ibu kamu akan kami pindahkan ke ruang perawatan intensive karena ibu kamu masih belum sadar.Silahkan ke bagian administrasi untuk mengurus pemindahan ke kamar ya,"ujar dokter itu sambil tersenyum lembut.
Kelana mengurus segala sesuatunya sendiri.Eddo yang di harapkan menjadi pendampingnya ternyata hanya menjualnya lalu tidak perduli.
Sore ini retno di pindahkan ke ruang perawatan.Kelana senang akhirnya ia berhasil mengurus ibunya dengan baik,walaupun jangan pernah di tanya darimana ia memperoleh uang tersebut.
Setelah menjalani operasi itu retno koma tak sadarkan diri.Namun sesuatu yang aneh terjadi.Pikiran alam bawah sadarnya melihat sesuatu,ia melihat kelana yang sedang berjalan menuju jurang yang dalam. Ia berteriak memanggil kelana sekencang kencangnya namun kelana seperti mayat hidup yang tidak mendengar apapun.
Kelana terus berjalan menjauh dan jalan itu semakin lama semakin gelab.
"Kelana..jangan kesana nak.Ayo kembali,mama disini….kelana..kelana …ayo kembali,"teriak retno.
Tapi kelana terus berjalan.Retno ingin berlari mengejar kelana namun sesaat kemudian ia tersadar bahwa kaki dan tangannya terikat.Ia berteriak sejadi jadinya namun tak ada yang mendengar.Bayangan kelana semakin menjauh dan menjauh.Ia merasa seperti tersedot kelama pusaran ruang waktu.Ia seakan tenggelam dalam palung laut yang dalam.Nafasnya hampir habis ketika di lihatnya sebuah cahaya muncul di atas kepalanya.
Malam kelana berjalan lagi di koridor hotel yang sepi.Hatinya kosong dan sepi.Kini ia tak bisa lagi tersenyum.Di ketuknya sebuah pintu kamar,tampak seorang pria bertubuh tambun dan bau alkohol menyambutnya.Menariknya ke kamar dan langsung melucuti pakaiannya satu persatu.
Segepok uang di leparkan di atas kasur setelah ia selesai dengan kelana.Tanpa sepatah katapun pria itu bergegas berpakaian dan meninggalkan kelana yang terbaring di tempat tidur seperti mayat hidup.
Kelana menghitung uang yang di tinggalkan itu,10 juta tip dari pria itu.Kelana memasukkan uang itu dalam tasnnya tanpa expresi.
Keesokkan harinya ketika ia mengecheck mobile banking tampak transferan eddo sebesar 30juta telah masuk rekeningnya.
Sejak hari itu,hampir setiap malam kelana bekerja dan bekerja.Dari satu hotel ke hotel lainnya.Uang banyak yang dulu selalu di rindukannya tampak tiada artinya lagi.
Kelana sudah tidak pernah lagi pergi ke sekolah.Dan ia mendapatkan surat peringatan terakhir kalinya bahwa ia akan di keluarkan dari sekolah.Tapi kelana tidak sanggub pergi sekolah,ia merasa begitu kotor dan najis.
Kelana duduk di sudut kamarnya sambil menekan tombol on off lampu tidurnya.Pikirannya kosong,harga dirinya telah hilang.Ia seperti mayat hidup.
"Apakah aku begitu tidak berharga ya Tuhan?aku menyesal pernah mengenal eddo dalam hidupku,"kelana menatap tembok kamarnya dengan nanar.
Impiannya menikah dengan seorang pangeran berkuda yang menjemputnya dengan sebuah kuda putih dan membawa buket bunga pupus sudah.Tak ada lagi yang tersisa hanya impian di atas airmata.Gadis muda itu telah menjelma sebagai seorang pelacur kelas atas.