Chapter 10 - Aroma Kematian

"Ini apa mas?ayo jawab!"ujar raisa pada angga.

"Maksud kau apa?aku nggak ngerti"ujar angga datar sambil tetap menatap layar laptopnya.

"Sudahlah nggak usah pura pura bego kamu ya!Aku sudah tahu semuanya,"raisa membanting gelas yang ada di tangannya.Angga hanya melirik sekilas ketika pecahan gelas berhamburan di lantai.

"Iya,yang kamu tahu itu apa.Ya jelasin dong,koq malah marah marah,"ujar angga tetap tidak perduli.

Raisa melemparkan file yang berisi laporan keuangan perusahaan ke wajah angga.

Angga terkejut ia berdiri dan menghampiri raisa,di tamparnya dengan keras pipi wanita itu hingga jatuh ke lantai.

"Jangan berani kamu raisa.Ingat,saya ini suami kamu,"

"Suami apa?suami yang memanfaatkan harta istrinya?suami yang numpang hidup?rumah mewah,mobil mewah kau beli untuk siapa?.Kau sering check in di hotel M,itu dengan siapa?dengan pelacur kamu kan,"teriak raisa marah.

Angga tidak perduli,ia mengambil kunci mobilnya dan pergi meninggalkan raisa.

"Aaaarrrrrrg,"teriak raisa histeris sambil melempar vas bunga ke dinding.

Angga berhenti di sebuah di depan sebuah rumah mewah.Ia tidak turun,ia hanya memandang dari dalam mobilnya.Ia menarik nafas berat sebelum memutar balik mobilnya dan pergi.Ia membelikan rumah mewah dan mobil mewah itu untuk putranya.Putra yang di singkirkannya sewaktu ia menikahi raisa.Ia tidak ingin putranya itu menjadi penghalang pernikahannya dengan raisa.Kala itu ia menitipkan putranya di rumah adik ibunya.Dan kini putranya itu telah tumbuh dewasa.

"Aku telah banyak memberikan kontribusi untuk perusahaan ,apakah aku salah jika aku mengambil sedikit saja dari setiap keuntungan perusahaan?bukankah aku ini seorang direktur utama?aku bukan jongos raisa,aku bukan pesuruhnya alex,"bathin angga.

Angga telah menikah dengan raisa selama 10 tahun.Namun kehidupan pernikahan mereka tidak berjalan seperti yang seharusnya.Apapun yang di katakan raisa harus angga turuti.Angga hanya seperti boneka bagi raisa dan babu bagi alex yang bisa mereka perintah semau mereka.Tak ada sedikitpun wewenang angga sebagai kepala keluarga di rumahnya dan sebagai direktur uatama di perusahaan.Setiap keputusan di tentukan oleh alex dan raisa.Angga hanya seorang pesuruh yang di beri label suami dan menantu.Dan kini ia sudah muak dengan semuanya.Ia sudah terlalu muak pada raisa.Jika saja dulu ia tidak hidup miskin tentu ia tidak akan mau menikahi raisa.

Sebuah buket bunga besar tiba di rumah kelana.Retno menerimanya dan mengucapkan terimakasih pada kurir yang mengantar.Matanya menyipit saat ia membaca kalimat pada kartu pesan,"Untuk cintaku dita,semoga lekas sembuh,"

"Siapa dita?"retno memutar matanya .

Ia bergeges naik ke kamar kelana"Kelan,ada buket bunga tapi untuk dita?apa kamu kenal?atau jangan jangan salah kirim ya?"ujar retno bingung.

"Oh,jangan ma.Dita itu nama panggungku di modeling,"sahut kelana sambil mengambil bunga dari tangan ibunya.

Ia tersenyum saat membaca kartu pesan itu lalu meletakan bunga itu di meja nakas samping tempat tidurnya.

Tiba tiba siti membawa sebuah amplop tanpa nama pengirim tapi kali ini kelana sama sekali tidak mau membuka surat teror itu.Sudah 10 surat yang di kirim oleh psikopat itu dengan isi surat yang sama.

Kelana tidak habis pikir malam itu sama sekali tidak ada orang disana bagaimana mungkin tiba tiba ada orang yang melihatnya lalu mengenalinya.

Dan sampai detik ini kelana sama sekali belum di mintai keterangan oleh polisi.

Kelana berlari seorang diri dalam lorong gelab.Tak ada siapapun disana.Hanya terdengar langkah kaki yang berlari dengan cepat di genangan air sisa hujan kemarin malam.Di belakangnya tampak seorang pria tinggi bertubuh tegab membawa sebilah pisau berjalan mengikuti kemana pun kelana berlari.Ia mengenakan tudung wajah berwarna hitam dan sebuah mantel panjang.sepatu boats nya tampak terdengar berat saat ia menginjak genangan air.Tiba tiba kelana terjatuh,matanya tak dapat melihat ada sebongkah kayu yang melintangi jalan.Dan pria itu semakin lama semakin dekat dan tiba tiba ia mengangkat sebuah pisau.Kilat pisau itu terlihat sangat tajam dan siap menghujam tubuh kelana.

"Aaaargh,"retno berteriak.Nafasnya tersenggal dan keringat dingin membasahi tubuhnya.Rupanya ia bermimpi.

"Mimpi apa itu,mengerikan sekali,"bathinnya.Ia pun turun dari tempat tidurnya.Ia mengambil sebuah salib dari laci meja kamarnya dan membuat tanda salib di dadanya dan berdoa Rosario.Firasat aneh tiba tiba menyelimutinya.

Pagi itu di meja makan setelah rudi berangkat ke sekolah,diam diam retno memperhatikan kelana yang sedang sarapan.

"Hari ini ada pemotretan kah,"tanya retno

"Ada dong ma,"ujar kelana berbohong

"Dimana lokasinya?"

"Belum tau ma,mungkin nanti siang di informasikan,"

"Mama minta kelan hati hati ya.Kamu anak gadis,harus bisa jaga martabat.Harus bisa jaga kehormatan orangtua dan diri kamu sendiri,"ujar retno pelan.

Lalu ia menceritakan mimpinya semalam pada kelana.

"Tapi kan itu hanya mimpi ma,mungkin mama kebanyakan nonton drama korea hayoo,"ujar kelana tersenyum.

Namun nyalinya tiba tiba menciut."Mengapa mama mimpi seperti itu ya?apakah itu pertanda buruk,"bathin kelana.

Selesai sarapan ia bergegas menuju kamarnya.

"Mas,siang nanti ketemuan bisa?"kelana mengirimkan sebuah pesan pada angga.Ia berjalan mondar mandir sambil menunggu jawaban angga

"Bisa sayang,jam 3 sore ya.Tempat biasa,"jawab angga

Sore itu kelana mengenakan jaket jeans dan rok pendek.Rambutnya di kuncir keatas.Ia mengenakan topi dan kacamata hitam.Ia tak mau ada yang mengenalinya.

Kelana duduk berhadapan dengan angga.

"Mas,dita ingin kita putus,"

"Lho maksud kamu?apa mas angga buat kesalahan?"

"Enggak mas,tapi masalah dita itu banyak.Dita nggak mau ribet,"

"Kita bisa selesaikan masalah kamu sama sama sayang,"ujar angga sambil memegang jemari kelana

Namun kelana menarik tangannya dari genggaman angga.

"Please mas,dita mohon.Kita putus ya,"ujar dita sambil berdiri dari tempat duduknya dan bergegas pergi.

Angga terhenyak di kursinya.Ini bukan pertemuan yang ia harapkan.Ia berharap sore itu ia dapat bermesraan dengan kelana setelah begitu banyak permasalahan di kantor yang membuatnya jenuh.

"Tidak,aku tidak akana melepaskan kamu.Sudah terlalu banyak yang aku berikan padamu dita.Jangan pernah mempermainkan aku,"angga mendengus kesal.

Kelana tiba di rumah dengan tergesa.Ia begitu kaget mengapa ada banyak orang di rumahnya.Ia melihat ibunya mengenakan pakaian hitam dan menangis.

"Ada apa ma?"tanya dita

"Jenasah kakakmu telah di temukan,"ujar retno sambil menangis pilu.

Kelana mundur sesaat sebelum terjatuh.Kakinya terasa lemas.Ia belum sempat minta maaf pada abangnya itu ketika terakhir kali mereka bertengkar di telepon dan kelana menutup teleponnya begitu saja.

Kelana menangis histeris.Siapa yang akan melindunginya kini.Ayah ia tak punya kini abang satu satunya pun pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Baginya Tuhan memperlakukan hidupnya dengan tidak adil.Jalan hidup yang ia lewati terlalu curam.Terkadang ia tak sanggub menjalaninya.

Dan malam itu mobil jenasah datang dengan membawa pino yang telah terbujur kaku dalam peti mati.Wajahnya rusak tak dapat di kenali,dan tubuhnya bengkak karena terlalu lama hanyut di lautan.

Retno pingsan,ia tak sanggub melihat jenasah pino putranya.

Rudi menangis sambil memeluk kelana.Kakak beradik itu menangis pilu.Duka setebal awan menutupi rumah itu.Tak ada kecerian,tak ada tawa yang ada hanya kesedihan dan air mata.

Sesungguhnya kita tidak akan pernah lagi menjadi orang yang sama ketika kematian menghampiri.Lalu apakah sebenarnya hidup itu jika kita hanya berbatasan selangkah dengan kematian.Kapan saja kematian tiba tiba bisa menjemput tanpa pernah ada kata permisi.

Semua rencana,harapan dan mimpi hanya akan menjadi sia sia.Dan tak butuh waktu lama bagi kita untuk di lupakan di dunia orang hidup.Karena kematian itu seperti pintu yang menelan semua kenangan dan harapan.Dan tak akan ada yang tersisa kecuali kerinduan akan kenangan itu sendiri.

Dan takdir akan berkata bisakah engkau mengenal aroma kematianmu?