Chereads / Kehidupan Setelah Kematian - Reinkarnasi Kelana / Chapter 6 - Dunia Kelam Yang Terbiasa

Chapter 6 - Dunia Kelam Yang Terbiasa

Eddo menampar kelana dengan keras."Lancang kau kelana!ingat,kau ada di bawah kuasaku.Jangan macam macam kalau tidak mau nyawamu melayang,"

"Pukul lagi,pukul.Kalau perlu bunuh aku skalian,"teriak kelana sambil mendorong tubuh eddo dengan keras.Airmatanya mengalir deras.

Kejadian kemarin malam membuat eddo murka.Kelana melarikan diri dari hotel.Disana bukan saja ada seorang pria tapi ada tiga orang pria dan kelana harus melayani mereka.Kelana begitu ketakutan hingga ia kabur dari tempat itu.

"Pokoknya aku tidak mau tahu.Besok malam kau harus kembali kesana.Awas kalau kau kabur lagi,"eddo menjambak rambut kelana dengan keras lalu menghempaskan tubuh kelana ke lantai dengan kasar.

"Dasar pelacur,banyak tingkah kau,"eddo meludahi kelana

"Kau yang buat aku jadi pelacur,bangsat!ku bunuh kau!,"kelana berdiri dan menampar eddo dengan sangat keras.

Tapi eddo balas menamparnya lebih keras hingga ia terjatuh.

Eddo menyalakan rokok lalu pergi sambil membanting pintu rumah kelana.

Kelana menangis dengan keras.Hidupnya telah rusak,masa depannya telah hancur.Kini tak ada lagi yang tersisa.Ia menangis sejadi jadinya.

Malam itu eddo menjemput kelana di kamar hotel.Kelana pingsan.Ketiga pria hidung belang itu melarikan diri setelah mereka bertiga menggilir kelana.Tubuh kelana banyak bekas memar tanda kekerasan.Eddo menggendong kelana dan membawanya pulang. Eddo tidak sedikitpun merasa kasihan pada kelana.Baginya kelana hanya sumber uang.

"Kakak kenapa,"rudi menangis sambil memeluk kelana yang tidak sadarkan diri.

""Sudah..nggak usah nangis donk.Nih ambil untuk beli makanan dan obat kakak kamu ya,"eddo menyodorkan beberapa lembar ratusan ribu pada rudi dan berjalan pergi meninggalkan mereka.

Perlahan kelana membuka matanya yang terasa begitu berat.Di sampingnya ada rudi yang menatapnya sambil menangis.

"Kakak kenapa..siapa yang melakukan ini kak,"rudi memeluk kelana.

Bocah berusia 7 tahun itu begitu kuatir.Ibunya bahkan belum sadarkan diri,kini kakaknya tiba dengan pingsan di rumah.

Sekujur tubuh kelana biru lebam.Bibirnya pecah dan berdarah.

Airmatanya mengalir ketika kenangan malam itu muncul tiba tiba.Ia di siksa oleh ketiga pria itu,di banting,di tampar,di jambak sebelum akhirnya mereka menggilirnya bergantian.

Tangisannya semakin keras,di peluknya rudi erat erat.

Gadis remaja itu meratapi nasipnya.

Tengah malam di sebuah klub ternama,eddo duduk sambil mengisap rokoknya dalam dalam.Di sampingnya terlihat dua orang gadis berpakaian seronok dan minim duduk di samping kiri kanan sambil memeluknya erat.

"Ah bangsat!pake babak belur segala.Padahal besok ada cukong besar,"eddo mendengus kesal.

"Udah ah nggak boleh kesal,ayo minum dong mas,"seorang gadis menyodorkan segelas tequilla pada eddo.

Eddo menyambut gelas itu sambil tersenyum nakal.Malam kian larut dan sejuta dosa terjadi di sana.

Seminggu telah berlalu,eddo mendatangi rumah kelana sambil membawa sebuket bunga yang cantik.Di lihatnya kelana sedang menyiram halaman.

"Pagi gadisku yang cantik,segar sekali pagi ini ,"ujar eddo dengan senyum lebar yang culas sambil menyodorkan buket bunga itu pada kelana.

Kelana mengambil buket itu lalu melemparkannya begitu saja ke tong sampah lalu berjalan masuk.Eddo mengikutinya dari belakang.

"Jangan marah lagi dong sayang,kau kan tau aku melakukan ini untuk masa depan kita,untuk biaya mama kamu juga,"ujar eddo sambil memeluk kelana dari belakang.

Kelana menghempas tangan eddo kasar.

"Masa depan yang mana?masa depan kita atau masa depan kamu?masa depan saya sudah hancur.Tidak ada lagi yang tersisa,"suara kelana meninggi.

"Maaf dong sayang,ya sudah tapi apa kamu tidak ingat mama kamu?biaya mama kamu mahal lho kelana.Kalau kita tidak tidak cari uang dengan cara begini lalu bagaimana membiayai pengobatan mama kamu?Kamu mengharapkan pino?di mana dia?bahkan dia tidak bisa di hubungi kan?,"ujar eddo berargumen.

Kelana terhenyak mendengar penuturan eddo.Tengorokannya tiba tiba begitu kering,lidahnya terasa kelu.

Ruangan itu menjadi hening seketika.Tak ada satupun yang bersuara.

"Malam ini kelana harus ke hotel mana?,"ujar kelana lemah.

Eddo tersenyum senang.

"Bukan malam ini sayang,tapi besok malam.Dandan yang cantik ya..ini boss besar ia berani bayar mahal. 100 juta per malam.Kalau dia suka dengan kamu,dia bakalan ajak kamu ke luar negeri 3 hari tentu dengan bayaran yang berbeda.Ohya pembagiannya kamu 40jt,kak eddo 50jt,biaya hotel salon dan baju kamu 10jt.Bye sayang,"ujar eddo sambil mengecup kening kelana.

Eddo berjalan meninggalkan kelana sambil bersiul senang.

Kelana diam terpekur."Mungkinkah ini memang jalan hidupku?apakah harus ku nikmati saja pekerjaan ini," tatapan mata kelana kosong.

Sore itu kelana mengajak rudi menjenguk retno di sanatorium.Retno belum juga sadarkan diri.Kelana dan rudi duduk di sampingnya.Kelana mengusap lembut rambut ibunya,"Ma..ayo bangun ma..kelana dan rudi kesepian.Kami kangen masakan mama.Sekarang kelana udah kerja ma.Mama nggak usah jadi buruh cuci lagi.Mama nggak usah kerja keras lagi.Semuanya nanti kelana yang biayain,"

Tapi retno tidak bergeming.Kelana mengecup lembut kening ibunya.Ia terus bercerita tentang apa saja.Ia berharap ibunya segera sadar dan mereka berkumpul kembali seperti dahulu.

Tiba tiba ia rindu masa lalu.Masa ketika ia masih seorang gadis yang polos.Masa ketika ia sering tertawa ketika ia dan retno bersama mencuci pakaian orang di sumur belakang rumah mereka.

Kelana beranjak dari tempat duduknya dan di peluknya tubuh retno yang semakin kurus.

"Ma,kelana kangen..kangen sekali,"tanpa sadar kelana menitikan air mata.

Kelana membeli sebuah rumah lantai dua dengan mengangsur. Rumah yang lebih besar di area perumahan dan yang lebih dekat dengan sanatorium tempat ibunya di rawat.Sekolah rudi pun di pindahkan ke sekolah favorit.Ia sangat ingin melihat adik kecilnya itu tumbuh menjadi pemuda baik dan sukses.Biarlah masa depannya yang hancur asalkan masa depan rudi jangan. Ia juga membeli sebuah mobil. Usianya sudah 17 tahun,jadi ia telah memperoleh SIM A pertamanya.Perkembangan retno,ibunya membaik.Kata dokter kemungkinan ibunya akan sadar dalam waktu dekat. Ia ingin ketika pulang ibunya telah menempati rumah baru mereka.

Hubungannya dengan eddo hanya sebatas muncikari dan kupu kupunya,tidak lebih.Mungkin kelana pun memanfaatkan jaringan eddo untuk mendapatkan uang.Namun jauh di lubuk hatinya ia sangat ingin menjalani kehidupan yang normal.Dicintai dengan tulus dan membangun masadepan yang baru.

Sore itu kelana menjenguk ibunya di sanatorium.Abangnya pino kemarin memberi khabar bahwa akan tiba di Indonesia bulan depan.Banyak hal yang terlewatkan olehnya termasuk kecelakaan retno.

Kelana duduk di samping tempat tidur ibunya.Dia ambil jemarinya retno dan di usapnya perlahan.

"Ma,apa khabar hari ini?usia kelana sudah 17 tahun ma.Tapi tidak ada perayaan sama sekali.Tapi rudi membelikan kelana sepotong kue ma,dan di atasnya di pasang sebatang lilin,kelana meniupnya sambil membuat permohonan.Tapi rahasia ya maa"cerita kelana sambil tersenyum mengingat kejadian minggu lalu.

"Ohya ma,bang pino awal bulan depan sudah kembali ke Indonesia.Mama harus segera bangun ya ma..untuk kami semua,"

Malamnya eddo mampir ke rumah barunya.

"Aww aaww kupu kupuku..rumah yang indah sekali.Harusnya kamu berhenti memakiku.Jika tidak ada aku,mungkin kau masih tinggal di gubug reot dalam gang itu kan,"eddo tersenyum sinis.

"Ada apa?nggak usah basa basi deh,"

"Nanti malam jam 22.00 wib,hotel rich kamar 201.Dandan yang cantik.Itu gue bawain lo baju,"ujar eddo sambil beranjak pergi.

Tak lama kemudian terdengar suara mesin mobil eddo menderu.

Kelana membuka kotak yang di bawa eddo.Sebuah gaun hitam panjang dengan belahan dada yang rendah.Sepasang sepatu berwarna keemasan."Siapa tamuku kali ini?ah siapa perduli,".

Dikenakannya gaun hitam panjang itu.Gaun itu begitu ketat hingga menonjolkan garis lekukan tubuh kelana yang indah.Rambutnya yang hitam panjang hanya di ikat satu ke belakang dengan rapihnya.Ia terlihat sangat elegan dan cantik.

Siapapun yang melihatnya pasti akan terpana,termasuk sepasang mata yang diam diam mengawasinya dari rumah seberang.