Chereads / Kehidupan Setelah Kematian - Reinkarnasi Kelana / Chapter 9 - Aku Melihatmu Malam Itu Kelana

Chapter 9 - Aku Melihatmu Malam Itu Kelana

Raisa membelalakan matanya,tak sengaja ia membuka tagihan transaksi kartu kredit angga.Ia menemukan begitu besar pengeluaran angga.Dan banyak sekali tagihan hotel dalam enam bulan terakhir ini.Dan selalu saja di hotel yang sama.

Ia mengambil telephone genggamnya dan memanggil sebuah nomer dalam daftar kontaknya.

"Hallo pak dwi,selamat pagi,"

"Hallo nyonya selamat pagi.Bagaimana,ada yang bisa saya kerjakan?,"ujar dwi.

Dwi adalah direktur keuangan di kantor angga.

"Pak dwi,tolong bawakan saya laporan keuangan perusahaan.Laporan real ya pak dwi,jangan sampai ada yang di tutup tutupi.

"Baik nyonya ..tapi ada apa mendadak begini ya,"

"Nanti baru kita bicara,dua jam lagi kita bertemu di kafe dekat kantor ya,"

"Baik nyonya raisa,"

Raisa mematikan telephone.Matanya di penuhi amarah."Dasar laki laki gembel,jika bukan karena menikah denganku kau itu bukan siapa siapa,"

Raisa adalah putri tunggal dari seorang konglomerat Alex Handoko.Angga muda bekerja di kantor alex.Ia begitu cerdas dan rajin sehingga promosi demi promosi di dapati olehnya.

Suatu hari pada acara gathering kantor,angga melihat raisa yang datang bersama alex.Angga yang saat itu menjabat sebagai supervisor pemasaran memberanikan diri berkenalan dengan raisa.Wanita cantik bertubuh subur.Sikap angga yang lebut dan sangat perhatian membuat raisa jatuh cinta.Alex sempat tidak menyetujui hubungan mereka karena ia kuatir angga hanya memanfaatkan putrinya.Namun raisa mengancam ayahnya akan bunuh diri jika ia tidak di ijinkan menikah dengan angga.Akhirnya alex mengalah dan menyetujui hubungan mereka.Ia tidak mau kehilangan putri satu satunya.Dan sejak pernikahan itu angga di angkat menjadi direktur utama perusahaan alex menggantikan posisi raisa.

"Gimana pak dwi,dokumennya mana,"ujar raisa serius.

Dwi menyerahkan sebuah flash disk dan sebuah map laporan keuangan kepada raisa.

"Ada semua di situ bu raisa.Maaf tapi kalau saya boleh jujur pengeluaran bapak enam bulan terakhir ini besar sekali ya bu,"

Raisa menarik nafas dalam dalam,"Lalu pak,"

"Dan ada pembelian satu unit rumah mewah dan sebuah mobil mewah.Laporannya ada di flash disk tersebut ya bu raisa,"ujar dwi.

"Saya selidiki perlahan.Saya harap pertemuan kita ini di rahasiakan ya pak dwi,"

"Tentu saja bu.Baik,"

Raisa meninggalkan kafe itu dengan amarah yang hampir meledak di dadanya.

"Awas kau angga,sudah berani kau skarang,"bathinnya berang.

Kelana berjalan menuju lift.Koridor hotel saat itu sepi sekali.Ia mengenakan kacamata hitam dan topi baseball.Belum sempat ia menekan tombol lift tiba tiba sebuah tangan membekap mulutnya dari belakang.Ia ingin berteriak tapi sebuah pisau lipat menempel di lehernya.

"Berteriak gua bunuh lo,"bisik eddo marah.

Ia menarik kelana ke arah tangga darurat.Mereka menuju atap gedung hotel.

Di dorongnya tubuh kelana keras hingga kelana terjatuh.Kelana berusaha untuk bangun tapi tendangan eddo berkali kali mendarat dengan keras di perutnya.

"Dasar pelacur!!gua udah bilang,jangan telikungin gua!!!setan lo!,"

"Lo yang setan!urusan apa lo ama gua hah?,"teriak kelana kesakitan.Ia memegang perutnya menahan nyeri.

Eddo tersenyum sinis,dia meludahi wajah kelana.

"Dasar pelacur murahan!bangun lo,"eddo menjambak rambut kelana dengan keras memaksa gadis itu untuk bangkit berdiri.

"Ampun eddo,ampun.Sakiiiit,"teriak kelana

Tapi tamparan keras menghujam wajah kelana berkali kali.Bibir gadis itu pecah dan berdarah.Matanya biru lebam.

Eddo menarik kelana ke pinggiran gedung lantai 30 itu.Di dorongnya setengah badan kelana ke tepi bangunan.Kelana berteriak histeris.Ia meronta sejadi jadinya.Ia menarik baju eddo agar tidak terjatuh.Mereka berdua bergumul di tepian atap gedung.Eddo mencekik leher kelana.Kelana kelabakan hampir kehabisan nafas.Separuh badannya sudah menjulur ke luar pagar pengaman.

Di pikirannya hanya satu,ibunya.Ia tak boleh mati,tidak boleh.Dengan sekuat tenaga di tariknya badan eddo ke arahnya.

"Aaaaaaaarrrgggggggghhhhhh,"Eddo histeris.

"Edddoooooo…,"kelana berusaha meraih tangan eddo.Tapi pemuda itu tergelincir dan terjatuh begitu saja dari atap gedung hotel lantai 30.Kelana pucat pasi,ia begitu ketakutan.Ia berlari turun ke bawah melewati tangga seperti orang gila.

"Aku tidak bersalah…aku tidak bersalah,"tubuhnya gemetar.

Sesampainya ia di bawah,orang telah banyak mengelilingi eddo.Ia berusaha menerobos kerumunan dan perutnya sangat mual melihat eddo terbaring di aspal dengan kepala pecah seperti kelapa yang terpecah dua.

Kelana berlari menjauh ketika ia mendengar suara sirine polisi mendekat.Ia muntah sejadi jadinya.

Namun kelana tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang mengamati kejadian di atap gedung itu.

"Aku melihatmu kelana,"pemilik mata itu tersenyum sinis.

Kelana berlari dan terus berlari.Sesekali ia menoleh ke belakang apakah ada orang yang mengikutinya?ataukah ada polisi yang mengejarnya?.

"Tidak,tidak ada yang tahu. Tidak ada siapa siapa disana,hanya aku dan eddo,"

"Sumpah..aku tidak membunuhmu eddo.Aku tidak membunuhmu,"kelana mengeluarkan isi perutnya lagi sambil menangis sejadi jadinya.

Tiba tiba ia teringat bahwa mobilnya masih ada di basement parkir hotel.

"Bagaimana kalau ada yang melihat?bagaimana kalau ada yang curiga?,"pikir kelana liar.Dengan menyetop taxi ia kembali ke hotel untuk mengambil mobilnya.

Kelana memacu mobilnya dengan cepat.Begitu tiba di rumah ia langsung naik ke kamarnya di lantai dua.Di tangga ia berpasan dengan retno,ibunya.

"Ma,kalau ada yang cari kelana atau bertanya tentang kelana hari ini tolong bilangin sepanjang hari ini kelana nggak kemana mana soalnya kelana sakit.Ya ma..bantu kelana,"ujar kelana memelas.

"Lho ada apa ken?siapa yang cari kamu?,"ujar retno bingung.

"Nggak apa apa ma.Hanya tolong bilang seperti itu ya.kasitau mba siti juga,"

"Baiklah nak tapi jika kamu ingin cerita mama ada di kamar ya,sayang,"ujar retno.

Kelana menganggung sambil tersenyum tipis kearah ibunya.

Di kamar kelana tidak bisa tidur. Kematian eddo selalu terbayang di pelupuk matanya,ia bahkan masih mencium bau darah dari tubuh eddo.

'Tuhan,bagaimana ini…apa yang harus aku lakukan,"kelana memukul mukul kepalanya sendiri hingga terasa sakit.

Kelana membuka televise di kamarnya.Dan berita tengah malam membuat jantungnya hampir terlepas.Kakinya gemetar dan tubuhnya berkeringat.

"Telah di temukan sesosok mayat pria tanpa identitas yang jatuh dari hotel M.Polisi sedang mendalami kasus tersebut,"

Kelana buru buru mematikan televisinya. Kelana duduk di sudut kamarnya sambil menggigit kukunya.

Setiap kali ia memejamkan mata bayangan wajah eddo selalu muncul.

"Pergi kau,pergiii…aku tidak membunuhmu.Jangan ganggu aku,"kelana histeris.

Kelana mengunci dirinya dalam kamar.Ia tidak mau makan dan minum.Terkadang ia berteriak seperti orang tidak waras.Ibunya sangat kuatir dan bingung mengapa kelana menjadi seperti itu.

Tiba tiba tidak terdengar lagi suara kelana.Retno begitu kuatir.Ia memanggil nama kelana berkali kali namun kelana tidak menyahut.

Atas permintaan retno,bram mendrobrak pintu kamar kelana dan mereka mendapati gadis itu pingsan.

Bram menggendong tubuh kelana yang lemah dan membawanya ke rumah sakit.

Retno menangis tak berhenti melihat kelana yang seperti mayat hidup.

Infus di pasang di lengannya juga oxigent.Kelana mengalami dehidrasi parah,hb darahnya anjlok dan kurang gisi.Ia harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Retno menangis sejadi jadinya…"Musibah apa ini Tuhan,pertama pino dan sekarang kelana,"Ia hampir kehilangan harapan.

Tiga hari kelana tidak sadarkan diri. Dengan lemah ia membuka matanya perlahan.Tampak retno sedang duduk di samping tempat tidurnya sambil memejamkan matanya.

"Ma…,maa..haus,"uajr kelana pelan.

Retno terlonjak dan langsung mengambil segelas air hangat untuk kelana.Ia menyuapinya dengan sendok kecil,sesuap demi sesuap.

Kelana di rawat di rumah sakit selama dua pekan hingga kondisinya menjadi stabil.

Dan pagi itu ia telah boleh pulang ke rumah.

Kelana melihat sekeliling kamarnya.Semuanya masih tampak sama.Ia membaringkan diri di atas kasur dengan perlahan.Ia sangat berusaha agar ia tidak mengingat apapun juga.Kejadian malam itu sungguh membuatnya trauma.Ia sama sekali tidak mau mengingatnya.

Tiba tiba siti mengetuk pintu kamarnya dan membukanya,"Mba kelan ada surat,"ujar siti sambil menunjukkan sebuah surat.

"Dari siapa mba?,"

"Kurang tau mba,ada di kursi teras,"ujar siti.

"Bawa sini suratnya mba,"

Siti menghampiri kelana dan menyerahkan sebuah surat tanpa nama pengirim.

Setelah siti keluar dari kamarnya,kelana membuka amplop surat itu dan membacanya perlahan.

Namun tiba tiba di buangnya surat itu,tubuhnya bergetar,keringat dingin membasahi tubuhnya.

Sebah surat tanpa nama pengirim.Sebuah surat untuk kelana yang di ketik dengan huruf capital.

"AKU MELIHATMU MALAM ITU KELANA,".

Latest chapters

Related Books

Popular novel hashtag