Chereads / The land of immemorial / Chapter 12 - Mengatur Strategi

Chapter 12 - Mengatur Strategi

Setelah beberapa hari bersabar menunggu martha selesai datang bulan. malam yang dinantikan tiba.

Martha telah siap dengan segala sesuatunya, malam itu mereka lewati dengan indah. kemesraan yang sebenarnya setelah sah. tidak ada rasa berdosa saat melakukan hal yang dilarang sebelumnya.

Perasaan yang berbeda saat sudah menjadi halal. tanpa rasa takut, tanpa rasa bersalah, justru mendapatkan pahala. mereka bermadu kasih dalam hubungan yang sah.

Mata mereka menatap satu sama lain dalam satu ruangan. dan selanjutnya?.Terserah mereka.

Esoknya mereka, masih dalam suasana romantisme yang masih melekat. dan terngiang kejadian tadi malam.

Martha menciumi tifal dan tifal membalas dengan kecupan sayang dikeningnya.

Diwaktu senggangnya tifal membuka laptop untuk up date hal baru, ia buka platform e mailnya dan sebuah e mail baru masuk, ternyata dari emir yang memberitahukan untuk datang melapor kekantor tanggal 28 Agustus 3021.

***

Pada tanggal tersebut Tifal datang ke kantor untuk melapor. disana sudah ada Emir, Ruslan, dan Jacob. kami berempat menuju ruang komandan Umar Saif.

Setelah memberikan penghargaan dan kenaikan pangkat untuk mereka bertiga sementara untukku, aku menggantinya dengan pedidikan. Umar Saif menanyakan perihal makhluk yang dibawa oleh pasukan harmland.

Mereka bertiga terlibat pembicaraan serius dengan komandan, untuk mengatur strategi menghadapi makhluk itu.

Kenaikan pangkat yang diterima masing masing akan ditempatkan sesuai kemampuan setelah lulus uji kompetensi tertentu. termasuk aku.

Singkat cerita hari yang dinantikan tiba, kami menuju kantor dan diberitahu hasilnya.

Emir bertugas dibidang perencanaan pembangunan, dan ditempatkan di azerbaijan beberapa ratus kilometer dari gerbang itu untuk membangun benteng menghadapi kemungkinan terburuk jika gerbang itu rusak.

Ruslan menjadi komandan sekaligus melatih para prajurit untuk mengahadapi makhluk itu. dan jacob menjadi kepala administrasi sesuai minat dan bakatnya dan aku sendiri masih mengikuti seleksi yang cukup panjang untuk menggapai cita cita ku menjadi penerbang.

Sebelum kami berpisah ke divisi masing masing, kami membuat perayaan kecil disebuah restoran bersama keluarga kecil masing masing.

Kegembiraan menyelimuti hati kami. acara itu begitu hangat dan mempererat hubungan kami. Ruslan lebih banyak diam selama acara itu dan dari hari pertama kami bertemu.

Ia seperti memikirkan sesuatu. Ketika makan pun tangan nya sedikit bergetar dan beberapa kali menumpahkan makanannya.

Aku diberi tahu emir bahwa ia mengalami shock berat ketika bertempur dulu. namun alasannya ia tidak tahu.

Sementara yang lain saling bercengkrama aku mendekati ruslan sedari tadi menyendiri di luar ruangan sambil merokok.

Aku memberikan segelas air dan melanjutkan hisapan rokoknya.

"Ruslan, bagaimana bisa kau membunuh makhluk itu",

"kejadian nya begitu cepat tifal, keadaan saat itu sangat mengerikan, padang rumput itu sangat berpasir dan bergelombang sehingga sangat sulit pasukan untuk posisi kuda kuda yang bagus, aku beberapa kali tersandung batu karenanya. dan pasir nya mudah terangkat oleh angin hingga menghalangi pandangan.

Makhluk itu berlari sangat cepat hingga tak bisa diprediksi. tiba-tiba sudah ada didepan barisan dan memukul kesana kemari.

Satu kali pukulan ia dapat melemparkan dua sampai tiga orang. mampu menghancurkan perisai besi.

Ukuran kepalannya sama dengan ukuran kepala manusia. hingga helm helm besi pun tak berguna. namun ia tak bersenjata. jadi kita dengan leluasa menyerang lengahnya.

Kita membelakanginya dan menikamnya. tapi nihil ia begitu kuat dan kulitnya begitu tebal. Ketika itu pleton kita mengepungnya jumlahnya lima belas orang lebih. Yislam bertarung satu lawan satu namun ia terhempas dengan satu kali pukulan, aku yang saat itu membelakanginya langsung mengambil kesempatan itu dan menebas kepalanya. Darahnya berwarna biru sangat amis, tetapi setelah aku membunuhnya. Aku rasa ada yang salah dengan diriku", kata Ruslan sambil meminum kopinya dan menghisap rokoknya dalam-dalam kemudian menjentikkan puntung nya sembarang.

"aku mendapat sebuah bayangan atau cenayang tentang kehidupan makhluk itu yang mengerikan, dan bangsa nya yang memenuhi satu pulau jika dikumpulkan, mereka sedang menggali gerbang itu dengan tangannya terus menerus, sampai kuku kukunya rusak",

"kita harus memberi tahu hal ini pada Umar saif", kata tifal.

"ya aku akan mengatakannya".

***

Setelah Ruslan berhasil membunuh makhluk itu, hari harinya diliputi kegelisahan, seperti ada sesuatu yang merasuki tubuhnya, bayangan hitam melintas ketubuhnya ketika ia menebas makhluk tersebut.

Ia menatap kosong segala sesuatu, fikirannya mengajak dirinya untuk melihat lebih jauh dari apa yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Sebuah zaman dimana bumi belum seperti sekarang. masih sangat indah dan ditumbuhi banyak pepohonan.

Ia melihat pemukiman yang hijau dan dingin, kemudian ia melihat perahu yang luar biasa besar di tengah banjir bandang.

Seperti film yang sedang diputar. seorang raja tengah memberi perintah disebuah istana, hitam. kemudian keluarlah pasukan berkuda keluar dari gerbang kerajaan beserta pekerja dan peralatan untuk membangun. hitam. sebuah suku menganiaya suku lainnya.

Ruslan pun tersedar dan bangun dari fikirannya. orang orang disekelilingnya kebingungan saat dia berhenti bergerak saat melatih pedang.

"Kau tidak apa apa?", tanya seseorang.

"Ayo semuanya kembali berlatih!",

Sementara latihan berlanjut ia bergegas membasuh wajahnya, mengganti pakaian dan memacu kudanya menuju landmark library. Perpustakaan terlengkap yang masih nenyimpan literatur literatur zaman sebelum era perang nuklir.

Ia mengikatkan kudanya di sebuah pohon khusus untuk penunggang kuda, dan masuk kedalam perpustakaan yang dipenuhi banyak buku, jalan masuk yang ia susuri pun disekelilingnya tersusun buku buku yang di tata rapih.

Ia menuju tempat informasi untuk mencari literatur tentang mitologi. dan pustakawan tersebut mengantarkannya pada suatu ruangan yang berbeda dari yang lain.

Ruangannya sangat dijaga dan eksklusif, ber ac dan dipasang higrometer untuk mengetahui kelembaban. supaya buku buku tidak cepat rusak.

Ruslan mulai mengambil buku yang berkaitan dengan makhluk itu. ia membuka daftar isi setiap buku, membaca bagian yang dibutuhkan dan menaruhnya diatas meja.

Hingga meja yang disediakan dipenuhi tumpukan buku. ia hanyut dalam teks informasi yang ia baca. sejarahnya, dan lain lain yang ia butuhkan.

Rupanya makhluk mitologi itu sudah diterangakan dalam banyak literatur.

Makhluk itu terdiri dari dua suku Agogh dan Magogh.

Berasal dari keturunan manusia pilihan. dan mereka dikurung diantara dua gunung dengan sebuah gerbang besi oleh seorang raja karena sifatnya yang marusak. dan yang aku bunuh adalah Magogh saudara dari Agogh.

Mereka berjumlah besar lebih dari populasi manusia saat ini yang memang jumlahnya sedikit akibat pemusnahan saat perang nuklir terjadi.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya dan perpustakaan pun tutup.