Ali, rumi dan aragor memasuki penginapan itu yang nampak biasa di luar, namun ketika didalam berubah dan indah, ruangan itu dapat melihat pemandangan diluar dan cukup luas serta banyak ukiran ukiran seperti yang diletakkan diluar.
Dikoridor, sebelum masuk kamar pun terpasang karpet berwarna cream dan ruangan menjadi hangat, tidak sedingin diluar.
Ali, Aragor dan rumi tidur dikamar masing masing.
Pagi hari diyerevan sangat luar biasa dingin, kami yang awalnya berencana menuju kapal mengurungkan niat dan kembali ke kamar. Setelah membuka jendela yang hanya dingin dan kabut tebal serta hujan yang dari tadi malam tidak berhenti.
***
Sekitar jam 10 pagi cuaca menjadi lebih indah, kabut yang menghilang tergantikan keindahan kota yerevan yang dipenuhi manusia.
Manusia seperti semut memutari sisi sisi gunung dan tampak sibuk.
Rupanya ada pasar di pojok kota dekat gunung disebelahnya. Ali dan yang lainya, menaiki kereta untuk mecapai lapangan dimana ia menaruh mobilnya.
Sesampainya di kapal para awak sedang sibuk mengechek kapal dan mengganti beberapa bagian dengan sparepart baru.
Ali bertemu dengan pejabat militer untuk membahas kepulangan kapal kapal mereka, dalam rapat itu ia membahas mengenai percakapan aragor dengannnya semalam.
"Baiklah", kata Tuan Mosud yang merupakan penanggung jawab atas kapal kapal Ali yang disewa mewakili pihak militer.
"Besok jawabannya, akan saya tanyakan terlebih dahulu ke atasan saya", lanjut tuan mosud.
"Terima kasih pa", jawab Ali.
Pembicaraan itu adalah Ali menyewa kapal perang yang cukup besar yang ia lihat saat didermaga ketika menurunkan pasukan.
Ia menceritakan kekhawatirannya terhadap kapal perang Almaut dan tuan mosud mengamininya.
Esoknya ali dipanggil ke ruangan tuan mosud yang berada di ujung tenda tenda pasukan, kantornya sendiri adalah sebuah kontainer yang dialih fungsikan sebagai ruang kerja untuk beberapa orang.
Tuan mosud menyampaikan hasilnya, atasan mengizinkan kapal perang itu mengantar kapal kapal Ali untuk mengantarkan pasukan gelombang selanjutnya, yang itu berarti keberuntungan lagi bagi Ali.
Namun kapal itu akan menyusul sehari atau lebih cepat dari itu karena ada sedikit kerusakan saat menurunkan muatan.
***
Pagi pagi sekali Ali dan para awak kapal sudah bersiap siap dia dermaga, kelima kapal menaikan jangkarnya. dan satu persatu meninggalkan dermaga.
disusul kedua kapal penjaga disisi kanan san kirinya.
"Semoga kapal itu segera menyusul", gumam ali sembari melambaikan tangannya kepada orang orang didermaga dan tuan mosud, pandangan Ali melihat kapal perang disudut sermaga yang sedang diperbaiki.
Kapal kapal mulai menjauh dari dermaga dan menghilang dibalik kabut, setelah lama berlayar sekitar empat lima hari laut sangat tidak bersahabat, cuaca yang selali hujan menemani perjalanan rombongan kapal.
Jarak pandang pun sangat minim karena tertutup kabut yang sangat tebal, navigasi kapal hanya mengandalkan peralatan diruang kemudi.
Ali menyalakan lampu jauhnya namun hanya putih dan kapal kapal yang bergerak lambat.
Ali melihat ke kedua kapal penjaga, beberapa orang tengah bersiap siaga.
Selang beberapa lama setitik cahaya berkelap kelip dari arah yang jauh. nyala redup untuk beberapa saat.Suasana menjadi tidak biasa. Ali mengambil teropongnya, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya, degup jantung nya berdebar.
Ia melihat kearah dua kapal penjaga dan sudah dalam posisi siap, ia menyembunyikan lonceng nya.
"Aragor!" ,teriak Ali.
Ali langsung mengarahkan telunjuk nya kearah kapal perang itu. Kapal perang Almaut sudah berada didepan rombongan kapal kapal Ali.
Dua kapal perang mengahadang rombongan tersebut.
Aragor yang sudah mengkhawatirkan kejadian ini langsung mengambil pedang dan senapannya. Seluruh awak kapal keluar dari bawah kapal dan melihat apa yang terjadi. Mereka melihat kengerian di depan mata mereka untuk beberapa saat. Dua buah kapal perang berada tidak jauh dari kapal kapal mereka.
Bunyi lonceng berubah menjadi suara sirine, saat itu juga semua orang berhamburan kebingungan.
Disaat yang sama para awak yang sudah dilatih simulasi perang sebelumnya dibawah perintah aragor berdiri disisi kapal setelah sebelumnya mengambil senjata di gudang senjata dibagian bawah kapal.
Mereka semua bersiap siaga. Mata mereka terus menatap kedua kapal itu, berdiri mematung.
Suara halilintar tidak membuat mereka menjadi takut. Hati mereka dipenuhi ketakutan namun semangat mereka membuat tidak gentar sedikitpun.
Perlahan lahan puluhan kapal sekoci keluar dari kedua kapal itu. Aragor melihat mereka. wajah- wajah mereka, bukan perompak namun sekumpulan orang terlatih.
Dalam diam dan wibawa mereka berdiri tegap menuju kapal kapal Ali. Suara dari pengeras dari kapal penjaga terdengar.
"Peringatan!, jangan mendekat, atau kami lakukan tindakan hukum!, kami ulangi jangan mendekat",
Orang orang yang berada didalam sekoci perlahan terus mendekati kapal kapal milik Ali tanpa mengindahkan peringatan tersebut.
Beberapa saat setelah suara itu berhenti. Dari bawah laut muncul benda hitam besar dan mengangkat kapal penjaga hingga ada diatas nya. Kapal selam itu naik ke permukaan.
Disusul suara senapan yang tak tau dari arah mana, seketika itu juga tembak menembak terjadi.
Puluhan sekoci itu mendekat semakin cepat. namun di halau oleh aragor dan awak kapal yang terus menembaki hingga orang orang yang berada di sekoci itu berjatuhan kelaut setelah tertembak dan terpanah oleh pasukan aragor.
Selang tembak menembak selam satu jam itu puluhan sekoci menjadi kosong dan mengapung diatas laut. Banyak yang tenggelam akibat lubang dari peluru. Hening kembali.
Kapal selam itu masih belum meninggalkan posisinya dan kapal penjaga yang berada tepat diatasnya masih tetap terjaga. Para penjaga tetap waspada mengarahkan pandangannya pada lobang tempat keluar masuk kapal selam tersebut.
Kengerian pun terjadi, suara keras dentuman meriam terdengar, asap putih menutupi seluruh kapal. Salah satu kapal penjaga karam perlahan lahan. Orang orang yang berada dikapal itu berenang menuju kapal kapal Ali, dan para awak menolongnya.
Melihat kejadian itu membuat para awak kapal Ali marah dan membalasi kedua kapal itu dengan tembakan dan panah. berusaha membuat lubang pada kapal perang almaut agar karam.
Kapal penjaga yang sedari tadi diatas kapal selam membalas dengan sebuah tembakan meriam dan berhasil mengenai kapal perang almaut. sebuah lubang terbentuk di sisi kapal namun tidak karam.
Kapal disamping kapal perang almaut bergerak kearah kapal kapal Ali, dengan kecepatan tinggi. Ia memutari kapal perang Almaut dan bermanuver. Berbelok dan bergerak lurus mengarahkan moncong kapalnya dan menubrukan diri kekapal mister Albert.
Suara tubrukan kapal terdengar keras dan kapal mister Albert hampir terbalik. Sisi kapal mister Albert hancur. dan kapal itu tidak diam, moncong kapalnya terus meringsek, menggesek sisi kapal mister Albert hingga seluruh sisinya hancur. Kini posisi mereka bersebelahan.