Chapter 8 - Topeng

Bram bergegas ke rumah kelana.Pintu rumah itu kebetulan terbuka,bram melangkah masuk ke dalam.Dan di dapatinya keluarga kelana sedang menangis histeris.Ibunya pingsan sambil memeluk sebuah pigura foto.

Bram mematikan tv dan mengatakan pada siti untuk membuatkan secangkir teh jahe dan sebuah sendok kecil.

Bram duduk di samping kelana dan di tenangkannya gadis itu.

"Ada apa sebenarnya,kalian mengapa menangis?,"tanya bram

"Kapal queen lady tenggelam,kakakku salah adalah satu awaknya yang hilang,"ujar kelana terbata bata.

Tak lama mba siti datang membawa dua cangkir teh.

"udah minum dulu tehnya,"

"Maaf,aku boleh bantu mama kamu nggak?,"ujar bram sambil menoleh kearah kelana.

"Oh maaf merepotkan,sudah aku aja.Harus bagaimana ini?,"tanya kelana bingung ketika di lihatnya bram duduk di samping retno.

"Ya sudah kalau gitu,di tuangkan dikit dikit ke mulut mama kamu ya.Jahe membantu agar mama kamu lekas siuman,"

Kelana menuangkan teh jahe di ujung sendok ke mulut retno,benar saja tak lama kemudian retno terbatuk dan membuka matanya.

"Tante dan kelana tenang dulu.Memang semua awak kapal queen lady di nyatakan hilang tapi kan belum ada berita lanjutan kalau ada korban jiwa.Sebaiknya kita berdoa dan serahkan pada Tuhan.Biar jalan Tuhan yang terbaik yang terjadi,"ujar bram sambil menatap kelana dan retno bergantian.

Retno menatap bram tak berkedip,ia merasa tidak asing dengan wajah itu."Dimana aku pernah melihatnya?sepertinya dia hanya lebih tua setahun dua tahun dari pino.Siapa dia?,"

"Ohya tante,nama saya bram.Rumah saya di seberang.Kalau butuh bantuan kasitau saya saja,"bram tersenyum.

Retno mengangguk lemah.Kelana merasa tenang dengan kehadiran bram di rumah mereka.

Lewat tengah malam,bram kembali ke rumahnya.Dia berjalan menuju sebuah ruang bawah tanah.Ruangan itu gelab seperti studio foto.

Ia menyalakan saklar lampu dan berjalan menuju dinding.Kemudian ia menempel sebuah foto di sana.Foto pino,yang tadi sempat ia ambildari meja. Bram mundur beberapa langkah,tanpa expresi di tatapnya dinding ruangan itu yang penuh dengan foto.Foto retno.

Siang itu kelana duduk kafe sebuah hotel.Di depannya ada secangkir kapucino.Ia menunggu angga.

Angga tiba 15 menit kemudian. "Udah lama non?,"tanya angga sambil duduk di depan kelana.

"Belum koq baru juga 15 menitan,"kelana tersenyum.

Siang itu ia mengenakan kemeja hitam dan celana jeans.Rambutnya yang panjang di biarkan tergerai.Angga selalu tergila gila melihat senyum kelana.

Kelana mirip seseorang yang di kenalnya semasa ia muda dulu. Tapi kebodohanlah yang membuat ia meninggalkan wanita itu tanpa pernah memperjuangkannya.Dan kini ia seakan menemukan wanita itu dalam diri kelana.

Setelah membayar bill,angga mengajak kelana ke hotel tempat mereka biasa menginap.Kerinduan angga dan kelana berbaur menjadi satu disana. Angga seolah telah lupa bahwa ia mempunyai istri dan dan seorang anak yang masih kecil.Pesona kelana telah membutakan matanya. Setiap pulang ke rumah ia hanya semakin jenuh melihat wajah istrinya yang telah di anggab tua dan jelek.Tidak sebanding dengan kelana yang muda,segar dan cantik.

Permainan kelana pun membuat angga seakan terhipnotis.Angga selalu menginginkannya lagi dan lagi,tidak perduli rentang usia mereka seperti ayah dan anak gadisnya.

Bagi kelana,angga adalah pria dewasa yang mempesona.Bersama angga ia merasa di harga,di inginkan. Dan angga selalu memperlakukannya dengan penuh kelembutan.

Angga memberikan kelana sebuah kartu ATM Platinum.

"Mulai hari ini aku akan memenuhi segala keperluanmu,simpanlah kartu ini.Di situ masih ada saldo 3M.Tapi setiap bulan akan aku transfer lagi tapi ada satu syarat,"ujar angga sambil menatap kelana

kelana yang bengong menerima kartu atm itu bertanya dengan lugu"Syarat apa?,"

"Mulai hari ini aku nggak mau di panggil om,panggil mas aja.Lalu kamu sudah tidak boleh lagi melayani laki laki lain selain aku,bisa kan?,"ujar angga serius.

Kelana mengangguk dengan cepat dan tersenyum lebar.

"Terimakah mas angga sayang,"ujar kelana sambil mengecup bibir angga.

Angga membalasnya dengan penuh gairah.

Angga mengantar kelana hingga depan rumah.

"Jadi ini rumahmu?aku boleh mampir nggak nih?,"angga memperhatikan rumah kelana dengan seksama.

Di turunkannya jendela mobilnya.

"Jangan dong mas,kan ada mama dan adek di dalem,"ujar kelana merajuk.

Angga tertawa melihat tingkah kelana.

"Ya sudah…masuk sana,"

Kelana mengecup pipi angga sebelum akhirnya membuka pitu mobil dan turun.

Tapi kelana tidak tahu sepasang mata bram memperhatikannya dari seberang.

"Siapa itu nak?,"tanya retno.

"Fotografer kelana ma,"ujar kelana berbohong.

"Fotografer mobilnya mewah sekali…apakah penghasilannya sangat besar?,"retno yang curiga menatap kelana penuh selidik.

"Mungkin ada aja kan ma..kenapa sih ma?hayoo curiga ya?jangan gitu ah,"kelana tersenyum lucu pada retno.Padahal jantungnya seakan berhenti berdetak saat itu juga.

Tiga bulan telah berlalu namun tak ada berita apapun tentang awak kapal lady queen yang hilang.Setiap hari retno selalu berdiri di jendela kamarnya.Ia menunggu jangan jangan pino kembali.

Pagi itu retno memangkas daun daun kering di taman depan rumahnya.Bram yang sedang jogging bergegas menghampiri retno.

"Slamat pagi tan..wah rajin sekali tan.Sini saya bantu"ujar bram sambil mengambil gunting tanaman dari tangan retno.

Retno yang terkesima melihat bram hanya bisa tersenyum.

"Anak yang baik,pagi pagi sudah olah raga,,eh skarang malah repot repot bantuin tantenya,"

"Nggak apa tan..kalau lihat tante saya jadi ingat mama saya.Saya kangen,"ujar bram sambil terus melanjutnya pekerjaannya.

"Oh,maafkan tante nak.Tapi maaf mama kamu skarang dimana?,"

"Mama pergi meninggalkan kami bersama laki laki lain tan,laki laki pilihan orangtuanya,"ujar bram sambil menatap retno tajam.

Retno terkejut melihat tatapan mata bram seakan ada luka dan dendam di sana.

"Tante buatkan sarapan ya,setelah selesai kita sarapan bareng dengan rudi dan kelana.Bram mau kan?"retno menepuk lengan bram pelan.

"Iya mau banget tan,"bram menyahut sambil tertawa riang.

Retno buru buru masuk ke dalam.Tatapan mata bram membuatnya bergidig.

Tiba tiba ia teringat akan seno.Apa kahar pria itu sekarang."Ah mungkin ia sudah bahagia bersama keluarganya,"bathin retno.

"Tapi jika di lihat lihat mengapa bram mirip seno ya?,"retno menoleh kea rah bram yang sedang menggunting tanaman di halaman depan.

Nasi goreng cumi,kerupuk udang,acar timun telah siap di meja.

"Siti,bangunkan mba kelana dan mas rudi ya.Sarapan sudah siap.Pagi ini kita sarapan bersama bram,"ujar retno pada siti.

"Mba bangun..sarapan,"ujar siti pada kelanaa

"Addduh nanti aja laah..ngantuk aku,"kelana menarik selimutnya lebih rapat.

"Itu ada mas bram lho ikutan sarapan,ya sudah..saya sampaikan ke nyonya mba kelana nggak ikut sarapan ya,"

"Apa?ada bram?aku sarapan skarang.Meluncur..,"kelana meloncat dari tempat tidurnya.

Siti hanya menggelengkan kepalanya dan beranjak ke kamar rudi untuk membangunnya.Tapi nampaknya rudi telah bangun terlebih dahulu.

Mereka berkumpul di meja makan selayaknya satu keluarga.Bram,kelana dan rudi tampak bercanda dan tertawa.Retno bahagia melihat anak anak itu namun di sudut hatinya ia merindukan pino.

"Wah,nasi goreng cumi,kerupuk udang,acar mentimun?kesukaanku dan papa ini,"ujar bram sambil tersenyum lebar.

"Tante kog tau aja sih makanan kesukaanku,"bram mengambil dua centong penuh nasi goreng itu.

Hati retno terlonjak,"Bukankah ini makanan kesukaan seno?tapi bagaimana mungkin...ah sudahlah mungkin aku keliru,"bathinnya.

Rudi dan kelana juga makan dengan lahap.

"Kak bram aku main ke rumah kakak boleh nggak?,"ujar rudi.

"Boleh dong,mau nginep juga boleh.Rumah kakak sepi,kakak tinggal sendirian di sana,"

Retno ingin bertanya siapa nama ayah bram namun ia menahan dirinya.

Tiba tiba telepon genggam kelana berbunyi,tanda ada pesan yang masuk.Dan ternyata dari angga. Ia ingin bertemu nanti malam di tempat biasa.

Kelana langsung menghapus pesan itu setelah menjawab singkat. Ia tidak menyadari bahwa sejak tadi bram memperhatikannya dan tersenyum sinis.

Semua orang di ruangan itu memiliki rahasia.Tapi mereka memakai topeng.Tak pernah ada satu orang pun yang begitu mengenal seseorang yang lain.Topeng menjadi identitas diri,pikiran manusia yang menentukan.Manusia di kendalikan oleh pikirannya sendiri mereka berlindung di balik rahasia.

Namun tidak ada rahasia yang dapat tertutupi, suatu hari semua akan terbongkar.Dan bersiap untuk terkejut.